Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Dara dan Randy baru saja menikah, mereka menikah karena sesuatu yang harus menyebabkan mereka menikah, yaitu mereka dituduh berbuat mesum.
Semua bermula dari Dara yang berlibur di kampung tempat Neneknya bersama sepupunya. Entah bagaimana kejadiannya Dara dan Randy kepergok warga dan para warga menuduh mereka sedang berbuat mesum. Para warga pun marah dan membawa mereka berkumpul di rumah ketua Rt di desa tersebut.
"Bapak-bapak, ibu-ibu. Ini semua tidak seperti yang kalian kira, memang saya dan mas ini tadi sedang berdua saja, tapi kami tidak melakukan apa-apa. Tadi saya cuma minta tolong pada mas ini, untuk membantu saya membuang ulat bulu yang nyangkut di baju saya," Dara berusaha untuk menjelaskan.
"Iya, semua yang dikatakan mba ini betul, Pak," Randy membenarkan ucapan Dara.
Randy saja tidak mengenal gadis tersebut, tahu namanya saja tidak. Dia cuma berniat menolong saja. Malah dituduh berbuat mesum.
Para warga menuntut mereka untuk segera dinikahkan sesuai dengan hukum adat di kampung mereka. Jika ada yang ketahuan berbuat mesum akan dinikahkan saat itu juga.
Dara yang mendengar itu langsung menangis dan tubuhnya gemetar bagaimana bisa? Dia akan menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dia kenal. Bertemu saja baru tadi.
Tetapi warga tidak percaya pada penjelasan dua orang anak manusia tersebut. Mereka bilang maling mana ada yang ngaku. Terdengar teriakan dan berbagai umpatan keluar dari mulut mereka. Dara hanya menduduk takut dan tubuhnya gemetar di sertai isak tangis yang tertahan. Sinta sepupunya yang sedang menemaninya liburan, memeluk tubuh Dara yang tengah gemetaran.
Pak Rt dan pak Lurah, menyuruh Dara dan Randy untuk menghubungi orang tua mereka masing-masing untuk segera datang. Orang tua Dara berada di kota, dan jarak dari kota ke desa memakan waktu 5 jam perjalanan. Sedangkan Randy sendiri, dia sudah yatim piatu.
Pak Rt dan Pak Lurah meminta para warga agar segera bubar. Dara memeluk Neneknya, dan menangis histeris. Pak Rt bilang besok mereka akan berkumpul lagi di rumah Neneknya Dara.
Dara menatap tajam ke arah Randy, ia merasa ini semua terjadi karena ulah Randy, padahal dia sendiri yang meminta pertolongan Randy.
Sedangkan Randy hanya menduduk dan diam saja, tak tahu harus berbuat apa. Ia benar-benar syok. Niatnya datang ke Desa ini, ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya, malah dapat musibah begini.
======
Bunda dan Ayah Dara sudah tiba di rumah neneknya, orang tua dari Ayah Dara. Dara pun berlari dan menghambur ke pelukan Bundanya, lalu ia menangis dengan suara keras.
Dara menceritakan kejadian sebenarnya pada kedua orang tuanya secara jelas dan lengkap, tanpa ada yang tertinggal sedikit pun.
"Bunda, Ayah tolong Dara! Dara gak mau nikah sama laki-laki itu. Dia orang kampung Ayah, aku gak mau jadi orang kampung dan tinggal di sini, Bunda." Dara semakin menangis dengan keras.
"Sudah, tenangkan dirimu, Sayang! Kita lihat saja nantin keputusan para warga dan aparat di desa ini," kata Bunda Dara, sambil memeluk dan mengelus elus kepala anaknya yang masih sesegukan.
Dara sendiri adalah anak manja dan keras kepala, semua yang dia mau harus dituruti. Apalagi Bundanya sangat memanjakannya.
Keesokan paginya Pak Lurah dan para warga sudah ramai berdatangan, mereka berkumpul di rumah Nenek Dara. Untuk mendengar dan memastikan agar Dara dan Randy di nikahkan.
Di dalam rumah, sudah ada Pak Rt, Pak lurah, beberapa orang warga dan kedua orang tua Dara . Mereka berbicara serius, dan keputusannya sudah bulat mereka akan segera dinikahkan. Warga Desa takut Desa mereka akan kena bala atau musibah jika ada orang yang berbuat mesum tidak dinikahkan.
"Maaf sebelumnya, Pak Lurah dan Pak Rt, apa tidak ada solusi lainnya selain menikah? Kami benar-benar tidak melakukan apapun. Saya hanya membantunya saja membuangkan ulat di bajunya," ucap Randy dengan sopan dan tenang.
"Bapak juga tidak tahu, kamu tahu sendirikan gimana keadaan dan adat istiadat di kampung ini? Karena kamu besar di sini," ucap Pak Rt, Randy yang mendengar itu hanya bisa diam dan kembali mendudukkan wajahnya. Sial benar nasibnya tiba-tiba harus menikah dengan jalan seperti ini.
"Jadi bagaimana, Pak? Kami takut warga marah jika mereka tidak dinikahkan sekarang juga. Mereka tak mau Desa ini kena bala dan musibah.
"Ya, mau bagaimana lagi. Kami setuju dengan pernikahan ini," ucap Pak Ali, ayahnya Dara.
Dara dan Randy terkejut, mendengar Pak Ali yang menyetujui pernikahan ini.
"Apa... aku gak mau, yah! Aku gak mau menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak aku kenal, aku gak mau nikah sama dia, Ayah!" pekik Dara sambil menangis.
"Dia orang kampung Ayah. Kok Ayah tega nikahin anaknya sama orang kampung, aku gak mau, ayah! Aku mau nikah dengan orang yang aku sukai dan cintai."