Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Menikahi Seorang Abusive

Menikahi Seorang Abusive

hikmah

5.0
Komentar
509
Penayangan
11
Bab

Pernikahan yang diharapkan untuk bahagia, berujung nestapa. Dewi seorang ibu rumah tangga dengan pernikahan yang tidak sehat karena mempunya suami yang abusive seperti Raihan. Akankah Dewi bertahan atau dia akan pergi dari kehidupan Raihan? Ikuti selengkapnya di kisah ini.

Bab 1 Pernikahan tak direstui

Sebuah pernikahan yang tidak direstui oleh kedua orang tua memang sangat tidak sehat jika tetap di jalani.

Akan banyak sekali hal-hal yang menjadikan pernikahan tersebut goyah bahkan hampir hancur berantakan.

Seperti pernikahan Dewi dan Raihan, pertemuan mereka tanpa di sengaja terjadi di sebuah mall ternama di kota jakarta.

Dari pertemuan itu mereka kenalan dan bersahabat, kebetulan Raihan tinggal di sebuah kos-kos an bersama teman-temannya, jadi semenjak perkenalan itu Dewi sering diajak berkunjung ke tempat kos nya Raihan.

Karena seringnya bertemu maka timbullah benih-benih cinta diantara keduanya.

Perjalanan cinta mereka begitu indah, karena Raihan di kenal sangat baik pada Dewi, sangat perhatian, sangat setia dan bertanggung jawab. Walaupun tampangnya yang seperti anak berandal Raihan yang berwajah sangar, berambut panjang, dan juga berpakaian agak urakan.

Tapi sifat itu tak berlaku ketika Dewi memperkenalkan Raihan pada kedua orang tuanya, kedua orang tua Dewi menentang keras hubungan mereka.

"Kamu jangan berhubungan lagi dengan Raihan!, bapak tidak setuju!" hardik pak Juned bapaknya Dewi.

"Tapi pak, Raihan itu orangnya baik dan Dewi sangat mencintainya," jawabnya.

"Aaalaah, orang seperti itu kamu bilang baik, Di lihat dari tampangnya saja sudah terlihat bahwa dia itu jahat, dan pastinya dia akan ringan tangan sama kamu nanti setelah kalian menikah, apalagi dia orang sebrang yang di kenal rata-rata suka main tangan pada pasangannya," ujar pak Juned panjang lebar.

"Pokoknya Dewi tetap mencintai Raihan dan akan tetap ingin menikah dengannya, titik."

"Jangan nak, tolong dengarkan ucapan bapakmu, karena filing orang tua itu suka benar terjadi," tambah bu Lela ibunya Dewi.

Raihan yang mendengar perdebatan antara Dewi dan kedua orang tuanya, hanya bisa tertunduk lesu lalu kemudian pamit pulang pada keluarga tersebut tanpa berucap satu katapun pada Dewi kekasihnya.

Dengan langkah gontai Raihan melangkahkan kakinya keluar dari rumah tersebut.

"Raihan tunggu!"

Dewi mengejar Raihan sampai kedepan rumah.

"Raihan aku mencintaimu."

"Aku juga cinta sama kamu wi, tapi bagaimana dengan kedua orang tuamu yang tidak merestui kita?"

"Aku juga bingung."

"Bagaimana kalau kita kawin lari aja di kampung halamanku, apa kamu mau?" tawar Raihan.

"Berikan aku waktu untuk berpikir, esok aku akan kasih jawabannya." jawab Dewi.

Setelah mendengar jawaban dari kekasihnya Raihan pun pergi dari rumah tersebut untuk pulang ke tempat kost nya.

Setelah kepergian kekasihnya Dewi pun langsung menemui kedua orang tuanya lagi di dalam rumah, dimana kedua orang tua nya masih dengan santainya duduk di sofa ruang tamu rumah tersebut.

"Pak, bu, Dewi sangat mencintai Raihan, begitupun Raihan juga sangat mencintai Dewi, kami ingin menikah bu, pak," pintanya.

"Kalian kan baru kenal selama tiga bulan, tapi kenapa kamu sudah yakin sekali ingin menikah dengan anak berandal itu?" tanya pak Juned.

"Karena Dewi liat dia sangat baik pada aku pak."

"Itukan didepan kamu nak, kamu juga belum kenal dengan keluarga besarnya, iyakan?"

Dewi tampak bingung mendengar pertanyaan yang di lontarkan bapaknya hingga dia bingung untuk menjawabnya.

"Sekarang begini aja, kami saling mencintai, adanya restu dan tidak adanya restu dari bapak dan ibu, Dewi dan Raihan akan tetap menikah, walaupun itu kawin lari," ancamnya.

"Oke, oke bapak dan ibu mengalah, jika kalian bertekad ingin tetap menikah silahkan, tapi dengan Syarat jangan di depan kami, dan bapak tidak mau menjadi wali dalam pernikahan mu, carilah wali hakim untuk menikahkan kalian," ucap pak Juned, seraya segera membuang wajahnya, karena tak ingin anak kesayangannya tahu kesedihan hatinya.

Tekad Dewi dan Raihan yang sudah bulat untuk menikah, sampai dewi tak menghiraukan lagi bagaimana perasaan kedua orangtuanya.

Dewi ikut ke kampung halaman Raihan di sebrang untuk menikah disana, dan pernikahan mereka di gelar sangat sederhana sekali, hanya di hadiri keluarga besar Raihan juga para tetangganya, sedangkan Dewi hanya seorang diri di acara tersebut dan yang menjadi wali hakim di datangkan dari KUA setempat.

Satu hari setelah menikah semua terlihat baik-baik saja. Raihan sangat memanjakan Dewi dan begitu perhatian.

Setelah tiga hari menikah mereka memutuskan untuk mencari kontrakan untuk mereka tinggali berdua, dengan alasan ingin belajar mandiri.

Di kontrakan baru mereka inilah perangai asli Raihan baru terlihat, Raihan tidak mau bekerja , dia hanya maunya main dan kumpul-kumpul dengan teman-temannya, jika lapar maka Raihan akan kerumah orangtuanya untuk mengambil makanan.

Jika Dewi menyuruhnya untuk bekerja bukan jawaban yang dia dapatkan, tapi pukulan demi pukulan yang akan Dewi rasakan.

Awal-awal Dewi hanya berpikir perubahan Raihan di sebabkan dia stres karena banyak masalah.

Tapi sampai satu bulan menikah perangai Raihan semakin menjadi-jadi.

"Mas, tolonglah cari pekerjaan, aku tidak enak kalau terus-terusan minta makanan pada orang tua mu," ucap Dewi kala itu.

"Plaaaak.'

"Cerewet banget sih kamu sekarang, terserah aku lah mau kerja atau gak, yang pentingkan kamu masih bisa makan!" hardiknya.

Sebuah tamparan mendarat di pipi Dewi, hingga Dewi terhuyung-huyung dan jatuh tepat dibawah kaki Raihan dan kesempatan itu di gunakan Raihan untuk menendang tubuh Dewi yang tidak berdaya hingga dia meringis kesakitan sambil memegangi tubuhnya yang terasa sakit.

Air Matanya tak dapat di bendung lagi.

Dia tidak menyangka Raihan yang dulu di kenalnya sangat baik padanya sekarang tega berbuat demikian pada dirinya yang sekarang sudah menjadi istrinya.

" Tega kamu mas!"

"Itu salahmu yang terlalu cerewet sih, bikin aku lepas kontrol jadinya kan," kilahnya.

Dengan Isak tangis yang tertahan Dewi berlalu masuk kedalam kamarnya dan menangis sepuasnya di atas bantal, sedangkan Raihan pergi kerumah orang tuanya.

"Kenapa wajahmu seperti itu Han?" Tanya pak Karim bapaknya Raihan.

"Kesel aku pak, Dewi sekarang jadi cerewet, berani-beraninya dia menyuruh aku untuk bekerja, padahal kan walaupun aku tidak bekerja sekalipun dia tetap bisa makan, iyakan pak," ujarnya.

" Iya betul itu, lalu apa maksudnya Dewi menyuruhmu bekerja? Kenapa tidak dia aja yang bekerja kalau emang dia ingin punya uang sendiri," tukas pak Karim.

Pak Karim memang sebenarnya juga sama seperti Raihan. Yang bekerja mencari nafkah itu istrinya ibu Sukma, ibunya Raihan.

Mereka mempunyai enam orang anak, empat laki-laki dan dua wanita. Dan Raihan anak pertama.

Kesemua anak lelakinya sama seperti pak Karim. Tidak ada yang bekerja, kalaupun mereka mau bekerja mereka hanya mau yang mereka mau saja atau yang ringan-ringan saja .

Pekerjaan berat mereka tidak mau, dan satu lagi mereka bekerja semaunya saja jika dirasa pekerjaan itu tidak sreg di hatinya, maka mereka pun tak akan mau melakukannya.

Dewi tak menyangka kalau Raihan ternyata akan sama seperti bapaknya dan juga adik-adiknya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh hikmah

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku