"Apa maksudmu?" Esther menatapnya dengan curiga.

Kristina memang cantik, tapi dia mudah merasa cemburu. Sudah gitu dia juga punya mulut yang besar, jadi dia bisa membeberkan informasi apa pun ke setiap sudut kantor ini. Inilah sebabnya mengapa tidak ada orang yang menyukainya disini.

Esther tidak punya komplain mengenai Kristina, tetapi dia merasa bahwa Kristina suatu saat mungkin akan mendapat masalah karena kebiasaan bergosipnya itu.

"Sebelum kamu sampai di sini, aku melihat Diana duduk di ruangan Arya untuk waktu yang lama. Aku tidak tahu persis apa yang mereka bicarakan, tetapi Diana kelihatan sangat senang ketika keluar dari situ. Aku rasa Manajer Kurniawan pasti telah menjanjikan sesuatu padanya dan pesta malam ini adalah perayaan untuk itu." Esther melirik Diana dari sudut matanya. Jelas sekali wanita itu sedang dalam suasana hati yang baik.

Tapi apakah janji Arya kepada Diana ada hubungannya dengan dirinya?

"Ri, Diana tadi berbicara tentang posisi direktur perencanaan. Posisi itu sudah lama kosong. Kamu baru saja menyelesaikan sebuah proyek besar, jadi aku yakin posisi ini sudah ada di tanganmu, tetapi aku dengar dari Diana kalau…" Sambil berbicara, Kristina mengernyitkan alisnya. Dia melihat bahwa ekspresi Esther telah berubah.