Esther mengernyitkan dahinya. Jelas sekali, dia tidak punya pilihan selain pergi bersama orang-orang berpakaian gelap itu. Melihat limusin yang terparkir di seberang jalan, Esther sudah bisa menebak identitas atasan mereka.

Melalui tatapan yang diberikan Ayu ketika dia meninggalkan kantor, Esther tahu sesuatu pasti akan terjadi. Tetapi tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa hal itu akan terjadi begitu cepat.

"Jalan." Pria berbaju hitam itu mendorong Esther ke depan. Esther secara perlahan berjalan menuju limusin.

Pria berpakaian hitam itu membuka pintu limusin. Esther dapat melihat Ayu sedang duduk di dalam mobil dengan mengenakan kacamata hitam. Meskipun Esther tidak bisa melihat mata Ayu dengan jelas, dia bisa merasakan tatapan penuh kebencian di kedua bola mata Ayu.

Esther segera masuk ke dalam limusin. Terdengar suara pintu ditutup dari belakang, meninggalkan Esther dan Ayu sendirian di limusin yang cukup lapang ini.

Ayu melepas kacamata hitamnya dan mulai berbicara. "Nyonya Afif. Senang berkenalan dengan Anda. Akhirnya kita dapat bertemu, saya telah mendengar banyak cerita mengenai Anda."

Ayu menatap Esther yang terlihat elegan. Terdapat rasa permusuhan yang tersirat di mata Ayu.