Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Gairah Sang Majikan
"Toloooooong!"
Suara teriakan perempuan meminta tolong sayup terdengar di telinga Arang, seorang gelandangan yang sedang mengais tempat sampah mencari sisa makanan di belakang klub malam Tango.
"Ja-jangan, Tuan! Jangan!"
Suara perempuan itu kembali terdengar. Arang yang merasa penasaran segera mencari dari mana datangnya sumber suara itu berasal. Dengan hati-hati, Arang mengendap-endap menuruni anak tangga darurat yang menuju lantai basemen yang menjadi tempat parkir pengunjung gedung klub Tango.
Sreeeeeet!
Dari balik mobil, Arang menyaksikan dua orang bertubuh besar sedang memegangi seorang perempuan muda dan cantik. Salah satu dari mereka telah merobek blus yang ia kenakan, hingga tersisa hanya bra yang menutupi buah dadanya yang sedikit menyembul keluar.
"Tolong, jangan lakukan, Tuan!" pinta wanita itu sambil berusaha menepis tangan jahil lelaki itu yang berusaha menyentuh payudaranya. Namun, dekapan lelaki lainnya yang memeganginya dari belakang, membuat wanita itu tak bisa berkutik ketika lelaki di depannya meremas dengan kasar kedua payudaranya.
"Biadab! Dasar ka-"
Makian wanita itu terhenti ketika mulut lelaki di depannya melumat rakus bibir merahnya. Sementara lelaki yang memeganginya dari belakang, juga tak mau tinggal diam. Tangan kanannya mulai masuk ke dalam rok panjang dengan belahan sampai ke paha wanita itu dan mulai menggerayangi bagian tubuh yang ada di dalamnya.
TIT! TIIIIIIIIIIIIIT!
Suara klakson panjang dari Roll Royce yang mendekat menghentikan aksi mereka. Lalu dari dalam mobil itu keluar laki-laki yang memakai tuxedo hitam dan dua orang pengawal lainnya yang berjalan mengikutinya dari belakang.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya lelaki itu dengan tenang.
Kedua orang itu buru-buru melepaskan wanita itu dan menunduk memberi hormat kepada lelaki yang baru saja tiba dan menanyai mereka.
"Maaf Tuan Kenzo! Kami hanya sedang bersenang-senang," jawab salah satu dari kedua orang itu.
"Hmmmm." Kenzo Barokwok, ketua gangster De Jangkriks hanya menatap tanpa ekpresi wanita cantik di depannya yang terduduk dengan bagian tubuh atas hanya tertutup bra. Sementara rok panjang dengan belahan panjang sampai ke pahanya tersingkap, mempertontonkan betisnya yang jenjang serta paha putih dan mulusnya.
"Dari mana kalian menemukan wanita jalang ini?" tanya Kenzo seraya mendekati wanita itu. Tubuhnya sedikit membungkuk, lalu tangan kanannya mencengkrang leher wanita muda berkacamata dan berambut pirang itu.
"Kami ...."
Belum usai salah satu dari kedua orang itu akan menjawab pertanyaan Kenzo, tangan kiri Kenzo Barokwok terangkat untuk memberi isyarat agar mereka tak berbicara.
"Siapa namamu, Manis?" tanya Kenzo kepada wanita itu, tangan kanannya yang masih mencengkeram leher wanita itu, menarik ke atas sehingga memaksa wanita itu untuk berdiri.
"Na-namaku ...."
CREEEEEES!
Sabetan wakizashi yang tiba-tiba sudah berada di tangan kanan wanita itu langsung memotong pergelangan tangan Kenzo hingga putus.
"Aaaaaaaaaaa." Kenzo Barokwok berteriak sambil melangkah mundur. Tangan kirinya memegangi tangan kanannya yang telah terpotong dan berlumuran darah. Dua lelaki yang datang bersama Kenzo segera berlari dan menahan tubuh Kenzo yang limbung agar tidak terjatuh.
“Perempuan jalang! Bunuh dia!” teriak Kenzo memberi perintah.