Bukan Istri Yang Lemah

Bukan Istri Yang Lemah

Gilang Ramdani

5.0
Komentar
392
Penayangan
30
Bab

Elara bertekad untuk mempertahankan pernikahannya demi kekayaan yang ia nikmati. Sementara itu, Vesper berencana menggunakan segala cara untuk membuat Elara menggugat cerai, agar ia bisa menikahi kekasihnya yang sudah lama ia rahasiakan. Setelah tujuh bulan pernikahan, pertarungan sengit antara suami dan istri ini pun dimulai, memicu konflik yang melibatkan cinta, pengkhianatan, dan ambisi yang tak terungkapkan.

Bab 1 Tujuh Bulan

Elara menatap bayangan dirinya di cermin besar kamar utama. Gaun tidur sutra yang membalut tubuhnya terasa begitu kontras dengan suasana hatinya yang bergejolak. Malam ini, seperti malam-malam sebelumnya, Vesper belum juga pulang. Bukan karena urusan pekerjaan-Elara tahu lebih baik dari itu.

Ia duduk di tepi ranjang king-size yang terlalu luas untuk ditempati seorang diri, mengamati layar ponselnya yang sepi tanpa satu pun pesan dari suaminya. Jam sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Sesekali, Elara menggigit bibirnya, menahan gejolak kemarahan dan kepahitan yang semakin menumpuk sejak hari pertama pernikahan mereka.

Pernikahan yang seharusnya menjadi awal bahagia malah berubah menjadi permainan bertahan hidup.

Vesper tidak pernah menginginkannya. Itu sudah jelas sejak hari pertama ia mengucapkan janji suci di altar dengan ekspresi dingin dan tatapan kosong. Pernikahan ini hanyalah hasil dari perjodohan bisnis-Elara adalah bidak yang dikorbankan oleh keluarganya untuk mengamankan kemitraan dengan keluarga Aldric. Dan Vesper? Pria itu dipaksa menikah dengannya ketika hatinya sudah dimiliki oleh orang lain.

Namun, meskipun ia tahu Vesper membencinya, Elara tidak akan menyerah. Tidak setelah ia merasakan kenyamanan hidup sebagai nyonya keluarga Aldric. Ia tidak akan mundur dan menyerahkan semuanya hanya karena Vesper ingin bebas. Jika pria itu menginginkan kebebasan, biarkan dia berjuang untuk mendapatkannya.

Tiba-tiba, suara pintu utama berderit, menandakan seseorang baru saja masuk ke dalam rumah. Elara segera bangkit, melangkah keluar dari kamar, dan menuruni tangga dengan kecepatan yang terkontrol. Di lantai bawah, ia mendapati Vesper melepaskan jasnya dengan malas, melemparkannya ke sofa seolah rumah ini hanyalah tempat persinggahan sementara.

Aroma alkohol samar tercium dari tubuhnya, meskipun pria itu tampaknya masih cukup sadar. Mata tajamnya yang biru keperakan sekilas melirik ke arah Elara sebelum ia mengabaikannya sepenuhnya.

"Sudah larut," suara Elara terdengar datar, mencoba menahan emosinya. "Dari mana saja?"

Vesper menanggapi dengan tawa dingin. "Memangnya aku harus melapor padamu?"

Elara mengepalkan tangannya, tetapi ia menahan diri.

"Sebagai istrimu, aku berhak tahu," ujarnya dengan nada tenang, meski ada ketegangan di balik kata-katanya.

Vesper menghela napas, lalu menatapnya dengan sorot mata yang penuh dengan ketidaksabaran. "Jangan berlagak seperti istri yang peduli, Elara. Kita berdua tahu kau tidak ada di sini karena cinta."

Elara mendekat selangkah, menantang tatapan suaminya. "Dan kau juga tidak ada di sini karena keinginanmu sendiri, Vesper. Kita sama-sama tahu itu."

Ada keheningan sejenak, sebelum Vesper mengangkat sudut bibirnya dalam senyum sinis. "Kau benar. Itu sebabnya aku ingin mengakhirinya."

Elara mengangkat dagunya, menolak menunjukkan kelemahan. "Kau ingin aku menggugat cerai? Sayangnya, itu tidak akan terjadi."

Vesper tersenyum miring, seolah sudah mengantisipasi jawaban itu. "Kita lihat saja nanti."

Elara tahu ini bukan sekadar ancaman kosong. Vesper akan melakukan apa pun untuk membuatnya menyerah-mengabaikannya, mempermalukannya, bahkan mungkin melukainya secara emosional. Tapi jika pria itu berpikir ia akan menyerah begitu saja, maka ia salah besar.

Permainan ini baru saja dimulai.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Gilang Ramdani

Selebihnya

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku