Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Jangan Main-Main Dengan Dia
Aku Jauh di Luar Jangkauanmu
Mantan Istri Genius yang Diidamkan Dunia
Jessica masuk ke sebuah club malam, untuk pertama kalinya ia menginjakkan kaki di tempat bernama club. Rasa gugup dan canggung menyelimutinya saat semua pria menatapinya dengan tatapan yang dalam, meliriknya dari atas sampai ke bawah.
Baju seksi dan ketat yang dipakai Jessica, membuatnya merasa tak percaya diri—lantaran ini seperti bukan diri sendiri melainkan diri orang lain.
"Lo mau kaya kan, Je??" tanya Olive dan Jessica mengangguk.
"Kita memangnya mau ngapain di sini?" tanya Jessica.
"Ya kerja lah, mau ngapain lagi?" kata Olive sambil tertawa terbahak lantaran Jessica masih belum mengerti mengapa Olive mengajaknya ke club ini.
"Kerja apaan?" tanya Jessica dengan polosnya.
"Coba lo lihat tuh cowok yang lagi minum di sana." Olive menunjuk segerombolan cowok yang sedang menikmati minum.
"Merekalah yang akan memberikan kita uang"
"Memangnya kita kerja apaan sih?"
"Polos banget sih, lo, Je. Masak sih belum paham maksud gue ngajak lo ke sini," jawab Olive mulai menyernyit kesal.
"Kita jual diri!"
"Gila! lo gak ada akal?!" balas Jessica yang kaget berat saat Olive berkata jual diri.
"Ya, lo mau kaya, kan? ya gini kalau mau kaya cepet, simple cuman godain para cowok dan gerogotin duitnya," kata Olive sambil memegang pundak Jessica. Jessica termenung merasa ragu.
"Gak gak gue mau pulang," kata Jessica yang langsung menyerah. Jessica memutar tubuh berniat meninggalkan club.
"Jangan bodoh! kita sudah setengah jalan dan lo mau nyerah gitu aja?"
"Ya mau gimana lagi, gue gak mau melakukan pekerjaan ini."
"Je, lo lihatkan gelang-gelang emas, anting emas yang gue pakai, uang yang gue punya. Itu semua dari pekerjaan ini Je."
"Gue mau pulang, gue gak mau," kata Jessica yang bersikeras ingin pulang tetapi Olive menahan tangannya.
"Gue sudah dandanin lo cantik banget, pasti banyak cowok mau sama lo, Je."
"Gue gak mau jual diri, Liv!"
"Je ini simple, lo cuman nemenin para cowok minum dan lo bisa dapat uang"
"Beneran?" tanya Jessica dengan ragu-ragu.
"Iya, gak lebih kok. Kita cuman nemeinin aja jadi jangan takut."
"Gue pikir tadi nanti sampai ke hal lebih, gue gak mau sampai hamil karna yang ada hidup gue makin susah."
"Gak, lo tenang aja okay?"
Jessica mengangguk mengerti dengan perkataan Olive, saat mendengar itu.
"Ayo kita dekatin rombongan cowok di sana," ajak Olive sambil tersenyum.
"Gue takut...,Liv," kata Jessica.
"Tenang aja ada gue, mereka gak akan sampai melakukan hal lebih. Lagipula kita bakal have fun juga sama pria-pria tampan itu," Kata Olive.
Olive pun menggandeng tangan Jessica dan mengajak Jessica mendekati rombongan para pria tampan itu.
"Hey, boy!" kata Olive sambil mengibaskan rambutnya seakan mencoba menunjukkan pesona-nya.
"Cantik...." salah satu pria langsung nyosor merangkul pinggang Olive lalu berbisik sesuatu yang entah apa itu.
"Je, gue tinggal bentar, ya," kata Olive yang tangannya sudah dirangkul pria tersebut.
"Liv, tapi–" kata Jessica yang terhenti lantaran belum selesai ia menyelesaikan kata-kata, tetapi Olive sudah pergi dengan pria tersebut.
Jessica mati kutu serasa seperti ditelantarkan di tempat yang tak ia ketahui ini. Jessica kesal lantaran Olive meninggalkannya begitu saja tak sesuai janjinya.
Salah satu pria menatap Jessica dari atas sampai bawah, Jessica menatap balik pria itu dengan berjuta rasa canggung dan gugup. Tak butuh waktu lama sang pria mengeluarkan senyuman mematikan bagaikan anak panah yang menancap di hati Jessica. Percayalah senyumannya itu amat manis sehingga siapapun yang melihatnya pasti langsung jatuh hati.
Terutama wajah si pria itu tampan. Ditambah dengan dadanya yang lebar, badannya yang tinggi, rahang yang seksi, pakaian rapi ber-jas. Wanita mana yang tak jatuh hati pada pandangan pertama? pesonanya begitu kuat.
"Apa mau saya temani, tuan?" tanya Jessica dengan gugup.
"Duduk dipangkuan saya," kata pria tersebut sambil menepak nepak pahanya.
Jessica langsung seperti tersengat listrik ketika pria tersebut meminta untuk duduk dipangkuan sang pria, Jessica menatap wajah pria itu lagi.
'Lagi pula hanya menemani dan ini tak akan sampai ke tahap mematikan,' batin Jessica merontak-rontak.
"Come'on," ajak sang pria yang kemudian menarik pelan tangan Jessica.
Jessica mengangguk dan duduk perlahan dipangkuan sang pria. Rasanya sangat mencanggungkan ketika duduk dipangkuan pria yang bahkan tak kita kenal, itulah yang dirasakan Jessica.
Gawat! rasa nya seperti terbakar. Tubuh Jessica memanas, ia mulai keringat dingin. "Kamu sangat cantik sayang," kata sang pria yang mencium pundak Jessica.
Saat itu juga Jessica langsung berdiri. Wajah Jessica pucat pasi, sang pria tertawa melihat reaksi Jessica yang langsung berdiri.
"Perkenalkan namaku Jacob Smith Reechard," kata sang pria yang memperkenalkan diri sambil menjabah tangannya, tetapi Jessica hanya diam mematung tak berani membalas sang pria.
"Okay no problem, girl," tawa Jacob.
"Apakah kamu anak baru di sini?" tanya Jacob yang hanya dibalas kesunyian.
"Tak perlu kamu katakan karna aku sudah bisa menebak jawabannya."
"Perkenalkan saja siapa namamu agar lebih nyaman," kata Jacob yang lagi-lagi mengeluarkan senyum manis penuh pesona.
"Jessica, panggil saja Jeje."
"Nama yang cantik, secantik orangnya," rayu Jacob pada Jessica. Jessica hanya membalas dengan senyuman canggung.
"Bisakah kita berbicara di tempat yang sepi?" tanya Jacob yang membuat Jessica makin gugup.
"k-kenapa di tempat yang sepi?" tanya Jessica.