Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
90
Penayangan
14
Bab

Yo adalah seorang remaja yang tumbuh dalam keluarga yang berkecukupan, di mana kebaikan sering kali diukur dalam materi dan status sosial. Meski hidupnya terbilang nyaman, Yo merasa bahwa ada sesuatu yang kurang dalam dirinya. Suatu hari, Yo bertemu dengan seorang pencari jalan Tuhan bernama Opa. Opa adalah orang yang lebih tua dan bijaksana yang telah menghabiskan hidupnya untuk mencari kebenaran dan kebijaksanaan. Dalam perjalanan singkat, mereka sering kali berdiskusi, Yo mulai merasakan kepedulian dan pemahaman dari Opa yang terasing dan terabaikan di rumahnya. Setelah Opa pergi dan tak kembali, Yo merasa semakin bersemangat untuk mencari arti kehidupan yang sebenarnya, Ia berusaha mencari jalan keluar dari kebingungan hatinya. Yo lebih banyak menghabiskan waktunya di taman kota, ketika Yo sedang berjalan-jalan, dia melihat seorang wanita tua yang bersama-sama sekelompok anak kecil. Dia tampak sangat cemas dan kebingungan, dan tidak ada orang yang tampak menolongnya. Yo melihat kesedihan di mata wanita tua itu dan merasa tergerak untuk menawarkan bantuan. Ketika mereka berbicara, Yo menyadari bahwa dia bisa merasakan empati yang dalam terhadap wanita tua tadi. Inilah awal dari perjalanannya untuk menemukan kekuatan empati dalam dirinya. Tidak berhenti di situ, Yo kemudian memutuskan untuk belajar lebih banyak tentang kemampuan empati yang baru Ia kenal dan mulai mencari seorang guru untuk memperdalam kemampuan tersebut, di sepanjang perjalanan pencarian, Yo justru menemukan dirinya terjebak dalam sebuah permainan kekuasaan dan manipulasi emosional. Akhirnya, Yo menemukan seorang guru sejati, beliau seorang bijak yang mengajarkan bahwa empati sejati adalah tentang pemahaman, bukan manipulasi. Dari sana, Yo belajar untuk membuka hati dan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih empatik, dan lebih peduli pada orang lain. Meski perjalanan Yo penuh dengan rintangan dan pengorbanan, tapi setiap pengalaman tersebut ternyata menjadi batu lompatan yang membantu Yo menjadi seorang empath sejati yang mampu menemukan jati dirinya, memberi kemanfaatan yang lebih baik.

Bab 1 DESA MATI

Yo melangkah masuk ke sebuah desa yang terlihat sepi dan mati. Ia merasakan suasana yang begitu kosong dan tak mempunyai kehangatan di hatinya. Yo merasa aneh dengan aura di desa ini, dan ia mencoba bertanya pada satu orang yang ia temui di tengah desa.

"Punten, maaf mengganggu Anda, saya ingin bertanya, apa yang terjadi di desa ini? Kenapa kampung ini tampak kosong ketika saya masuk ke desa ini?" ujar Yo dengan sopan.

Penduduk desa itu lalu menatap Yo dengan tatapan kosong dan tak memancarkan empati sedikit pun pada Yo.

"Maaf, saya tidak tahu apa-apa. Semua orang di desa ini tidak mampu menerima kutukan ini, bahkan saya sendiri." jawab penduduk desa itu tanpa ekspresi.

Yo terkejut mendengarnya. Bagaimana penduduk desa bisa kehilangan gairah hidupnya untuk merasakan naluri pada sesamanya.

"Sudah berapa lama ini terjadi?" tanya Yo kembali.

"Sudah hampir satu tahun lamanya, tapi tidak ada yang bisa merubah jalan nasib kami semua." jawab penduduk desa itu sambil menundukkan kepala.

Yo merasa iba melihat kondisi desa ini. Ia bertekad untuk mencari tahu penyebab hilangnya kemampuan empati ini dan mencoba mencari cara untuk membantu penduduk desa.

Yo berjalan-jalan ke sekitar desa dan menemukan beberapa orang yang berbicara satu sama lain dengan kasar dan egois. Tidak ada rasa pengertian atau kepedulian di antara mereka. Semuanya tampaknya dilakukan dengan tujuan selisih.

Yo menganggukkan kepalanya, ia segera mencoba mencari sumber teror ini, dan Ia mulai membuka empatinya yang membawa Yo bergerak ke luar desa menuju sebuah gua besar yang terletak tak jauh dari desa.

Saat Yo masuk ke dalam gua, ia merasa beberapa kekuatan energi di sekitar tempat itu. Yo merinding dan seketika ia merasa kehilangan kemampuan untuk merasakan empati. Ia terus berjalan masuk ke dalam gua dan menemukan sumber masalahnya.

Seorang pertapa sedang duduk di sebuah batu besar, ia mengerutkan kening pada Yo.

"Ada apa kau di sini, manusia?" tanya pertapa itu dengan suara dingin.

"Aku ingin tahu apa yang terjadi pada desa ini. Mengapa orang-orang tidak bisa merasakan empati lagi terhadap sesamanya," tanya Yo.

"Kamu lebih baik tidak tahu." ucap sang pertapa.

"Tidak, aku ingin tahu. Aku ingin membantu." tegas Yo.

Pertapa itu mulai memperkenalkan dirinya, "Aku adalah penyihir," gertaknya sambil tertawa sinis. "Orang-orang di desa itu adalah subject percobaan saya. Saya menciptakan suatu kekuatan baru yang memungkinkan saya memblokir kemampuan kesadaran normal itu. Aku ingin menguji sifat manusia jika tidak memiliki penginderaan empati." Penyihir berdiri dihadapan Yo.

Yo merasa murka mendengarnya.

"Kau benar-benar jahat. Mengapa kau bisa melakukan hal seperti ini?" ucap Yo.

"Aku hanya lakukan ini untuk senang-senang sabil," jawab sang penyihir dengan tenang.

"Dalam hal ini, kau harus mempertanggungjawabkan perbuatanmu!" ucap Yo dengan nada serius.

Yo mulai membuka empath nya di level VI, penyihir itu juga menunjukkan kemampuan yang setara, terjadi pertarungan mental yang seru. Saat terjadi benturan energi hebat, Yo berhasil mengalahkan sang penyihir pada pertempuran empath level VIII dan mengembalikan kekuatan empati bagi penduduk desa.

Penduduk desa pun merasa senang kembali merasakan naluri empati dan bisa kembali merasa dekat dengan sesamanya. Yo merasa sangat bangga dan puas bisa membantu memulihkan kesadaran mereka.

"Terima kasih kisanak telah menolong kami!" ucap penduduk desa dengan senyuman yang menghangat hati Yo.

Yo tersenyum dan berseru," Iya, tidak perlu berterima kasih. Ini tugas saya sebagai seorang petualang jalan kebenaran."

Yo meneruskan perjalanannya dengan harapan bisa membawa banyak kedamaian dan kebaikan bagi tempat-tempat yang akan Ia lalui.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku