Suddenly Got Married
ga bekerja di perusahaan besar itu. Dara berdandan, ia memakai bedak dan memoles tipis bibirnya dengan lipstik
arah Dara. Cantik batin Randy. Ia memuji ba
ta Randy, ia
at dengan Randy. Tumben sekali d
ang kearah istri cantiknya itu. Sedangkan Dara asyik mengunyah
i aja?" tanya Randy, di saat
alah," ke
war Randy, dia seri
g aku naik taksi aja daripada
m saja dengan tingkah dan
lo begitu." Randy berdiri dari dud
mana suami dadakannya itu? sebab Randy hanya mengenakan kaos oblong berwarna putih
ara tidak mau lagi berangkat menggunakan motor pemberian
iba di depan rumah. Dara mengambil tas dan sege
==
erja. Wajahnya nampak sumringah. Di hari pertama kerja Dara berusaha unt
enghampirinya dan mengajakn
ius amat
s dong,"
ang bareng, yu
nggu ben
lapar ini, gu
bar
selesai, yuk
perusahaan. Dara dan
orang lelaki tampan, tinggi, berhidung mancun
a dengan mata berbinar meliha
aru ya?" tanya
, sedang Dara hany
Lelaki itu memperkenalkan
ni Dara, sahabat
Dara!"
ata Dara
kan beberapa pertanyaan pada Dara, tetapi yang banyak menjawab hanya Sinta, sedangkan Dara hany
kembali ke kant
loe, deh," kata Sinta pada Dar
loe. Ngaur deh
ia mandang loe tadi, m
biasa aj
ya lagi di
rcaya. Ketemu aja bar
aja, nanti!"
Yuk kerja-kerja. S
dan duduk di kursi yang a
k segera pulang. ia merapikan meja kerjanya, setela
li ini dia sudah hapal alamat rumah suami dadakannya, jadi ia
yang ada di lobby kantor, ia men
engah melamun pun kaget menden
Dara menunj
Siapa lagi?"
jemputan," kata
temenin?" ta
nya, lalu mengangguk pelan. Sebenarnya Dara gak diteman
sung duduk di kursi samping perempuan cantik
ia beranjak dari duduknya. Lalu mengucapkan te
kalau Randy sudah pulang. Mobil Randy juga tidak
irin dia, lebih baik aku
kan tas kerjanya di atas tempat tidur, lalu melepas
nya bagi Dara itu membuatnya merasa lelah,
ti dan Bi Nah, ART di rumah Randy s
ra, ia menyerahkan sepatunya pada dua
mau siapkan makan malam dulu
a sekarang," ucap Dar
takut-takut, ia pun segera melaksan
ghentikan langkah Bi Surti yang berjalan menuju temp
y. Ada apa?" t
matanya melirik sepasang sepatu
in sepatunya Non Dar
lalu melemparnya ke hadapan Dara. Sedangkan Dara k
endiri jangan menyuruh orang lai
ng. Ingin sekali dia menelan bul
tu kalo nyuci sepatu a
ah menyuruh-nyuruh Bi Surti ataupun Bi Nah,"
angan cuma bisan
, ia membanting pintu kamar dengan keras. Biar aja rusak. Bodo amat. Dara menangis, ia merasa sakit hati, orang tuany
ambu
ma k