Cinta yang Tersulut Kembali
Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Membuat Lee Jaehyun marah berarti menabuh genderang perang. Tak ada siswa yang seberani Riana meski mereka sudah lama mengenal sosok Jaehyun.
"Sudah Rian! Hentikan! Jangan mencoret-coret mejanya lagi, nanti kamu bisa kena masalah," ucap Sera sembari menarik lengan tangan Rian.
"Tidak bisa, Sera. Ini tidak bisa dibiarkan begitu saja! Kalau dia mencoret-coret mejamu berarti kamu juga harus berani mencoret mejanya," ucap Rian dengan tangan yang masih sibuk mencoret meja yang ia tak tahu itu milik siapa.
Sementara anak-anak yang lain hanya bisa memandangi aksi yang dilakukan oleh Riana saat itu. Beberapa orang berbisik satu sama lain seolah membicarakan Rian, tapi ia tak mempedulikannya.
Belum selesai Rian mencoret-coret meja di hadapannya tiba-tiba anak-anak yang berada di dekatnya berlari berbondong-bondong menuju keluar.
"Dia datang! Dia datang," teriak anak-anak dengan kegirangan sembari berlari keluar menghampiri sosok yang membuat mereka histeris sampai-sampai tak sadar bahwa mereka telah menabrak tubuh Rian hingga ambruk ke lantai.
Dengan cepat Sera pun membantu Rian berdiri sebelum akhirnya ia membetulkan kacamata yang menempel di kedua matanya.
"Kamu nggak kenapa-kenapa, kan?" tanya Sera memastikan keadaan Rian.
Rian pun menganggukkan kepalanya pelan. "Aku baik-baik saja kok," jawabnya sembari membenahi penampilannya yang sedikit berantakan karena terjatuh tadi.
"Ini pegang lah. Sekarang aku pergi dulu, ya. Aku harus ke kantor kepala sekolah. Ingat! Kalau orang ini membully mu lagi, kamu harus melawannya atau kamu bilang saja padaku biar aku beri pelajaran dia," ucap Rian sembari tersenyum pada Sera.
Sera pun membalas senyuman Rian sembari menganggukkan kepalanya. "Iya Rian. Terima kasih ya kamu sudah menolongku," ucap Sera dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sudah tidak usah menangis. Ya sudah kalau begitu aku pergi dulu." Rian pun melangkahkan kakinya meninggalkan Sera di dalam ruangan kelas sendiri dengan tangan yang masih melambai ke arah Sera.
Perlahan lambaian tangan itu pun menghilang dan Rian tak lagi terlihat. Kini hanya tinggal ia seroang yang ada di dalam kelas menatap meja Jaehyun yang sudah penuh dengan coretan tangan Rian.
Seketika lamunan Sera menjadi buyar saat sosok paling populer di sekolah masuk ke dalam kelas diikuti dengan gerombolan siswi-siswi yang terobsesi dengan ketampanan Jaehyun tanpa melihat sikap yang dimilikinya.
"Kamu, kenapa berdiri di tempat dudukku?" tanya Jaehyun saat ia telah sampai di tempat duduknya. Tatapannya tajam menatap ke arah Sera sementara Sera hanya bisa menunduk.
Tangannya gemetaran saat melihat tatapan Jaehyun yang begitu tajam. Apalagi saat Jaehyun melirik ke atas meja miliknya yang sudah penuh dengan coretan. Jaehyun semakin melotot pada Sera.
"Emmm J-jaehyun, aku bisa jelaskan ini! Ini bukan ulahku," ucap Sera berusaha menjelaskan. Namun, Jaehyun malah tersenyum menyeringai padanya membuat Sera semakin gemetaran.
Dengan kuat, Jaehyun menggaet tangan Sera dan mencengkeramnya kuat sementara anak-anak yang lain hanya berani melihat tak berani menolong.
"A-ampun Jaehyun. Aku minta maaf," ucap Sera dengan suara bergetar.
"Beraninya kamu melakukan ini! Kamu sudah bosan bersekolah di sini hah!" Bentak Jaehyun dengan mata melotot membuat Sera semakin ketakutan.
"Bukan aku yang melakukannya, Jaehyun," jelas Sera lagi.
"Kalau bukan kamu lalu siapa hah! Kamu pasti mau balas dendam padaku karena sudah mencoret-coret mejamu kemarin, kan!" Jaehyun menaikkan nada tingginya.
Namun, dengan cepat Jaehwan menahan dan menenangkan Jaehyun yang sudah telanjur emosi.
"Aku rasa dia tidak mungkin seberani itu melakukan semuanya ini. Aku yakin ada orang lain yang sudah melakukannya," bisik Jaehwan pada Jaehyun.