Tiba-tiba menikah dengan lelaki asing yang bahkan belum pernah bertemu sebelumnya membuat kehidupan Dara Anastasya berubah 180 derajat. Pernikahan mereka tak berjalan seperti pernikahan pada umumnya. Randy Wijaya seorang lelaki yang lemah lembut, penyabar, dan bertanggung jawab bertekad akan membuat istrinya itu jatuh hati padanya walaupun jalannya tak mudah.
Dara dan Randy baru saja menikah, mereka menikah karena sesuatu yang harus menyebabkan mereka menikah, yaitu mereka dituduh berbuat mesum.
Semua bermula dari Dara yang berlibur di kampung tempat Neneknya bersama sepupunya. Entah bagaimana kejadiannya Dara dan Randy kepergok warga dan para warga menuduh mereka sedang berbuat mesum. Para warga pun marah dan membawa mereka berkumpul di rumah ketua Rt di desa tersebut.
"Bapak-bapak, ibu-ibu. Ini semua tidak seperti yang kalian kira, memang saya dan mas ini tadi sedang berdua saja, tapi kami tidak melakukan apa-apa. Tadi saya cuma minta tolong pada mas ini, untuk membantu saya membuang ulat bulu yang nyangkut di baju saya," Dara berusaha untuk menjelaskan.
"Iya, semua yang dikatakan mba ini betul, Pak," Randy membenarkan ucapan Dara.
Randy saja tidak mengenal gadis tersebut, tahu namanya saja tidak. Dia cuma berniat menolong saja. Malah dituduh berbuat mesum.
Para warga menuntut mereka untuk segera dinikahkan sesuai dengan hukum adat di kampung mereka. Jika ada yang ketahuan berbuat mesum akan dinikahkan saat itu juga.
Dara yang mendengar itu langsung menangis dan tubuhnya gemetar bagaimana bisa? Dia akan menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak dia kenal. Bertemu saja baru tadi.
Tetapi warga tidak percaya pada penjelasan dua orang anak manusia tersebut. Mereka bilang maling mana ada yang ngaku. Terdengar teriakan dan berbagai umpatan keluar dari mulut mereka. Dara hanya menduduk takut dan tubuhnya gemetar di sertai isak tangis yang tertahan. Sinta sepupunya yang sedang menemaninya liburan, memeluk tubuh Dara yang tengah gemetaran.
Pak Rt dan pak Lurah, menyuruh Dara dan Randy untuk menghubungi orang tua mereka masing-masing untuk segera datang. Orang tua Dara berada di kota, dan jarak dari kota ke desa memakan waktu 5 jam perjalanan. Sedangkan Randy sendiri, dia sudah yatim piatu.
Pak Rt dan Pak Lurah meminta para warga agar segera bubar. Dara memeluk Neneknya, dan menangis histeris. Pak Rt bilang besok mereka akan berkumpul lagi di rumah Neneknya Dara.
Dara menatap tajam ke arah Randy, ia merasa ini semua terjadi karena ulah Randy, padahal dia sendiri yang meminta pertolongan Randy.
Sedangkan Randy hanya menduduk dan diam saja, tak tahu harus berbuat apa. Ia benar-benar syok. Niatnya datang ke Desa ini, ingin mengunjungi makam kedua orang tuanya, malah dapat musibah begini.
======
Bunda dan Ayah Dara sudah tiba di rumah neneknya, orang tua dari Ayah Dara. Dara pun berlari dan menghambur ke pelukan Bundanya, lalu ia menangis dengan suara keras.
Dara menceritakan kejadian sebenarnya pada kedua orang tuanya secara jelas dan lengkap, tanpa ada yang tertinggal sedikit pun.
"Bunda, Ayah tolong Dara! Dara gak mau nikah sama laki-laki itu. Dia orang kampung Ayah, aku gak mau jadi orang kampung dan tinggal di sini, Bunda." Dara semakin menangis dengan keras.
"Sudah, tenangkan dirimu, Sayang! Kita lihat saja nantin keputusan para warga dan aparat di desa ini," kata Bunda Dara, sambil memeluk dan mengelus elus kepala anaknya yang masih sesegukan.
Dara sendiri adalah anak manja dan keras kepala, semua yang dia mau harus dituruti. Apalagi Bundanya sangat memanjakannya.
Keesokan paginya Pak Lurah dan para warga sudah ramai berdatangan, mereka berkumpul di rumah Nenek Dara. Untuk mendengar dan memastikan agar Dara dan Randy di nikahkan.
Di dalam rumah, sudah ada Pak Rt, Pak lurah, beberapa orang warga dan kedua orang tua Dara . Mereka berbicara serius, dan keputusannya sudah bulat mereka akan segera dinikahkan. Warga Desa takut Desa mereka akan kena bala atau musibah jika ada orang yang berbuat mesum tidak dinikahkan.
"Maaf sebelumnya, Pak Lurah dan Pak Rt, apa tidak ada solusi lainnya selain menikah? Kami benar-benar tidak melakukan apapun. Saya hanya membantunya saja membuangkan ulat di bajunya," ucap Randy dengan sopan dan tenang.
"Bapak juga tidak tahu, kamu tahu sendirikan gimana keadaan dan adat istiadat di kampung ini? Karena kamu besar di sini," ucap Pak Rt, Randy yang mendengar itu hanya bisa diam dan kembali mendudukkan wajahnya. Sial benar nasibnya tiba-tiba harus menikah dengan jalan seperti ini.
"Jadi bagaimana, Pak? Kami takut warga marah jika mereka tidak dinikahkan sekarang juga. Mereka tak mau Desa ini kena bala dan musibah.
"Ya, mau bagaimana lagi. Kami setuju dengan pernikahan ini," ucap Pak Ali, ayahnya Dara.
Dara dan Randy terkejut, mendengar Pak Ali yang menyetujui pernikahan ini.
"Apa... aku gak mau, yah! Aku gak mau menikah dengan lelaki yang sama sekali tidak aku kenal, aku gak mau nikah sama dia, Ayah!" pekik Dara sambil menangis.
"Dia orang kampung Ayah. Kok Ayah tega nikahin anaknya sama orang kampung, aku gak mau, ayah! Aku mau nikah dengan orang yang aku sukai dan cintai."
"Semua sudah terjadi, Dara. Jadikan ini pelajaran agar kamu bisa menghargai orang lain! belajarlah menerima sesuatu dengan ikhlas! Tidak semua keinginanmu harus dituruti, kali ini ayah tidak bisa membantumu. Selama ini kami selalu menuruti keinginanmu, saat ini ayah minta kamu yang menuruti keinginan ayah," tegas pak Ali.
"Huhuu... aku gak mau, Ayah! Aku gak mau nikah dan tinggal di sini."
"Sudahlah, sebenarnya, Nak Randy ini tidak tinggal di sini. Dia bekerja di kota."
Paling cuma kerja jadi karywan rendahan, batin Dara.
Apa kata teman-temannya nanti, seorang Dara Anastasya Hermawan, menikah dengan lelaki kampung karena digrebek dan dituduh berbuat mesum lagi. Itu benar-benar memalukan, Dara benar-benar gak mau hal itu sampai terjadi.
"Tolong, persiapkan pernikahannya, Pak. Kami sebagai orang tua menerima pernikahan ini!" ucap Pak Ali selanjutnya.
Para warga membantu menyiapkan pernikahan Dara dan Randy, sesuai adat dan tradisi di kampung mereka.
"Sebenarnya, nak Randy sendiri sudah yatim piatu, Pak." Ucap Pak Rt, yang mengetahui tentang Randy.
"Iya, Pak. Saya sudah tahu. Lagian Randy juga bekerja dan tinggal di kota." Ujar Pak Ali. Ia sudah berbicara empat mata dengan Randy. Dia percaya Randy bisa mengubah dan mendidik Dara untuk lebih mandiri dan bertanggung jawab.
Pernikahan di lakukan di rumah Nenek Dara, tepatnya di ruang tamu. Warga senang akhirnya mereka menikah dan Desa mereka tidak akan terjadi sebuah musibah.
Dara menatap Randy dengan tajam, ia benci dan marah dengan Randy yang kini sudah resmi menjadi suaminya.
Mungkin ini sudah takdir-Nya, aku akan menerimanya dengan ikhlas. Apapun yang akan terjadi kedepannya, batin Randy.
=====
Keesokan paginya mereka berpamitan dan meminta maaf pada warga Desa. Mereka akan segera pulang ke kota, dengan mengendarai mobil kedua orang tua Dara.
Randy dan Pak Ali duduk di depan, Randy yang mengemudikan mobil mertuanya tersebut, sedangkan Dara, ia duduk di kursi bagian belakang dengan Bundanya. Ia tidak mau dekat-dekat dengan Randy.
Setelah menempuh perjalanan selama 5 jam, mereka kini sudah tiba di rumah orang tua Dara. Dara langsung turun dari mobil dan ingin segera masuk ke dalam kamarnya.
"Kamu, mau kemana?" tanya Pak Ali pada Dara yang tengah berjalan menuju kamarnya.
"Mau ke kamar istirahat terus tidur, Dara capek," jawab Dara judes.
"Tunggu dulu! sini duduk dan dengarkan, Ayah! Suka gak suka sekarang kamu sudah jadi seorang istri, dan nak Randy sekarang adalah suamimu!" kata Pak Ali dengan nada marah.
Dara menatap Ayahnya yang terlihat marah, ia juga marah dan kecewa. Kenapa semua ini harus terjadi padanya? Ia belum ingin menikah, tapi kenyataannya sekarang ia sudah menikah. Ia merasa masa depannya hancur kini sudah hancur karena pernikahan ini.
"Kalian berdua sebaiknya tinggal di sini saja!" kali ini Bunda yang bicara.
"Sebenarnya, Randy ingin membawa Dara tinggal di rumah Randy sendiri, Yah. Ya walaupun rumah saya tidak sebesar dan semewah rumah ini," sahut Randy pelan.
Mata Dara pun melotot ke arah Randy saat mendengar perkataan Randy.
Dara menolak untuk ikut tinggal bersama Randy, tetapi Pak Ali meyakinkannya dan memberi nasehat bahwa seorang perempuan yang sudah menikah harus ikut kata suami selama masih dalam kebaikan. Menurut Pak Ali ada baiknya juga Dara tinggal bersama Randy biar anak gadisnya itu bisa belajar mandiri dan tidak manja. Setelah perdebatan panjang akhirnya Dara setuju untuk tinggal di rumah suaminya.
Esok paginya mereka bersiap untuk pergi ke rumah Randy. Pak Ali dan Bunda Ayu akan ikut mengantarkan Dara ke rumah suaminya.
Mobil mereka berhenti tepat di halaman sebuah rumah yang nampak asri, rumahnya lumayan besar, ya walaupun tidak sebesar dan semewah rumah keluarga Dara.
Dara saja tidak percaya kalau ini rumah Randy. Kok bisa? orang kampung seperti Randy punya rumah sebagus ini? Apa Randy kerja sebagai sopir, tukang kebun, atau satpam di rumah mewah ini? begitulah yang ada dalam pikiran Dara.
Siapa sebenarnya laki-laki yang kini telah berstatus sebagai suaminya ini?
Bersambung....
Terima kasih.
Bab 1 Awal mula
02/03/2022
Bab 2 Satu atap
02/03/2022
Bab 3 Hari pertama masuk kerja
02/03/2022
Bab 4 Mengantuk
02/03/2022
Bab 5 Roti Sobek
02/03/2022
Bab 6 Honeymoon
02/03/2022
Bab 7 Bali
02/03/2022
Bab 8 Malu
03/03/2022
Bab 9 Berteman
03/03/2022
Bab 10 Kembali bekerja
03/03/2022