Elina Arsyanda Naomi gadis cantik yang nyaris sempurna. Lelaki mana yang tidak menyukai seorang Elina. Cantik, pintar dan kaya raya dan dari keluarga yang berkuasa. Tapi di balik kesempurnaan dirinya Elina harus mengalami begitu banyak trauma dalam dirinya, di lecehkan, di tinggalkan dan dari keluarga yang hancur. Membuat Elina tidak bisa percaya dengan yang namanya cinta lagi. Kecewa dengan masa lalu dan keluarganya membuat Elina melampiaskan semua amarah, sakit hati dan dendamnya pada setiap laki-laki yang mendekati dirinya. Elina menjalin hubungan dengan pria hanya untuk menyakiti hati mereka saja dan tidak lebih dari itu. Karena Elina tidak pernah percaya akan adanya cinta yang benar-benar tulus. Elina menganggap semua pria hanya tertarik dengannya karena wajah dan hartanya saja dan bukan dari hatinya. Elina hanya menganggap cinta itu sebuah permainan. Jadi setelah dia bosan dengan permainan itu maka akan di tinggalkan begitu saja oleh Elina. " Apa Elina bisa berubah dan menemukan seorang laki-laki yang benar-benar bisa mencintai dirinya dengan tulus. Dan apakah ada seorang laki-laki yang mampu bertahan dengan sikap dan sifat Elina yang suka bergonta-ganti pasangan dan tidak pernah menghargai sebuah hubungan?? " "Jangan lupa Ikuti kisahnya di novel ini ya! "
Elina Arsyanda Naomi gadis cantik berambut panjang, berkulit putih dengan body yang menarik. Berjalan dengan tergesa-gesa menghampiri teman-temannya yang sedang menunggunya di depan rumah.
" Lama banget sih !" Protes Cinta sahabat
baik Ayuu yang tak kalah cantiknya dengan Elina yang duduk di atas motornya bersama dengan dua temannyaa yang lain. Mereka sudah menunggu Elina lebih dari setengah jam di depan gerbang rumah Elina.
Elina melirik ke arah jam tangannya yang sudah menunjukkan angka empat sore. " Belum terlalu terlambat kok, ayo kita berangkat." Jawab Elina sambil duduk di belakang Cinta yang sudah menyalakan motornya.
Cinta menoleh sekilas ke arah teman-temannya lalu menjalankan motornya dengan pelan.
" Lagian lu ngapain sih lama banget dah?" Tanya Cinta pada Elina setelah melewati jalanan yang cukup sepi.
" Namanya juga cewek, ya gue harus dandan dulu lah buat menunjang penampilan gue." Jawab Elina sambil tersenyum manis pada Cinta.
Cinta hanya melirik wajah Elina dari kaca spion motornya sambil menggelengkan kepalanya " ngapain juga dandan cantik cantik kalau ujung ujungnya kita juga akan keringetan karena harus teriak teriak di tribun, dasar aneh." Ujar Cinta.
" ya kan siapa tau ada cowok ganteng nanti yang ngelirik gue dan ngajakin gue kenalan kan." Jawab Elina
" Cowok Mulu otak lu heran gue, punya temen gini amat dah. Masih kurang emang cowok-cowok koleksi lu itu?" Tanya Cinta
" Yaelah, kayak nggak tau gue ajah lu, cowok-cowok itu hanya jadi hiburan buat gue. Kalau bosen gue tinggalin. Dan lu pikir mereka tuh barang apa yang bisa di koleksi." Jawab elina sambil terkekeh kecil.
" Ya bukan barang juga, lagian lu tuh jadi cewek brengsek bener dah heran gue. Demen banget bikin sakit hati anak orang. Awas lho hukum karma itu berlaku." Ucap Cinta
" Alah hukum karma apaan?, Lagian juga salahin mereka donk kenapa harus ngejar-ngejar gue dan ngebet banget pengen jadi cowok gue. Salah mereka sendiri lu jangan salahin gue lah. Kan gue cuma manfaatin situasi ajah." Jawab Elina
" Emang susah sih ngomong sama play girl kayak lu, gak bakal mau ngaku salah dah. Kebiasaan banget. Punya cowok tuh satu ajah dah cukup gak perlu banyak-banyak yang penting dia bisa sayang sama kita dan kita bisa sayang sama dia. Syukur syukur kalau bisa Ampe nikah gitu." Ujar Cinta memberikan nasehat pada sahabatnya yang sesat itu.
Elina menggaruk keningnya yang tidak gatal lalu tersenyum pada Cinta. " Gue pengennya kayak gitu tapi entah kenapa gue belum Nemu yang cocok banget gitu di hati." Jawab Elina
Cinta hanya menggelengkan kepalanya." Ya suatu saat nanti juga lu bakal bucin banget sama cowok kalau lu dah Nemu yang bisa bikin hati lu klepek klepek dah " ujar Cinta sambil memarkirkan motornya di tempat area parkir khusus motor.
" Yeee nggak mungkin lah seorang Elina Arsyanda Naomi bisa bucin sama cowok. Apa itu klepek-klepek." Ujar Elina sambil tertawa dan turun dari motor setelah Cinta menghentikan motornya.
" Mungkin lah, kenapa nggak mungkin. Suatu saat lu bakal nemuin cowok yang bisa meluluhkan hati lu yang brengsek itu." Jawab Cinta sambil membuka helmnya.
" coba lu fokus sama Roby dan tinggalin semua cowok lu yang gak jelas itu, gue fikir Roby cowok yang baik buat lu, dia ganteng, berduit, mapan dan baik banget sama lu. Jangan sampe lu nantinya kalau sampe sia-siain si Roby lho El." Sambung Cinta sambil menggandeng lengan Elina
" Akan gue fikirin lagi nasehat dari lu, tapi emang gue sendiri dah mulai suka sih sama Roby. Semoga ucapan lu bener gue bisa beneran sayang sama dia." Jawab Elina sambil melangkah masuk ke dalam stadion GBK. Dan di ikuti dua temannya yang lain.
Buku lain oleh Lidya anggreini
Selebihnya