Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Kontrak Pewaris Lima Miliyar

Kontrak Pewaris Lima Miliyar

Gilang Ramdani

5.0
Komentar
Penayangan
5
Bab

Narendra Adipradana, seorang pria berusia 30 tahun yang kaya raya dan tak tersentuh oleh ikatan pernikahan, bersumpah bahwa cinta bukanlah bagian dari hidupnya. Namun, tekanan dari ayahnya, seorang konglomerat terpandang, membuatnya harus memiliki seorang pewaris demi menjaga kehormatan keluarga. Dengan hati dingin, ia memutuskan solusi paling sederhana: membeli keperawanan seorang gadis desa dengan harga lima miliar rupiah untuk mengandung anaknya. Kirana Maheswari, seorang gadis sederhana yang hidup dalam kesulitan, terpaksa menerima tawaran itu demi menyelamatkan keluarganya dari lilitan utang. Ia berpikir, ini hanya sebuah transaksi-sebuah perjanjian tanpa perasaan. Namun, seiring waktu, batasan antara mereka mulai kabur. Saat Kirana mengandung anaknya, Narendra mulai melihatnya bukan hanya sebagai alat untuk melahirkan pewarisnya, melainkan sebagai seseorang yang mengusik dinding pertahanan hatinya. Namun, bisakah cinta benar-benar tumbuh di antara mereka? Ataukah Kirana akan pergi setelah melahirkan anaknya, meninggalkan Narendra dengan kekosongan yang tak pernah ia duga?

Bab 1 KONTRAK BERHARGA LIMA MILIAR

Hujan turun dengan derasnya di tengah malam, membasahi jalanan sempit di sebuah desa kecil di pinggiran Yogyakarta. Di dalam sebuah rumah kayu sederhana, Kirana Maheswari duduk di sisi ranjang, menatap kosong ke dinding yang mulai lapuk. Suara batuk ibunya dari kamar sebelah membuat dadanya semakin sesak.

Utang. Kata itu terus menghantuinya. Sejak ayahnya meninggal, Kirana berjuang seorang diri untuk menghidupi keluarganya. Warung kecil peninggalan almarhum ayahnya nyaris bangkrut, sementara rentenir terus datang menagih uang dengan bunga yang semakin mencekik. Jika ia tak segera mendapatkan uang dalam jumlah besar, rumah mereka akan disita.

Pintu rumah tiba-tiba diketuk dengan keras. Kirana terkejut, jantungnya berdegup kencang saat ia berjalan pelan ke arah pintu. Saat dibuka, sosok seorang pria berdiri di sana-tinggi, gagah, mengenakan setelan hitam yang tampak begitu mahal dan asing di tengah lingkungan ini.

"Kirana Maheswari?" suara baritonnya terdengar tegas dan dingin.

"Iya, saya Kirana. Siapa Anda?"

Pria itu tak menjawab. Ia hanya menyerahkan sebuah amplop hitam yang terlihat mewah. Dengan tangan gemetar, Kirana menerimanya dan membukanya. Matanya membesar saat membaca isi surat di dalamnya.

Lima miliar rupiah.

Jumlah uang yang lebih dari cukup untuk membayar semua utangnya dan memberi ibunya kehidupan yang layak.

Tapi harga yang harus ia bayar?

Menjadi ibu dari anak Narendra Adipradana.

Narendra Adipradana menyesap segelas scotch di ruang kerja luasnya, matanya tajam menatap keluar jendela gedung pencakar langit di Jakarta. Kota ini miliknya. Kekayaannya, kekuasaannya-tak ada yang bisa menandingi dirinya. Namun, semua itu tak berarti jika ia tidak memiliki seorang pewaris.

Ayahnya, Wiryawan Adipradana, baru saja keluar dari rumah sakit setelah serangan jantung keduanya. Di usia senjanya, sang ayah semakin keras menuntut satu hal darinya: seorang cucu yang akan mewarisi kerajaan bisnis keluarga mereka.

Namun, menikah? Itu bukan bagian dari rencananya.

Pernikahan adalah kelemahan. Cinta adalah ilusi. Ia telah melihat bagaimana pernikahan orang tuanya hancur dalam kebohongan dan perselingkuhan. Ia telah bersumpah tak akan pernah mengulang kesalahan itu.

Maka, ia memilih solusi paling praktis.

Seorang wanita yang akan melahirkan anaknya-tanpa ikatan, tanpa drama.

Dan setelah penelitian panjang, sekretaris pribadinya menemukan gadis yang sempurna untuk peran itu.

Seorang gadis desa yang putus asa.

Kirana menggigit bibirnya, tangannya gemetar saat menandatangani kontrak.

"Setelah ini, kamu tidak bisa mundur," suara Narendra begitu dingin, menusuk seperti bilah pisau tajam.

Kirana mengangkat kepalanya, menatap pria yang kini menjadi 'majikannya'. Mata hitamnya penuh dominasi, tak ada sedikit pun emosi di sana. Wajahnya tampan, rahangnya tegas, tetapi dingin seperti batu.

"Saya tahu," suaranya bergetar, tapi ia tetap menatapnya dengan keberanian yang tersisa dalam dirinya.

Narendra menyandarkan tubuhnya ke kursi, mengamati Kirana dengan ekspresi sulit ditebak. "Setelah melahirkan anak saya, kamu harus pergi. Kamu tidak akan memiliki hak apa pun atas anak itu."

Kirana menelan ludah. Ia sudah tahu dari awal. Ia hanya alat bagi pria ini. Tapi mengapa mendengar kata-katanya terasa begitu menyakitkan?

"Lima miliar akan langsung ditransfer ke rekeningmu besok," lanjut Narendra. "Mulai sekarang, kamu akan tinggal di rumah yang sudah saya siapkan. Dokter pribadi akan memantau kehamilanmu, dan kamu akan mendapatkan semua yang kamu butuhkan. Tapi ingat satu hal, Kirana..."

Mata mereka bertemu. Untuk sesaat, Kirana merasa seolah terperangkap dalam tatapan dinginnya.

"Kamu hanya alat untuk saya."

Malam itu, Kirana berdiri di balkon kamar mewah yang disiapkan untuknya.

Hidupnya telah berubah dalam sekejap. Dari seorang gadis desa miskin menjadi seseorang yang mengandung pewaris seorang miliarder.

Namun, saat ia menyentuh perutnya, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar kontrak ini.

Sesuatu yang akan mengubah segalanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Gilang Ramdani

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku