/0/13428/coverorgin.jpg?v=f5f1ee039192fbc2be110670d4476ba9&imageMogr2/format/webp)
"Astaga, aku lupa! Aku 'kan harus meletakkan baju pengantin ini di kamar Tuan Zeus. Kalau sampai besok pagi baju pengantin ini masih di sini, bisa-bisa aku dipecat karena Tuan Zeus gagal menikah," lirih Helios sambil menepuk dahinya.
Wanita itu bergegas meraih baju pengantin itu dan menatap jam dinding. "Sudah pukul sepuluh malam. Mudah-mudahan saja Tuan Zeus belum pulang," imbuhnya.
Helios merupakan wanita berusia dua puluh tahun yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di kediaman mewah keluarga Cartwheel. Wanita cantik dengan tinggi seratus enam puluh sentimeter itu memiliki rambut hitam yang panjang, lesung di bawah kedua sudut bibirnya, hidung mancung, dan bola mata yang jernih. Namun sayangnya, wanita cantik itu bernasib sial.
Baru saja meletakkan setelan pengantin di atas tempat tidur Zeus dan hendak berbalik keluar, tiba-tiba tubuhnya didorong dengan kasar. Ia terjatuh di atas tempat tidur yang sangat empuk itu dengan terkejut.
"Aawww!" pekik Helios terkejut.
Pandangan wanita itu langsung ke arah di mana seseorang mendorongnya. "Tu-tuan Zeus." Terkejut wanita itu mendapati pemilik kamar ada di depan matanya. Kemudian, ia langsung beranjak bangun, "Ma-maaf, Tuan. Sa-saya tidak bermaksud untuk masuk ke kamar Tuan tanpa izin. Sa-saya ha-hanya ingin meletakkan baju pengantin, Tuan, saja," sambung Helios sambil menoleh menatap tuxedo yang ia letakkan di atas tempat tidur sebelumnya.
Pandangan wanita itu tetap setia menunduk dan sama sekali tidak berani menatap Zeus. Apalagi ia tahu betul seperti apa sosok anak majikannya itu. Pria yang hampir tidak pernah tersenyum dan selalu bersikap dingin.
Merasa ada yang aneh karena tidak mendapatkan respon apa pun atas permintaan maafnya, Helios memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya. Namun, ia dikejutkan dengan gerakan tangan pria itu yang sedang melepas jasnya dan melemparnya ke sembarang arah. Terlebih selang beberapa detik, pria itu mulai melepas kancing kemejanya.
"Tu-tuan? A-apa ya-yang sedang Tuan lakukan?" tanya Helios terbata. Tubuh dan suaranya sudah mulai bergetar
Di sana, Zeus terlihat sedang melucuti pakaiannya satu per satu. Takut terjadi hal buruk, Helios beranjak melangkah maju hendak keluar. "Maaf, Tuan. Saya mau permisi keluar karena baju pengantinnya sudah saya antar." Namun baru melangkah sekitar dua langkah, pergelangan tangannya direngkuh dengan paksa dan tubuhnya dihempaskan kembali ke atas tempat tidur.
"Aww! Apa yang Tuan Zeus lakukan?" tanya Helios ketakutan.
Lagi-lagi, wanita itu beranjak bangun. Namun belum sempat berdiri, Zeus sudah kembali mendorongnya hingga ia jatuh terlentang di atas tempat tidur.
"Jangan lakukan ini, Tuan, saya mohon!" lirih Helios.
Wanita itu beranjak duduk dan bergerak mundur. Ia melihat Zeus sedang melepas kancing terakhir kemejanya. Kemudian, pria itu melepasnya dan melempar ke sembarang arah.
Melihat Helios yang memberingsut ketakutan di ujung kepala ranjang membuat Zeus ikut naik ke atas tempat tidur. Ia menarik paksa tangan Helios dan langsung mengungkung tubuh wanita itu sambil melucuti pakaian Helios yang tersisa. Kemudian, ia melepas celananya dan kain lain yang masih melekat di tubuhnya.
"Tidak, Tuan, jangan! Jangan lakukan ini pada saya, Tuan!" teriak Helios memohon.
Tangannya bergerak memukuli dada bidang pria itu dan kakinya pun tidak berhenti menendang. Air matanya sudah memgerucuk deras bak menganak sungai. Namun sayangnya, hal itu tidak membuat Zeus merasa kasihan. Pria itu semakin giat menggerilya menikmati setiap jengkal tubuh Helios. Membuat beberapa hingga banyak tanda merah. Menikmati bukit marshmallow yang keras dan menantang.
Tidak lama kemudian, pria itu mulai menikmati tubuh Helios dengan brutal. Ia sama sekali tidak peduli dengan reaksi yang ditunjukkan Helios. Tangan wanita itu bergerak ke sana kemari dengan kuku panjang yang menyapu kulit tubuh atletis pria itu. Bahkan bahunya pun tidak lupa mendapat bagian di mana Helios menggigitnya dengan sekuat tenaga merasakan bagian tubuh bawahnya yang luar biasa sakit.
Meski tubuhnya penuh cakaran dan bahunya yang terluka karena gigitan, ia sama sekali tidak bisa merasakannya. Yang Zeus rasakan saat ini hanya nikmatnya surga dunia. Surga yang baru pertama kali ia rasakan menjelang hari pernikahannya dengan kekasihnya, Minerva.
Merasa tidak ada lagi harapan, Helios melemaskan seluruh otot-ototnya dan menjatuhkan seluruh tubuhnya. Ia hanya berbaring membiarkan Zeus bergerak sesukanya di atas tubuhnya. Dengan bulir-bulir bening yang terus mengalir membanjiri wajahnya, wanita itu menatap kosong ke arah pintu.
/0/17691/coverorgin.jpg?v=7e5c276000575bd8df0b24150b3f5521&imageMogr2/format/webp)
/0/15642/coverorgin.jpg?v=bae564930038a01bde1690b66bd7477b&imageMogr2/format/webp)
/0/19449/coverorgin.jpg?v=4d31b0e31059b4191b700f800bf00d57&imageMogr2/format/webp)
/0/4193/coverorgin.jpg?v=7015db8782cda68d196a0c4fe63039f5&imageMogr2/format/webp)
/0/19807/coverorgin.jpg?v=7e8c6aec421b352f16d080836299290c&imageMogr2/format/webp)
/0/5356/coverorgin.jpg?v=ffda3a761434a6526b416ab99b2fbf53&imageMogr2/format/webp)
/0/10098/coverorgin.jpg?v=20250122182539&imageMogr2/format/webp)
/0/16080/coverorgin.jpg?v=82c42b37571355a9dd5552a48607d63c&imageMogr2/format/webp)
/0/12672/coverorgin.jpg?v=e267e35c6f73324fb77bb52565e1bcfb&imageMogr2/format/webp)
/0/12697/coverorgin.jpg?v=a0855fc8ab55c7606ce607d6619d7a60&imageMogr2/format/webp)
/0/23663/coverorgin.jpg?v=20250429185631&imageMogr2/format/webp)
/0/23402/coverorgin.jpg?v=956d1bff272bfc1af42c4423b22a8af3&imageMogr2/format/webp)
/0/27009/coverorgin.jpg?v=ca131d9dd77d0d922f63529aff22081b&imageMogr2/format/webp)
/0/16928/coverorgin.jpg?v=17bf9404f937d301d844183dc1f9c222&imageMogr2/format/webp)
/0/16288/coverorgin.jpg?v=01c0e42e82c0a937b6fdd67c780e4615&imageMogr2/format/webp)
/0/18635/coverorgin.jpg?v=2a204666c0747c88c2ca61d06ceff386&imageMogr2/format/webp)
/0/3095/coverorgin.jpg?v=1113e82abad1f60f913a3f9d60365a6e&imageMogr2/format/webp)
/0/5367/coverorgin.jpg?v=7b8c421c3023f29e2ed162a85458107c&imageMogr2/format/webp)