Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Mata Alina melebar, dia menutup mulutnya karena terkejut saat mendengar perintah James, "Ya ampun, James! Kamu tidak perlu melakukan ini untukku." Alina terisak-isak seakan hatinya tergerak oleh sikap James tersebut.
Namun James sama sekali tidak memperhatikan aktingnya itu. Dia hanya memejamkan matanya dan tenggelam dalam pikirannya sendiri, 'Maria, kamu ingin melawanku, bukan? Kamu pikir kamu itu siapa? Sepertinya kamu masih belum kapok juga!' Rengekan Alina akhirnya terdengar di telinga James. Dia menjadi kesal lalu mengerutkan keningnya sambil berkata, "Itu keputusan akhirku!"
Alina tidak berani memaksanya lagi. Sebaliknya, dia mendekati James kemudian berkata dengan malu-malu, "Terima kasih, James. Kamu baik sekali!"
James tidak menanggapi pujian atau jarak tubuh Alina yang sekarang sudah mendekat. Dia berpura-pura beristirahat dengan matanya yang masih terpejam.
Alina tidak mempermasalahkan sikap James. Dia sudah cukup senang selama James berniat untuk mempersulit hidup Maria.
'Dasar bodoh kamu, Maria! Kamu benar-benar telah membuat James emosi. Kali ini, sepertinya kamu tidak akan bisa bangkit kembali!' Kepala Alina agak tertunduk karena dia menyembunyikan seringai di wajahnya.
Dia tidak sabar untuk memberi tahu Maria mengenai keputusan James. Alina harus bersiap-siap untuk mengadakan sebuah pertunjukan yang bagus.