icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 10
Berita Halaman Depan
Jumlah Kata:1069    |    Dirilis Pada:07/03/2022

"Jangan salah paham kepadaku. Sesuatu sedang terjadi pada Ayu saat itu, dan aku hanya pergi untuk menolongnya." Charles menjelaskan.

Esther tidak menduga Rudy akan menjelaskan itu padanya. Dia kemudian tersenyum malu, "Kamu tidak perlu menjelaskannya kepadaku. Kita hanya mitra kerja. Aku tidak peduli dengan urusan pribadimu. Tapi tolong hati-hati, jangan sampai tertangkap oleh paparazzi."

"Baik." Ekspresi serius Esther membuat Rudy kesal dan tiba-tiba dia kehilangan nafsu makannya. Dia menjatuhkan sumpitnya seraya berkata, "Aku kenyang."

Esther menjadi diam sejenak. Dia pikir Rudy sedang dalam suasana hati yang buruk karena Ayu. Dia membersihkan mangkuk dan juga sumpit, lalu naik ke atas.

Karena pelayan sedang pergi, Esther pun bangun pagi-pagi keesokan harinya. Ada telur dan juga tepung terigu di dapur. Dia mencampur tepung dan air untuk membuat adonan, kemudian membuat beberapa panekuk telur. Rudy bangun dengan semangat yang tinggi pagi ini.

Rumahnya dipenuhi dengan aroma panekuk telur. Rudy melihat ke arah dapur, matanya pun melembut.

Dia tiba-tiba merasakan sebuah kehangatan dalam rumah karena Esther.

"Kemarilah dan sarapan." Esther menyapa Rudy. Panekuk telur dan susu kedelai yang baru saja digiling menaikkan selera makan Rudy. Dia merasa dia akan menjadi lebih pemilih tentang makanan karena Esther.

"Rudy..." Rudy hendak pergi bekerja setelah selesai sarapan, tetapi Esther dengan takut-takut menghentikannya, "Aku akan pergi bekerja menggunakan kereta bawah tanah. Kamu tidak perlu untuk mengantarku ke tempat kerja."

"Bukankah aku sudah memberitahumu bahwa aku akan mengantarmu ke tempat kerja?" Rudy melirik Esther sejenak dan berpikir, 'Wanita lain sangat ingin aku untuk mengantarkan mereka.

Baiklah! Mengapa aku harus menunjukkan hasrat yang berlebih kepada orang yang bersikap begitu dingin?'

Rudy pun meninggalkan rumah, tanpa melihat ke belakang. Esther tetap diam. Dia hanya tercengang. 'Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?

Charles terlihat sangat kesal.' Esther berpikir kepada dirinya sendiri.

Rudy tiba di kantornya dengan wajah yang datar. Hal itu membuat semua orang menjadi gelisah. Suyanto Markus berdiri ragu-ragu di depan pintu kantor Rudy untuk waktu yang lama. Dia tidak berani untuk sekedar mengetuk pintu.

"Apa yang sedang kamu lakukan disana? Masuk atau pergilah!" teriak Rudy. Meskipun Rudy tidak dapat melihat dengan jelas melalui pintu kaca yang buram, namun dia dapat melihat seseorang sedang berjalan mondar-mandir di depan pintunya. Itu membuatnya geram.

"Tuan.... Tuan Afif." Suyanto kemudian berdiri di depan Rudy dengan gugup dan berpikir, 'Aku benar-benar kacau. Tuan Afif sedang berada dalam suasana hati yang buruk hari ini. Tetapi sesuatu yang buruk telah terjadi dan aku harus melaporkannya kepada Tuan Afif.'

"Apa yang sedang terjadi?" Melihat Suyanto dengan tatapan kosongnya, Rudy pun berteriak marah.

"Apakah Anda sudah melihat Postingan Pagi Marriot hari ini?" Suyanto bertanya dengan sangat hati-hati.

Postingan Pagi?

Rudy menghabiskan sepanjang paginya untuk berselisih dengan Esther. Dia tidak memiliki waktu untuk membaca koran.

"Apa yang terjadi?" Rudy kemudian mengerutkan alisnya.

Suyanto menarik napasnya dalam-dalam dan bersiap untuk menghadapi badai yang akan datang, "Tuan Afif, Anda tampak di halaman depan berita."

Suyanto dengan hati-hati menunjukkan Postingan Pagi hari ini. Pada pandangan pertamanya Rudy melihat tajuk utama halaman depan berita tersebut, "CEO Perusahaan Cemerlang Bertemu Dengan Selebriti Wanita Ayu Septiani di Tengah Malam, dan Meninggalkan Istri Barunya."

Rudy tidak tertarik dengan artikel tersebut, tetapi dia dengan jelas dapat melihat foto dirinya dan Ayu yang sedang memasuki hotel bersama.

"Tuan Afif, berita ini telah memancing banyak pembicaraan. Jika kakek Anda mengetahuinya..." Suyanto merinding hanya dengan memikirkannya. Tuan Afif yang berkuasa ini hanyalah seekor domba kecil di hadapan kakeknya.

"Periksa siapa yang telah berani mengarang cerita tersebut dan menyebarkannya. Saya ingin agar dia menghilang dari llingkaran media selamanya." Rudy sangat marah. Dia lalu menambahkan, "Jangan biarkan kakekku mengetahui tentang hal ini."

"Ya." Suyanto mencatat semua itu dan bertanya, "Tuan Afif, apa yang akan Anda lakukan tentang berita ini? Apakah Anda akan mengadakan konferensi pers untuk menjelaskan semua permasalahan ini?"

"Tidak perlu." Rudy menggelengkan kepalanya. Produk baru dari Perusahaan Cemerlang akan diluncurkan. Berita ini entah bagaimana dapat membantu perusahaan untuk bisa menarik banyak perhatian dari publik.

"Ada yang lain?" Rudy mengangkat alisnya saat melihat Suyanto yang tetap diam di posisinya

"Tuan Afif, Esther dari Perusahaan Periklanan Komandia menghubungi dan mengatakan rancangan yang direvisi telah selesai. Dia meminta pertemuan..."

"Sekarang!" Rudy menyela Suyanto.

"Ap... Apa?" Suyanto telah menjadi asisten Rudy selama bertahun-tahun, dan dia merasa sudah mengenalnya dengan baik. Namun, dia tiba-tiba menyadari bahwa dia tidak mengenal Rudy sama sekali.

Misalnya saat ini, dia tidak mengerti mengapa Rudy menjadi lepas kendali ketika Perusahaan Periklanan Komandia disebut.

Atau... apakah karena istrinya?

Terlepas dari kebingungan dalam benaknya, Suyanto pun segera menyiapkan mobil dan pergi ke Perusahaan Periklanan Komandia. bersama Rudy. Bagaimanapun juga, Suyanto adalah seorang asisten profesional.

Esther telah merevisi rancangan sesuai dengan persyaratan dari Rudy. Bahkan Suyanto berpikir itu merupakan rancangan yang sempurna, tetapi Rudy merasa belum puas.

"Omong kosong! Perbaiki lagi!" Rudy merasa kesal karena dia mengingat sikap acuh tak acuh dari Esther, dan mau tidak mau hal tersebut menciptakan kesulitan untuk Esther sendiri.

"Tuan.... Tuan Afif?" Suyanto mengerutkan keningnya ketika dia akhirnya menyadari bahwa Rudy menggunakan kekuasaannya untuk membalas Esther.

Rudy menatap Suyanto dengan dingin, dan Suyanto pun menutup mulutnya seraya menundukkan kepalanya.

"Tuan Afif, saya pikir konferensi pers bukanlah hal yang tepat. Jadi saya mengubahnya menjadi pesta anggur yang lebih baik." Arya merasa sangat senang.

"Tuan Afif." Esther telah bekerja sangat keras membuat rancangan tersebut untuk waktu yang lama. Rudy sudah merasa puas dengan rancangan sebelumnya. Mengapa dia tidak puas dengan itu sekarang setelah dia sudah merevisi rancangan tersebut sesuai dengan persyaratannya? Esther pun marah dan bertanya, "Bagian mana yang Anda merasa tidak puas? Tolong beritahu saya."

"Saya tidak puas dengan semua bagiannya." Rudy menjawab itu dengan nada dingin. Pipi Esther menjadi merah karena menahan marah.

Dia tidak bodoh. Dia menyadari bahwa Rudy sedang membalas dendam padanya.

Tapi Esther tidak tahu sama sekali kapan dan bagaimana dia telah menyinggung perasaan Rudy.

Melihat wajah Esther, Rudy mengira bahwa gadis itu akan datang kepadanya secara pribadi dan memintanya untuk melepaskannya. Namun Esther dengan keras kepala mengangkat wajahnya dan menatap matanya, "Baiklah! Aku akan memperbaikinya lagi."

Rudy menjadi diam karena dia tidak tahu bagaimana harus menanggapi itu.

Diana sangat gembira dengan apa yang dilakukan oleh Rudy karena dia tidak menyukai Esther. Dia akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bisa mengejek Esther kali ini. Setelah meninggalkan ruang pertemuan, Esther mendengar sarkasme yang dilontarkan oleh Diana, "Seseorang sangat tidak tahu malu. Jika aku jadi dia, aku akan malu untuk tetap tinggal di sini dan akan pergi meninggalkan perusahaan."

Esther sama sekali tidak mempedulikan itu, tetapi Rudy, yang mengikutinya keluar, mengangkat alisnya saat mendengar kata-kata kasar yang diucapkan oleh Diana.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Baiklah! Aku Akan Menikah Dengannya!!2 Bab 2 Kesepakatan3 Bab 3 Hubungan Keluarga yang Memuakkan4 Bab 4 Rencana Ayu (Bagian 1)5 Bab 5 Hidup Bersama6 Bab 6 Presentasi7 Bab 7 Rumah8 Bab 8 Ada Sesuatu yang Salah9 Bab 9 Apakah Dia Mencintainya 10 Bab 10 Berita Halaman Depan11 Bab 11 Suami Protektif, Rudy12 Bab 12 Memasuki Perusahaan Cemerlang untuk pertama kalinya.13 Bab 13 Sibuk Dengan apa 14 Bab 14 Ayu atau Esther 15 Bab 15 Pecat Dia16 Bab 16 Peringatan Ayu Kepada Esther17 Bab 17 Kudapan Sore Diana18 Bab 18 Makan Malam19 Bab 19 : Siapa yang Akan Menjadi Direktur Perencanaan Baru20 Bab 20 Kekacauan Saat Mabuk21 Bab 21 Makan Malam Keluarga Besar22 Bab 22 Menghentikannya Berbicara23 Bab 23 Sepupu Yang Aneh24 Bab 24 Kunjungan Rudy ke Tempat Mertuanya.25 Bab 25 Silvia Menginginkan Rudy Kembali26 Bab 26 Kekasih Atau Pelacur Laki-Laki27 Bab 27 Tentang Nyonya Afif28 Bab 28 Perpisahan29 Bab 29 Kemarahan Hadi30 Bab 30 Pinjamkan Aku Empat Belas Milyar Rupiah31 Bab 31 Tidur Bersama32 Bab 32 Kencan!33 Bab 33 Nyamuk Pengganggu34 Bab 34 Berpura-pura Baik Setelah Mendapat Keuntungan35 Bab 35 Beri Aku Kesempatan36 Bab 36 Konfrontasi Sinta Dengan Rudy37 Bab 37 Obrolan di Kantor38 Bab 38 Taktik Diana39 Bab 39 Pengunduran Diri40 Bab 40 Kesalahan Diana di Kantor Rudy41 Bab 41 Tidak Ada yang Bisa Dilakukan42 Bab 42 Peringatkan Nyonya Afif43 Bab 43 Kamu Tidak Berguna44 Bab 44 Fakta45 Bab 45 Aku Bisa Membiayaimu46 Bab 46 Esther Kembali di Kantor47 Bab 47 Ia Takkan Kembali48 Bab 48 Dijebak49 Bab 49 Perselisihan di Toko50 Bab 50 Kebenaran Akan Selalu Menang51 Bab 51 Sungguh Kebetulan!52 Bab 52 Suami Pecemburu53 Bab 53 Ciuman Romantis54 Bab 54 Ri Kecil55 Bab 55 Mengejar Apa yang Kamu Inginkan56 Bab 56 Proses On-boarding Karyawan57 Bab 57 Terima kasih58 Bab 58 Kamu Harus Ikut Dengan Kami59 Bab 59 Badai di Departemen Sekretaris60 Bab 60 Sikap Ramah yang Mengejutkan dari Miranda Sidabutar61 Bab 61 Niat Rudy62 Bab 62 Dia Tidak Bisa Pergi63 Bab 63 Tuan Purba64 Bab 64 Pertahanan65 Bab 65 Kebohongan yang Jelas66 Bab 66 James Membela Esther67 Bab 67 Ini Belum Berakhir68 Bab 68 Menyatakan Hubungan di Depan Umum69 Bab 69 Rudy Terluka70 Bab 70 Rudy Berada di Rumah Sakit71 Bab 71 Negosiasi72 Bab 72 Satu Lawan Satu dengan James73 Bab 73 Sinta Patah Hati74 Bab 74 Ayu Kembali75 Bab 75 Rudy Keluar dari Rumah Sakit76 Bab 76 Nasihat Hadi77 Bab 77 Mandi78 Bab 78 Dia Membuatnya Terpesona79 Bab 79 Perseteruan dengan Mirna80 Bab 80 Permintaan Maaf Mirna81 Bab 81 Pengunduran Diri82 Bab 82 Menghampiri Seorang Kenalan Selama Perekrutan83 Bab 83 Makan Malam dengan Rudy84 Bab 84 Niat Silvia85 Bab 85 Lamaran Silvia86 Bab 86 Pengunduran Diri Esther87 Bab 87 Kembali ke Rumah Keluarga Gauri88 Bab 88 Video Nenek Esther89 Bab 89 James Menemukan Kebenaran90 Bab 90 Penyesalannya91 Bab 91 Makan Malam di Rumah Keluarga Gauri92 Bab 92 Menjadi Berselisih93 Bab 93 Mengantar Esther ke Bandara94 Bab 94 Tiana95 Bab 95 Orang Tua Tiana96 Bab 96 Alergi97 Bab 97 Di Rumah Sakit98 Bab 98 Mengasuh Anak99 Bab 99 Makan Malam yang Canggung100 Bab 100 Kebakaran Hotel