Suddenly Love

Suddenly Love

Sijimatul

5.0
Komentar
1.7K
Penayangan
18
Bab

Berkisah tentang Seorang Wanita yang bernama Raisa yang ingin mengatakan cintanya pada sahabat masa kecilnya yang bernama Bayu,namun ternyata Bayu malah menyukai Vanes sahabat Raisa. Disaat sudah patah hati, hadirlah Raihan yang merupakan partner bisnis Bayu,Raihan menyukai Raisa pada pandangan pertama, namun Raisa sepertinya tidak menyadari hal itu. Bagaimana kisah cinta Raisa dan Raihan, apakah mereka akan bersatu?

Bab 1 Vanes

Apa kalian juga pernah mempunyai cinta pertama? Ya aku mempunyai cinta pertama dimasa kecilku.

Namanya Bayu,dia adalah tetangga lamaku,kami kemana-mana selalu berdua, perasaan cinta itu mulai datang dengan sendirinya.

Tapi hatiku sedih ketika Bayu dan keluarganya harus pindah keluar kota karena bisnis keluarga.

Saat Bayu pindah,rasanya separuh hatiku juga ikut pindah,aku merindukan Bayu yang setiap hari selalu ada disampingku,namun sekarang Bayu sudah pergi, meninggalkan aku dengan kenangan yang mungkin tidak akan aku lupa seumur hidupku.

"Apa kamu masih memikirkan tentang cinta pertamamu itu?" Vanes yang sedari tadi duduk disampingku mungkin sudah bosan mendengar ceritaku tentang Bayu.

Vanes lantas berdiri dari tempat duduknya dan mulai melihat keluar jendela kamarku.

"Tentu saja, karena cinta pertama itu tidak mudah dilupakan!" Aku juga ikut melihat keluar jendela seperti yang dilakukan Vanes.

Diluar tampak adikku dan adiknya Vanes tengah bermain bola bersama dengan beberapa orang temannya.

"Anak anak itu,kenapa harus main ditengah jalan?" Omel Vanes.

" Namanya juga anak anak, sekarang ayo cerita,siapa cinta pertamamu?" Tanyaku pada Vanes.

"Tidak ada,aku tidak pernah jatuh cinta,kamu tahu sendirikan banyak lelaki yang mengejar ku,jadi aku rasa cinta pertama ku tidak ada!"

Ya,Vanes memang wanita cantik dan pandai bersosialisasi,semua lelaki menyukai dia dan juga hampir semua lelaki di lingkungan kami patah hati dibuatnya, karena Vanes menolak cinta mereka.

"Aku akan pergi ke pesta malam ini,apa kamu mau ikut?"

"Kali ini dengan siapa?" Aku melipat kedua tangaku ke dada.

"Arya!"

"Sekarang Arya, Minggu lalu Deni,Bulan lalu Galih dan bulan bulan lalunya..!" Vanes menutup mulutku dengan kedua tangannya, mungkin dia kesal padaku karena aku mengungkit semua mantan pacarnya.

"Jangan keras keras.Nanti mamaku tahu!" Vanes menempelkan telunjuknya ke bibir ku.

"Baiklah aku akan diam sekarang!" Aku mengangkat kedua tanganku.

"Bagus,malam ini aku pergi jam delapan, pulangnya aku belum tahu,aku akan tidur disini malam ini!"

Aku hanya menggelengkan kepalaku melihat tingkah Vanes yang selalu suka seenaknya,dia akan pamit pada orangtuanya untuk tidur dirumah ku,tapi nyatanya dia akan berpesta semalaman dan pulang kalau sudah mau pagi.

"Kapan kamu akan merubah kebiasaan burukmu itu Vanes? Tidak bisakah kamu diam dirumah saja,aku sudah lelah harus berbohong pada orang tuamu!" Keluhku.

"Jangan begitu, kalau bukan kamu lalu siapa lagi yang akan membantuku,kamu kan sahabat terbaikku Raisa!" Vanes mencubit kedua pipiku.

"Terserah kamu saja!"

Aku kembali merapikan novel novel yang tadi aku baca bersama dengan Vanes.

Aku memang menyukai novel novel apalagi novel novel dengan kisah cinta yang romantis,aku membayangkan kalau nantinya aku akan mendapatkan seorang lelaki yang tampan dan mencintai aku seperti kisah cinta di novel yang aku baca.

"Raisa,Vane. apa kalian masih lama di kamar,mamamu mau pulang ini !" Teriak ibuku dari luar.

"Iya Tante!"

"Sebaiknya kamu pulang sekarang,mamamu juga sudah mau pulang!"

"Baiklah,jangan lupa malam ini,oke!" Vanes mengacungkan jempolnya padaku sebelum dia membuka pintu kamarku.

Sementara itu aku juga ingin keluar, tapi sebelumnya aku menyimpan dulu novelku,biar tidak ditemukan oleh Raka adik lelakiku yang sekarang sudah memasuki masa puber.

Setelah memastikan semua novel novelku disimpan dengan baik,aku langsung keluar kamar.

"Apa yang kalian bicarakan di kamar? sampai sampai kalian tidak keluar sama sekali!" Ujar mamanya Vanes saat sudah melihat aku keluar kamar.

"Biasalah ma,anak perempuan!"

Mama Vanes mendekus kesal mendengar jawaban Vanes, sementara aku dan ibu hanya tersenyum saja.

"Ayo kita pulang,mama belum masak, panggil juga adikmu Vanes,hari hari main terus, sampai lupa waktu!" Omel mama Vanes sambil membuka pintu rumahku.

"Iya ma!"

"Apa bajunya mau di pasang Payet yang tadi jeng? " Tanya ibu pada mamanya Vanes sebelum dia benar benar pergi.

"Tidak usah jeng,nanti biayanya makin bertambah, kamu kalau minta upah sangat mahal,aku maklum sih, karena lakukan seorang janda, jadi seperti yang kita sepakati tadi saja!"

Ada sedikit rasa kesal di hatiku saat mendengar ucapan mama Vanes yang selalu seenaknya, tanpa mempedulikan perasaan orang lain.

Ibuku memang tukang jahit dan membuka toko baju di depan rumah kami,bukan sekali atau dua kali mama Vanes bicara seperti itu.

Ayahku sudah lama meninggal dunia, karena mengalami kecelakaan.

"Baiklah, seperti yang kita sepakati tadi jeng!" Jawab mama dengan senyuman yang dipaksakan.

"Ya,ayo Vanes kita pulang!" Ajak mamanya.

Vanes malah tersenyum padaku,aku tahu arti senyumnya itu.

Aku hanya mengangguk, mengiyakan saja.

Setelah kepergian Vanes dan mamanya,Ibu kembali menjahit baju yang dipesan oleh para konsumennya.

"Raisa jemput adikmu,kenapa dia belum pulang?" Ibu berkata sambil menggunting kain kain yang akan dijadikan baju.

"Iya Bu!"

Bugh!

Aku yang baru keluar dari rumah mendengar suara yang sangat keras,aku lantas melihat kearah suara keras itu dan ternyata,adikku dan adiknya Vanes telah merusak kaca spion mobil yang terparkir di depan jalan.

Aku sangat kaget, ditambah lagi pemilik mobil tersebut mendatangi adikku,aku harus menyelesaikan masalah ini sendiri,jangan sampai ibuku tahu akan hal ini.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku