Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
"Apa? Nikah?"
Dara tersentak kaget. Mata bulatnya makin membulat. Mama dan papanya serta tamu yang ada dirumahnya saja sampai terkejut. Halah, jangankan mereka, dia yang baru saja pulang dari rumah cantik miliknya juga terkejut dengan pernyataan mamanya tadi. Untung saja tidak jantungan.
"Astaga sayang. Duduk dulu."
Dara mendesah kesal. Saking terkejutnya dia tadi sontak berdiri.
"Gini, dengar sayang. Mama papa sama om Deri dan tante Windi..."
"Gak mau. Emang Dara apaan. Dara bisa kok cari jodoh sendiri. Gak perlu dicariin."
Mama dan tante Windi saling tatap.
"Sayang. Mama percaya kamu bisa cari sendiri. Ya meskipun sampai saat ini gak ada buktinya sih. Malah ditinggal nikah lagi."
Dara mendengkus. Secara terang-terangan mama menyindirnya.
"Tapi mama mohon, kali ini saja. Lagipula Dirga itu pria mapan. Ganteng lagi. Gak akan nyesel deh kamu nikah sama dia," bujuk mama. Sepertinya mama tak akan menyerah begitu saja.
"Kamu gak mungkin kan masih nungguin mantan pacar kamu yang udah ninggalin kamu itu?"
Sial! Kenapa mama membahas Raka lagi sih. Memang benar. Sebelumnya Dara berpacaran dengan Raka. Dan tiba-tiba saja Raka mengiriminya undangan pernikahan. Padahal posisi mereka masih pacaran. Sakit hati? Tentu saja.
"Terus mama nyuruh aku balas dendam gitu?"
"Ya itu sih terserah kamu. Kalau mama sih mending nikah aja sama Dirga. Dia juga baik dalam segala hal. Dan mama pastikan dia bakal kesal melihat kamu dapat yang berkali lipat lebih baik darinya."
Dara mulai terpancing omongan mamanya. Tentu saja dia benci dan dendam dengan Raka. Perasaan cintanya menguap begitu saja, berganti rasa benci yang amat sangat. Tante Windi dan om Deri sedari tadi diam saja. Mungkin mereka bingung dengan jalan pikir mamanya. Papa juga diam saja.
"Oke. Tapi apapun penampilan Dara, jangan ada yang protes," tegasnya.
"Maksudnya, sayang?"
"Iih, mama jangan tanya. Pokoknya nanti mau kayak mana Dara, jangan protes. Ini pilihan Dara."
Mereka berempat saling pandang. Karena Windi dan Deri belum tahu jalan pikir Dara, jadi mereka mengangguk pasrah. Mama minta persetujuan papa, dan papa juga mengangguk.
"Oke. Ingat. Ini perjanjian. Dara ke kamar dulu. Mau istirahat."
Gadis itu melenggang ke kamarnya. Suasana ruang tamu hening.
"Ah... haha... maaf ya jeng. Dara memang keras kepala."
"Gak apa sih Jeng. Cuma bingung, maksud perkataannya di akhir apa ya?"
"Kalau itu saya juga gak tahu. Tapi yang pasti, misi kita berhasil untuk menjodohkan mereka."
Mereka ketawa-tawa. Tanpa tahu apa rencana Dara. Yang pasti akan membuat mereka terkejut-kejut.
----------
Dirga Putra Respati. Seorang pengusaha yang terkenal dengan ketampanannya, badannya juga bagus. Proporsional. Sayangnya dia juga terkenal dengan sikap dinginnya. Acuh tak acuh dengan setiap wanita yang mendekatinya. Hanya mama dan papanya yang tahu alasan dibalik itu. Dirga benci wanita cantik. Dan sialnya para wanita itu malah berlomba dandan supaya terlihat paling cantik. Membuat Dirga makin kesal melihatnya.
Sementara Dara Prasdita Hanindya. Pemilik salon kecantikan yang sering dipakai para kaum petinggi. Kualitas make up nya jangan diragukan lagi. Pernah patah hati karena cinta. Pacarnya selama lima tahun tiba-tiba saja mengirim undangan pernikahan padanya. Seminggu dia terpuruk menangisi pacarnya. Tapi itu dulu. Kini dia beranjak bangkit lagi. Percuma menangisi brengsek.
Ke dua orang tua mereka yang ternyata bersahabat lama, menceritakan tentang kisah anak mereka masing-masing. Dan akhirnya timbul rencana untuk menjodohkan keduanya. Jangan dikira Dara itu jelek ya? Cantik. Dia sangat cantik malah. Meski tak tinggi, tapi dia pandai merawat diri. Tentu saja, dia kan pemilik salon kecantikan 'Beauty and Care Salon'.
Mereka belum pernah sekalipun bertemu. Jadi jangankan saling jatuh cinta, tahu wajahnya saja tidak. Tapi mereka saling menyetujui untuk menikah. Tentu saja dengan niat terselubung mereka. Biar gak disuruh-suruh nikah lagi. Untuk kehidupan rumah tangga, itu bisa dipikirkan nanti.
.
.
Lucunya, Dara dan Dirga menolak untuk saling bertemu lebih dulu. Sibuk. Alasan yang sama dari keduanya. Bahkan melihat poto masing-masing saja mereka malas. Ya mereka pikir untuk apa, percuma juga melihat poto kalau ujung-ujungnya, suka tidak suka tetap harus menikah.
Hari ini wedding day mereka. Pesta besar-besaran digelar. Jangan ditanya, mereka sama sekali tak ikut campur. Jadi kedua orang tua lah yang menyiapkan semuanya. Mungkin kalau bukan karena para orang tua yang ngebet pengen jodohin kedua anak mereka, mereka tak akan mau serepot ini.
Beauty and Care Salon yang jadi penata riasnya. Mama dan papa menyambut tamu di luar sana dengan senyum sumringah. Raut bahagia kedua orang tua itu tercetak jelas. Sangat berbeda dengan pria tampan berjas yang memasang wajah angkuhnya.
"Mbak yakin? Mau berpenampilan seperti ini?" Nana menatap berkedip, tak percaya dengan tingkah nekat bossnya itu.
"Lakukan saja, Na."