/0/29677/coverorgin.jpg?v=4e40cdeaf1f377a7c7b9a8742f772598&imageMogr2/format/webp)
Hay kka, bertemu lagi dengan ceritaku yang baru. Sebelum membaca jangan lupa like en komen ya.
Bab 1.
Derrtt ... derrtt ...
Hapeku bergetar saat jam pelajaran terakhir di kampus. Untung hape di getarkan, kalau berdering, bakalan kena sita lagi deh, seperti bulan lalu. Sambil memasukan buku yang berserakan di atas meja, ku lihat sekilas di layar hape pesan yang masuk. Beberapa chat masuk ke aplikasi berwarna hijau.
"Baik-lah, karena jam pelajaran telah usai, maka kita akhiri pertemuan ini! Selamat siang semuanya!" ucap Bu dosen yang terkenal super jutek di kampus ini.
"Selamat siang, Bu!" sahut kami serentak.
Aku masih duduk di belakang meja sambil kembali mengecek hape. Ada pesan dari Bundaku, tumben beliau kirim pesan. Padahal sebentar lagi aku pulang ke rumah kok, karena hari ini gak ada jadwal nongkrong dengan teman kampus.
"Assalamu'alaikum Nak, kamu masih lama pulang ngampus, ya?" tanya Bunda.
"Temeni Bunda ke klinik yuk! Setelah itu temani belanja bulanan ke supermarket," ucapnya. Langsung aku balas pesan Bunda.
"Wa'alaikumsalam, Bund."
"Iya, Bund. Ini Zahra udah selesai ngampus! Sedang jalan ke parkiran dan langsung pulang!" balasku.
Pesanku terkirim dan langsung centang biru, tapi Bunda gak membalas lagi. Aku cari kunci mobil di dalam tas, mengaduk isinya. Akhirnya yang di cari ketemu. Sebuah kunci dengan gantungan boneka mungil bentuk angri bird, boneka kesayanganku. Boneka paforit melambangkan pribadiku yang galak tapi manis dan imut.
"Hay, Za! Boleh nebeng gak? Hari ini aku telat di jemput Angga, dia sedang ada mata kuliah susulan di kampusnya. Aku lagi malas nunggu dia!" cecar Arini.
"Boleh, dong! Yuk, naik!" ajakku.
"Tumben kamu buru-buru, Za?" tanya Arini.
"Iya nih, Bundaku sedang gak enak badan, minta di temenin ke klinik!" jelasku.
"Loh, Papa dan kakak tiri kamu gak ada di rumah?" tanya Arini bingung.
"Papa masih di luar kota, mungkin lusa baru pulang! Sedangkan kakak, mereka kan bekerja pulangnya sore dong!"
"Oh-iya juga," Arini menepuk jidatnya.
"Jadi Bunda kamu sendirian, nih?" Arini kepo.
"Bunda bertiga di rumah, dengan Mbok Nah dan Pak Dirman sekurity," kataku.
"Dah-ah, kamu acem petugas sensus aja, dari tadi nanyak-in mulu," omelku.
"Hee ... hee, itu tandanya aku peduli dengan kamu sebagai sahabat," katanya.
"Antara peduli dengan kepo, beda tipis tuhhh!" ledekku.
"Haa ... haaa, dasar bawel," sahut Arini.
*****
Lima belas menit kemudian, mobilku sudah sampai di depan rumah Arini. Ia langsung turun dan mengucapkan terima kasih atas tumpangannya. Sahabatku yang satu itu orangnya ceria dan penyabar. Ia bisa menyejukkan hatiku di saat marah, dan galau. Aku yang masih menjomblo di usia sekarang, tak membuatku minder.
Lebih baik kuliah yang benar aja dulu, soal percintaan akan datang di waktu yang tepat. Saat seseorang telah sukses dalam karier, dengan sendirinya pasangan hidup akan datang tanpa di cari. Itu yang ku yakini dari dulu hingga kini.
Keasikan melamun, tak terasa udah sampai aja di depan pagar rumah. Belum lagi membunyikan klakson Pak Dirman langsung aja membukakan pintu pagar. Mobil masuk dan parkir di halaman. Lalu aku turun membawa tas berisikan buku mata kuliah yang lumayan banyak hari ini.
"Selamat siang, Non Zahra!" sapa Pak Dirman, sekurity rumahku.
/0/16862/coverorgin.jpg?v=5b58bde442f778486c7d04e37d3d2af3&imageMogr2/format/webp)
/0/2882/coverorgin.jpg?v=c5168fb598c325be28414762385afce8&imageMogr2/format/webp)
/0/22930/coverorgin.jpg?v=4420cec838c34fe1f814359898b47151&imageMogr2/format/webp)
/0/2164/coverorgin.jpg?v=4609f02bc0d1db4396142e2ddfdff2cd&imageMogr2/format/webp)
/0/6504/coverorgin.jpg?v=6b26a02825b31a42353a2e9fe89b2bbf&imageMogr2/format/webp)
/0/3557/coverorgin.jpg?v=a7b0ee68594e276ca163d282ddad4edc&imageMogr2/format/webp)
/0/24351/coverorgin.jpg?v=438a84648b6f816827dd64001b9f281d&imageMogr2/format/webp)
/0/15585/coverorgin.jpg?v=9a55967727cd1efd0df1c696a1a4941a&imageMogr2/format/webp)
/0/23467/coverorgin.jpg?v=7c33e9d3577c0703241f1d9944ad495b&imageMogr2/format/webp)
/0/13459/coverorgin.jpg?v=66b37eb8b1c7502e6e58caeab2c07925&imageMogr2/format/webp)
/0/20681/coverorgin.jpg?v=2712bbd1e380b2d40540e83e95bd0fe6&imageMogr2/format/webp)
/0/21855/coverorgin.jpg?v=71cf6c767aef245e27f65ecdbb5c9d45&imageMogr2/format/webp)
/0/23807/coverorgin.jpg?v=17d4007b3cb3940dfcc99af9d009ba84&imageMogr2/format/webp)
/0/16383/coverorgin.jpg?v=48f19583495716405ff6084aa3ca3b79&imageMogr2/format/webp)
/0/17345/coverorgin.jpg?v=9169bfb21233e800c546f4975ec22ff8&imageMogr2/format/webp)
/0/5718/coverorgin.jpg?v=8a810f1f6341293bfe26070b3b2d6fbc&imageMogr2/format/webp)
/0/16595/coverorgin.jpg?v=a0048950ffa7f7bd7422162aec0d62b7&imageMogr2/format/webp)
/0/17548/coverorgin.jpg?v=1f20db3dfe241d84765d04acdb43e1b1&imageMogr2/format/webp)
/0/19709/coverorgin.jpg?v=40145cd571df30ad0ab70bdcc2ad6bfd&imageMogr2/format/webp)