Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Affair With Ex Husband

Affair With Ex Husband

Embun Nada

5.0
Komentar
148
Penayangan
5
Bab

"Hans, mengapa kamu tiba-tiba kembali di saat aku sudah mulai melupakanmu? Apakah melihatku tersiksa adalah sebuah kesenangan dalam hidupmu?" -Freya Ralinsha- "Aku tidak bermaksud untuk meninggalmu, Freya. Ada alasan yang belum bisa ku katakan padamu untuk saat ini. Jika waktunya tiba, aku akan mengatakan semuanya yang telah terjadi selama 5 tahun ini. Percayalah..! Kembalilah padaku, Freya..." -Hans Alexander Zelig- Sebuah pernikahan yang terjadi berlandaskan cinta tak di restui hingga berujung pada perpisahan 5 tahun lamanya. Setelah Freya mulai melupakan Hans yang di anggapnya telah menjadi MANTAN, tiba-tiba saja kembali dan mengusik hati yang mulai tenang dengan adanya pria lain disisinya. Akankah Hans mampu mengambil kembali hati Freya yang sudah di curi seseorang? Apa alasan sebenarnya Hans meninggalkan Freya 5 tahun lamanya? Mampukah Freya bertahan menjalani hubungan dengan pria lain di saat sang mantan kembali?

Bab 1 Bertemu Kembali

Setelah sekian lama seorang Freya Ralinsha hidup dengan tenang paska kepergian mantan suaminya. Tiba-tiba saja, dan tanpa permisi sang mantan suami–orang yang selalu dibenci sekaligus dirindukan itu muncul. Dan kehadirannya pula, mungkin awal dari kesialan serta keberuntungan bagi Freya yang selama ini menunggu dibalik kata benci.

"Tunggu, kamu mau pergi kemana Fey?" Cegah seorang pria bertubuh tinggi tegap itu dengan tatapan sendu. Tangannya sudah mencekal lengan dengan kuat, tidak memperbolehkan seorang wanita bernama Freya pergi.

Langkah Freya terhenti sejenak, ia kaget mendengar suara yang amat sangat dikenal meski tidak mendengarnya selama 5 tahun ini. 'Hans!' Batinnya.

Karena hatinya belum siap dengan kehadiran Hans yang tiba-tiba, sontak Freya membalikkan badan dan menatap tajam pria di depannya dengan tubuh gemetar. Tidak lupa, dia menepis dengan kasar cekalan dari Hans, dan itu membuat Hans menatap Freya sendu dan semakin menyadari kesalahannya.

"Buat apa kamu tiba-tiba muncul lagi di hadapanku, Hans! Belum cukup kamu nyakitin aku 5 tahun ini, huh?" Ucap Freya tanpa basa-basi dengan menahan gejolak di hatinya.

Hans mencoba meraih kedua tangan Freya, namun dengan cepat ditepis. Tidak ada yang bisa Hans lakukan di pertemuan tidak sengaja mereka kali ini selain meminta maaf.

"Maaf. aku tahu, aku salah dan telah menyakitimu. Tapi Fey, ada alasan mengapa aku-"

"Cukup! Berhenti membuat alasan. Hubungan kita sudah berakhir saat kamu tiba-tiba berubah dan meninggalkan ku. Udah cukup 5 tahun ini aku bersabar demi kamu. Tapi, apa yang kamu lakukan padaku, nggak ada, Hans. Please.. jangan ganggu aku lagi." Freya mengakhiri pembicaraan mereka sepihak.

"Apa kamu sedang menguji kesabaranku, Fey!" Gumam Hans.

Emosinya terpancing.

Karena Freya tidak mau mendengarkan penjelasannya, Hans yang kalap menarik tubuh Freya dalam dekapannya dan mendaratkan ciuman paksa tanpa memikirkan keadaan dan tempat mereka saat ini. Seketika Freya membelalakkan kedua matanya. Dia mencoba memberontak, tapi itu percuma. Hans lebih dulu mengunci pergerakan Freya dan menekan tengkuknya untuk memperdalam ciuman mereka.

"Mmpphh!" Freya menggelengkan kepalanya secara berantakan dengan tubuh yang mencoba lepas dari Hans. 'Tidak! Mengapa kamu melakukan ini padaku, Hans!' batin Freya berteriak frustasi. Kedua sudut matanya meneteskan air mata yang sudah tidak bisa ditahannya.

Napas Freya tercekat. Ciuman Hans terlalu kasar untuknya hingga Freya menggigit bibir lawan mainnya. Namun Hans tidak begitu saja melepas ciumannya. Dia justru semakin mempermainkan Freya hingga datang sosok wanita dari arah belakang mereka dan melepas pergulatan itu paksa dengan menarik Freya dan mendorongnya hingga tubuh Freya limbung.

"Apa-apaan ini!" teriak wanita itu tanpa menyembunyikan amarahnya. Dia memandang mereka–Hans dan Freya bergantian.

Antara kecewa dan benci, wanita itu tidak bisa mengendalikan amarahnya dan menatap nyalang ke arah Freya. Dia dengan mulus melayangkan sebuah tamparan keras pada pipi kiri Freya hingga menimbulkan suara.

Plak!

Wajah Freya seketika memerah dan sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah. Tangannya refleks memegangi wajahnya yang terasa panas dengan pandangan bingung. Semua terjadi terlalu cepat baginya.

"Sepertinya kamu tidak berubah, Hans. Ternyata kamu hanya sedang bermain-main denganku," gumam Freya dengan pandangan kecewa.

Tanpa kata, Freya Ralisha pergi meninggalkan Hans Alexander Zelig dengan air mata yang sudah berlinang. Diusapnya kasar air mata itu dengan punggung tangannya. 'Siapa wanita itu, Hans? Apakah dia kekasihmu? Lalu, mengapa kamu menciumku secara paksa jika sudah ada wanita lain dalam hidupmu? Sejujurnya, kalau kamu memang enggan untuk menjalani hidup bersamaku, buat apa kamu nikahin aku dulu? Meski aku amat sangat merindukan kehadiranmu, tapi kamu udah buat hatiku hancur, Hans. Cukup! udah cukup aku menangisi kamu kayak gini. Biarkan aku menyesuaikan hatiku dan berhenti muncul dihadapanku setidaknya untuk hari ini.' batin Freya sembilu. Sebisa mungkin, dia berlari sekuatnya agar menjauh dari mereka.

Kepergian Freya membuat Hans tersadar dengan keadaannya saat ini. "Rachel! Kamu sudah keterlaluan!" Hans dengan cepat menarik wanita yang tadi menampar Freya yang tidak lain adalah tunangannya-Rachel, agar berdiri tepat di depannya. Saat ini, mengejar Freya pun percuma. Wanita itu sudah terlanjur mendapatkan kembali rasa sakit itu darinya.

Rachel pun menoleh pada Hans dan menyeringai dengan tatapan tajam. "Bagus... jadi ini yang kamu lakukan di belakang aku, Hans! Kamu tahu, aku sudah menunggumu lama di dalam mobil, tapi kamu dengan asiknya bercumbu dengan jalang itu bahkan di depan umum! Wajar 'kan, kalau aku menamparnya!"

Tidak tahan dengan mulut Rachel yang sembarangan berbicara, Hans lantas melayangkan tamparan di pipi Rachel hingga meninggalkan bekas kemerahan.

Tidak menyangka kejadian itu dilakukan oleh orang yang dicintainya, wanita itu menatap dengan tatapan sulit diartikan. "Kamu berani melakukan ini padaku, Hans! Hanya karena wanita tidak jelas itu?!" Dia menggelengkan kepalanya, tidak ingin mempercayainya. Tapi hal itu benar-benar terjadi padanya.

"Iya, aku menampar mu. Karena kamu sudah keterlaluan, Rachel! Kamu tidak ada hak untuk mencampuri urusan pribadiku!" tegas Hans.

"Aku berhak, Hans! Kamu itu tunanganku! Bukankah kamu sendiri yang menyetujui pertunangan ini-"

Hans geram. Emosinya sudah diujung kepala.

Dia mendekatkan wajahnya pada Rachel dengan tatapan intimidasi. Kedua ujung jarinya menekan kedua sisi rahang Rachel hingga meringis kesakitan. "Aku memang menyetujui pertunangan ini, tapi itu karena kamu dan Papa mengancamku! Jangan pernah berpikir bahwa aku mencintai wanita gila sepertimu!"

Tatapan tajam itu seolah menembus langsung pada retina Rachel membuat wanita itu merasakan takut disudut hatinya. Namun, pantang bagi Rachel menunjukkan ketakutan pada lawan bicaranya. "Seperti yang kamu katakan. Aku memang wanita gila. Maka dari itu, aku pasti akan melaporkan tentang 'wanita' tadi pada Papamu!" Ancam Rachel sembari berusaha melepaskan cengkraman kuat itu.

Hans menghempaskan cengkramannya pada wajah mulus itu dan tertawa sumbang. "Hahaha... laporkan saja pada pria keparat itu. Kamu pikir aku takut!"

Dia kembali mendekatkan wajahnya pada Rachel yang mundur demi menghindarinya. Ujung jarinya mengangkat dagu Rachel agar menatapnya dan berkata. "Ingatlah ini, Rachel Zevanya Leonard! Aku pasti akan membatalkan pertunangan ini bagaimanapun caranya! Dan... jika kamu berani mencari masalah dengan wanita tadi. Maka, aku, Hans Alexander Zelig, tidak akan segan-segan untuk membuat hidupmu hancur!"

Hans membalikkan badan dan pergi setelah mengancam Rachel.

Wanita itu marah dicampakkan begitu saja, dia pun berteriak. "Aku pasti akan membuat wanita jalang itu hancur, Hans. Dan akan aku pastikan kamu mengemis dan bersujud di bawah kakiku karena telah berani mencampakkanku!"

Teriakan itu memicu orang-orang disekitar untuk melihat ke arah mereka. Namun Hans tidak memperdulikannya dan tetap pergi menuju ke mobilnya yang terparkir tidak jauh dari sana.

"Sial! Mengapa aku lupa bahwa masih ada wanita gila yang terus mengikutiku seperti parasit?!" gumam Hans.

Hans benar-benar lupa bahwa tadi dia sedang pergi bersama Rachel. Hanya bermodalkan alasan ingin membeli sesuatu, dia keluar dari mobil begitu melihat Freya yang tengah berjalan seorang diri di ujung jalan yang sepi tanpa memikirkan bahwa Rachel-wanita gila itu pasti akan menyusulnya.

"Semua perjuanganku menahan diri tidak bertemu Freya selama 5 tahun ini hancur karena kebodohanku. Seharusnya aku tidak melakukan 'hal itu' tadi. Sial! Sudah terlanjur terjadi, sepertinya aku harus menyusun rencana baru untuk mendekati Freya kembali."

Mobil sudah ada di depannya, Hans membuka pintu dan masuk lantas menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan Rachel disana dengan tatapan orang-orang.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku