Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Bukan Sekedar Perawan

Cinta Bukan Sekedar Perawan

Lona O'Sulivan

5.0
Komentar
51
Penayangan
3
Bab

Cinta mustahil Stanley Glend Mosey kepada Moana Lang Marple yang terhalang oleh fakta, dan kenangan masa lalu. Ditengah kerikil tajam yang menghujam menjerumuskan Stanley Glend Mosey pada penyesalan yang mendalam.

Bab 1 Kepolosan Yang Mengesankan

Stanley Glend Mosey usia 39 tahun, seorang dokter kandungan rumah sakit Raymond Morgan Ia mengabdikan ilmunya untuk kemanusiaan, oleh sebab itu ia bergabung dengan rumah sakit Raymond Morgan dalam mewujudkan niat baiknya itu. Stanley Glend Mosey adalah anak laki-laki satu-satunya dari keluarga Glend Mosey, meskipun kekayaan keluarganya berlimpah tidak membuatnya manja dan arogan.

Stanley Glend Mosey membiasakan diri bergaul dengan segala lapisan masyarakat. Disetiap akhir pekan, merupakan hari khususnya untuk melakukan layanan sosial. Ia mengunjungi daerah pedesaan atau kota kecil untuk memeriksa kesehatan para wanita hamil dan anak-anak balita.

Ketika kuliah, ia berburu beasiswa hingga ke luar negeri, dan bekerja sampingan sebagai karyawan rumah makan atau tukang cat apartemen untuk mencukupi kebutuhan harian selama kuliah. Baginya lebih terhormat berjuang dengan tangan sendiri ketimbang mengandalkan kekayaan warisan keluarga.

Melihat watak keluarganya yang terlalu mengatur hidupnya, serta sifat ibunya yang dominan, ia memutuskan hidup mandiri tinggal di apartemen jauh dari aturan keluarga keluarga yang recok dan memusingkan. Di tambah lagi kesalahannya di waktu lalu terhadap Cecilia Mary Orchid wanita yang telah dilecehkannya, menyisakan rasa bersalah abadi bagi dirinya, Stanley Mosey menjadikan pekerjaan sebagai pelarian untuk meredakan rasa bersalah atas Cecilia Orchid.

Stanley Mosey memacu mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kota St. Florenza di sekitar hutan Muara, tujuannya kali ini adalah memenuhi panggilan darurat seorang pasien yang hendak melahirkan. Karena wilayah hutan Muara hanya ada seorang dukun beranak, kemampuannya juga terbatas dalam menangani permasalahan persalinan.

"Selamat siang Nyonya, saya dokter Mosey. Saat ini sudah berada di kota Deorosa, dalam waktu limabelas menit akan tiba St. Florenza, Tolong beri petunjuk arah yang akurat," kata Stanley Mosey kepada wanita yang menghubunginya tadi pagi, wanita itu adalah dukun beranak yang meminta pertolongan darurat untuk pengerja pertanian yang bermasalah dalam persalinan.

["Setiba di hutan Muara anda akan menjumpai sebuah jembatan. Berbeloklah ke kiri, ikutilah jalan pinggiran sungai, maka anda akan menjumpai pertanian Lang Marple," jawab wanita itu.]

"Terimakasih, Nyonya," jawab Stanley Mosey. Pria itu mengantongi ponselnya kembali. Begitu sampai di hutan Muara, Stanley Mosey sedikit bingung karena belum menemukan jembatan. Begitu melihat jalan kecil di sebelah kiri, ia membelokkan mobil.

Stanley Mosey memperlambat jalan mobilnya, hingga keluar hutan, ia tidak menemukan jembatan. sejenak Stanley Mosey terpukau dengan pemandangan di sekitarnya. Sejauh mata memandang tampak hamparan tanaman padi yang menguning.

"Hm? Di sini ada tanaman padi?" Stanley Mosey bersiul kagum. Ditepikan mobilnya, lalu berhenti. Ia keluar dari mobil, udara sejuk hutan jati menyambut tubuhnya, terasa nyaman menyegarkan. Stanley Mosey berjalan mengikuti jalan setapak, ia menghirup segarnya udara pedesaan sepuas-puasnya.

Sayup-sayup terdengar suara celoteh riang seorang gadis, Stanley Mosey mengerutkan kening memandang sekelilingnya mencari asal suara itu. Ia meneruskan langkahnya menyusuri jalan setapak. Beberapa menit ia berjalan, jalan setapak itu berakhir pada sebuah sungai.

Suatu pemandangan menakjubkan tampak seorang gadis dengan tubuh polos indahnya sedang berenang-renang di sungai bersama seekor anak gajah, dua ekor anjing herder dan sekumpulan angsa. Menyadari kehadirannya, dua anjing itu menggonggong memamerkan taringnya. Gadis itu terkejut, segera berenang bersembunyi di balik perahu.

"Siapa kau?" seru gadis itu gusar. "Berani sekali kau datang kemari! Ini adalah wilayah pribadi!"

"Maaf Nona, tidak ada papan peringatan jika ini adalah wilayah pribadi," jawab Stanley Mosey membela diri.

"Bukankah kau melewati batu pemujaan di ujung jalan setapak sana?" seru gadis itu lagi. "Itu adalah batu suci pemujaan penduduk Muara. Jika tidak ada kepentingan pemujaan atau memanen padi, kau tidak boleh melewatinya."

"Maafkan aku! Aku tidak mengetahui tradisi di desa ini," jawab Stanley Mosey merasa bersalah.

"Kembalilah ke batu pemujaan, dan tunggulah aku di sana. Aku akan memintakan pengampunan untukmu!" gadis itu kembali berseru.

"Baiklah!" balas Stanley Mosey berseru. Ia pun kembali ke tempat mobilnya berada Sesampai di tempat semula, ia mendapati tumpukan batu hitam setinggi dirinya berdiri anggun di pinggir jalan. Di atas batu itu ada senampan bunga dan tiga batang dupa harum yang hampir padam. Stanley Mosey menunggu kedatangan gadis itu di atas mobil.

Lima belas menit berlalu, tampak di kejauhan seorang gadis memakai kemben warna putih dengan kain tenun warna merah maroon khas penduduk Muara datang menghampirinya. Ia membawa senampan bunga, tiga batang dupa, dan air dalam sebuah mangkuk yang terbuat dari batok kelapa.

Gadis itu memercikkan air ke rambut Stanley Mosey, kemudian menyatukan telapak tangan dan menempelkannya di hidung, gadis itu memejamkan mata berdoa menghadap arah utara. Selesai berdoa ia meletakkan bunga dan dupa di atas batu hitam, lalu menuangkan air dalam batok kelapa di atas mobil Stanley Mosey. "Sekarang kau boleh berlalu dengan selamat," kata gadis itu, "Apa yang membawamu ke kota St. Florenza Tuan? Apakah kau membutuhkan bantuan Tuan?"

"Aku mencari pertanian Lang Marple, ada pengerja wanita yang membutuhkan pertolongan persalinan. Bisakah kau menunjukkan di mana tempatnya untuk aku dapat segera melakukan pertolongan?" tanya Lang Marple.

"Jika kau berjalan lurus, kau akan menemukan jembatan. Di sanalah kau akan menemukan pertanian Lang Marple," jawab gadis itu.

"Terima kasih atas bantuanmu Nona," ucap Stanley Mosey, ia menatap wajah gadis itu. Rasanya gadis itu bukanlah orang asing, gadis itu sangat mirip dengan Cecilia Orchid pujaan hatinya. Rambutnya hitam kecoklatan sebahu model bob berponi, kulitnya putih, bibirnya merah merekah. Sangat cantik, secantik Cecilia Orchid.

Stankey Mosey memacu mobilnya kembali, sesuai arahan gadis itu. Sesampai di pertanian Lang Marple, Stanley Mosey melakukan pertolongan persalinan pada salah satu pengerja wanita yang hendak melahirkan. Persalinan itu berjalan dengan lancar, ada tanda merah di pantat bayi itu, mengingatkan ia pada Samuel Mosey anaknya. Pria itu tersenyum sendiri.

Selama menjadi dokter di rumah sakit Raymond Morgan, Stanley Mosey tinggal di apartemen pribadinya di Green Lake berhadapan langsung dengan rumah sakit Raymond Morgan. Ah! Teman-temannya itu hidup bahagia bersama anak dan istri mereka. Ada sebersit perasaan iri terhadap mereka, perasaan cintanya yang menggantung pada Cecilia Orchid, membuatnya malas menjalin hubungan dengan wanita lain.

Meski begitu, sahabat-sahabatnya itu tidak pamer akan kehidupan bahagia keluarga mereka. Mereka kompak menghiburnya dengan bercerita hal-hal konyol semasa muda dan bernostalgia semasa masih berjuang meraih sukses.

Selepas makan malam bersama sahabatnya, Stanley Mosey menyempatkan diri berjalan-jalan menikmati keindahan malam di sungai Green Lake. Ia teringat kembali akan gadis yang ia jumpai di St. Florenza siang tadi. Gadis itu sangat cantik mengesankan. Mengapa hatinya terasa dekat dengan gadis itu? Akankah ia bertemu kembali dengannya?

Sekoyong-konyong ia dikejutkan dengan sebuah batu yang meluncur secara tiba-tiba melewati depan hidungnya. Detik berikutnya terdengar pekik panik seorang gadis, disertai suara benda jatuh. Tampak agak jauh disana, seorang pria hendak melakukan peecehan pada seorang gadis. Dengan cepat Stanley Mosey melompat menendang punggung pria yang hendak melakukan pelecehan pada seorang gadis dan memitingnya, serta menyeretnya ke pos polisi di perempatan jalan.

"Pria ini mabuk dan melakukan pelecehan di tempat umum, perbuatannya membahayakan orang lain," ujar Stanley Mosey pada petugas polisi.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Lona O'Sulivan

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku