Andre pernah dihina, ditindas dan direndahkan di kotanya>>> Kini dia kembali untuk menuntut balas dan untuk melindungi gadis yang dicintainya.
Hari ini terjadi kehebohan di sebuah bandara di ibukota suatu negara, karena saat ini, ada tamu VVIP yang akan datang ke negara ini.
Persiapan sudah dilakukan oleh banyak orang sejak beberapa hari lalu. Banyak petinggi negara ini yang hadir di ruang VVIP bandara yang tempatnya terbatas itu, di luar ruangan VVIP, nampak ada banyak anggota militer dan polisi yang berjaga.
Di dalam ruangan VVIP, terlihat seperti rapat kenegaraan karena ada banyak Mentri yang hadir di dalam ruangan VVIP ini, bahkan dari kasak-kusuk yang terdengar, ternyata presiden juga ikut memantau acara ini dari istana.
Selain para menteri, para petinggi militer dan kepolisian, juga hadir di tempat ini, selain para pejabat papan atas tersebut, ada banyak pengusaha papan atas negeri ini yang hadir di ruangan ini, tapi anehnya, acara ini luput dari perhatian pers, karena ternyata para petinggi negeri ini, sudah wanti-wanti dari sejak jauh-jauh hari kalau tamu super penting yang akan datang sebentar lagi itu, tidak menghendaki ada konferensi pers dan tidak menghendaki kedatangannya diliput oleh pers.
"Sebenarnya The Special One itu, siapa sih, pa?" bisik Rima, istri dari Hartadji, salah seorang dari sepuluh besar orang terkaya di negeri ini.
"Dia itu berasal dari Amerika Serikat, empat tahun ini, dia jadi orang terkaya di negerinya, dia disebut sebagai The Special One karena semua Aplikasi terkenal sekarang ini di internet adalah hasil ciptaannya. Dia juga berhasil menciptakan banyak mesin canggih sehingga tercipta banyak hasil tambang baru hingga perusahaannya menjadi perusahaan terbesar di dunia."
"Wow... hebat banget." Rima berdecak kagum mendengar kehebatan The Special One itu.
"Bukan hanya itu, dia juga terkenal di dunia saham, perusahaan sahamnya menjadi perusahaan saham terbesar di Amerika dan dunia. Dia juga membeli banyak bank dan perusahaan asuransi kelas menengah bahkan hampir bangkrut, tapi, hanya dalam beberapa bulan saja, Bank dan perusahaan asuransi itu disulapnya menjadi Bank dan perusahaan asuransi raksasa."
"Wow! Seandainya dia masih muda, aku mau menjodohkan dia dengan anak kita, pa. Tapi, kalau dia sudah sesukses itu, pasti orangnya sudah tua."
"Aku tidak tahu rupa dan umurnya karena dia tidak mau diliput dan di foto oleh majalah manapun, orangnya sangat misterius. Oh iya, kamu tahu kenapa kita semua kumpul di ruangan ini?" tanya Hartadji.
"Tidak. Memang kenapa?" tanya Rima penasaran.
"Saat beberapa hari lalu, terdengar kabar kalau The Special One akan mengunjungi negeri ini, kita semua langsung menyambutnya karena mengharapkan investasi."
"Investasi?"
"Ya. Setahun belakangan ini, di setiap negara yang dia singgahi, negara-negara itu mendapatkan kucuran banyak investasi darinya dan bukan hanya investasi, dia juga membawa transfer teknologi kepada negara-negara itu sehingga negara yang teknologi pertaniannya masih kurang, tiba-tiba meningkat berkali lipat dengan investasi dan transfer teknologi yang dilakukan The Special One dan perusahaannya itu. Tidak hanya di bidang pertanian, dia juga investasi di bidang lainnya."
"Hebat banget. Ckckck."
"Karena itulah, waktu mendengar The Special One akan datang ke negara kita ini, pemerintah kita langsung sibuk mengatur semuanya, pemerintah ingin mendapatkan kucuran dana investasi dari The Special One itu, pemerintah juga mengundang kalangan pengusaha seperti kita, untuk menjadi mitra investasi bagi The Special One."
"Mudah-mudahan kita bisa dapat investasi ya, pa."
"Mudah-mudahan, ma."
"Pasti hebat kalau anak kita bisa dinikahi sama dia, tapi The Special One itu, pasti sudah tua dan sudah menikah."
"Soal tua atau muda, aku gak tahu, yang jelas, aku dapat kabar kalau dia belum menikah," kata Hartadji.
Saat ini, terdengar derap langkah kaki beberapa orang dari arah pintu belakang, Hartadji dan Rima langsung menghentikan pembicaraan mereka untuk menyaksikan kedatangan beberapa orang itu.
Saat ini tamu super penting itu masuk ke dalam ruang VVIP ini. Dia baru saja turun dari pesawat dan masuk ke dalam ruangan VVIP ini didampingi oleh dua orang asistennya dan juga didampingi oleh menteri luar negeri di negara ini.
Semua hadirin langsung berdiri dan tersenyum ke arah empat orang yang baru datang ini. Mereka berdiri menyambut kedatangan The Special One itu.
"The Special One itu yang mana?" bisik seorang menteri kepada Menteri lainnya, Mentri yang ditanya itu, cuma bisa mengangkat bahu karena dia juga sama tidak tahunya. Mereka semua sudah tahu sepak terjang the special one orang yang mengguncang dunia dalam 4 tahun belakangan ini tapi belum tahu yang mana orangnya.
The Special One duduk di depan sambil sibuk dengan handphonenya, wajah tampannya tertutup oleh masker kain, hanya dua asistennya yang berdiri di samping kiri dan kanannya yang meminta para petinggi negeri ini untuk duduk kembali.
Para petinggi negeri ini tidak merasa tersinggung dengan sikap The Special One ini, karena mereka merasa, merekalah yang membutuhkan The Special One ini, sehingga walaupun sikap The Special One sejak masuk ke ruangan VVIP ini agak cuek kepada mereka, tapi mereka masih tetap memasang senyum ke arah The Special One ini.
Seorang menteri bernama Sanjaya yang memang di daulat untuk menjadi juru bicara utama, kini bangkit berdiri dan mengucapkan selamat datang kepada The Special One dalam bahasa Inggris.
"Merupakan kehormatan bagi kami bisa menerima orang sebesar Anda ini di negara kami, kami tidak menyangka kalau kami akan menerima kunjungan dari Anda di negara ini, setelah setahun belakangan ini, banyak investasi dari Anda yang cuma mampir di negara-negara tetangga kami dan tidak pernah mampir di negara kami, akhirnya, Anda datang juga di negeri kami ini."
Asisten The Special One yang bernama Richard Kyle berkata," The Special One datang ke negeri ini, karena memang ada keperluan di negeri ini. Negeri ini sudah lama jadi pantauan The Special One. The Special One juga ingin berinvestasi disini and by the way, The Special One tahu bahasa negeri ini, jadi, untuk selanjutnya, Anda boleh memakai bahasa negeri ini."
Sanjaya dan hadirin lainnya agak terkejut mendengar The Special One ternyata tahu bahasa negerinya, tapi, karena mereka pikir The Special One adalah seorang jenius, mereka tidak berpikir macam-macam.
"Bagus. Inilah yang kami tunggu-tunggu, karena investasi dari The Special One pasti akan membuat makmur negeri ini dan rakyat di negeri ini, terima kasih The Special One," kata Sanjaya dengan bahasa negerinya, sambil membungkukkan tubuhnya ke arah The Special One yang masih diam di tempatnya itu.
"Tidak semudah itu, Pak Menteri, The Special One memang berencana berinvestasi di negara ini, tapi, dia meminta beberapa dukungan, barulah dia akan berinvestasi di negara ini," kata Richard Kyle.
"Kami mengerti. Kami akan menyediakan apapun yang diperlukan oleh The Special One. Pemimpin negeri ini sudah menginstruksikan kepada kami untuk membuat kesepakatan dengan The Special One, jadi, apapun syarat-syarat yang ditetapkan oleh The Special One akan kami turuti," kata Sanjaya.
"Kalau The Special One mungkin meragukan tentang tenaga buruh dan tenaga kerja di negeri ini untuk investasi yang akan ditanamkan di sini atau meragukan tentang keamanan maka, kami jamin kalau itu semua bisa kami sediakan di sini. Ada pemimpin kepolisian disini yang berjanji akan menyiapkan keamanan terbaik untuk investasi dari The Special One," kata menteri bernama Burhan Sidharta sambil bangkit berdiri dari kursinya.
"Bukan. Bukan itu. The Special One tidak pernah menghawatirkan soal tenaga kerja atau keamanan atau apapun itu dalam investasi di negeri ini. Tapi, syarat yang dikemukakan oleh The Special One cukup mudah," kata Richard Kyle.
Para petinggi negara kemudian menunggu, menunggu perkataan selanjutnya dari Richard Kyle itu. Richard adalah seorang bule berkebangsaan Amerika.
"Begini, The Special One sebenarnya pernah tinggal di negara ini dan di negara ini dia memiliki masalah hutang, dendam dan cinta kepada beberapa orang di negara ini, jadi The Spesial One yang akan tinggal sebulan di negara ini, meminta kalian melancarkan segala usahanya untuk menuntut balas semua hutang dendamnya kepada beberapa orang dan juga melancarkan hubungan cintanya dengan seorang gadis, itu saja syarat yang diminta oleh The Special One," kata Richard Kyle sambil menatap para hadirin.
Bab 1 The Special One
18/09/2023
Bab 2 Syarat yang Mudah
18/09/2023
Bab 3 Ulang Tahun Ayah
18/09/2023
Bab 4 Masih Dimusuhi
18/09/2023
Bab 5 Diusir dari Rumah Masa Kecil
18/09/2023
Bab 6 Kejutan yang Dibatalkan
18/09/2023
Bab 7 Pernikahan Paksaan
18/09/2023
Bab 8 Aku Keberatan
18/09/2023
Bab 9 Merebut Sherlyn
18/09/2023
Bab 10 Video yang Merusak Pernikahan
18/09/2023
Bab 11 Proyek Bandara
18/09/2023
Bab 12 Ditikung Sepupu
18/09/2023
Bab 13 Proyek untuk Sherlyn
18/09/2023
Bab 14 Membeli Restoran
18/09/2023
Bab 15 Membeli Restoran Bab 2
18/09/2023
Bab 16 Dana Awal Proyek
18/09/2023
Bab 17 Dicoret dari Permata Grup
18/09/2023
Bab 18 Keluar dari Permata Grup
18/09/2023
Bab 19 Masalah Tenaga Kerja
18/09/2023
Bab 20 Keajaiban Bersama Andre
18/09/2023
Bab 21 Pengeroyokan
23/09/2023
Bab 22 Kekuasaan Dibalas Kekuasaan
23/09/2023
Bab 23 Saingan dari Masa Lalu
23/09/2023
Bab 24 Pegawai yang Sombong
23/09/2023
Bab 25 Hukuman Pegawai Sombong
23/09/2023
Bab 26 Hendry masih belum Merestui
24/09/2023
Bab 27 Tender Online Dibuka
24/09/2023
Bab 28 Dua Tukang Fitnah
24/09/2023
Bab 29 Aib bagi Tukang Fitnah
24/09/2023
Bab 30 Mengikuti Lelang Proyek
24/09/2023
Bab 31 Arsitek Nomor Satu
26/09/2023
Bab 32 Kontak dengan Arsitek Nomor Satu
26/09/2023
Bab 33 Hendry Murka
26/09/2023
Bab 34 Membantu Devan
26/09/2023
Bab 35 Artis K-Pop untuk Adik Ipar
26/09/2023
Bab 36 Kehebatan the Special One
27/09/2023
Bab 37 Masa Lalu the Special One
27/09/2023
Bab 38 Ada Masalah Baru
27/09/2023
Bab 39 Membeli Pabrik Semen
27/09/2023
Bab 40 Masalah Stok Semen Teratasi
27/09/2023
Buku lain oleh FANDER
Selebihnya