/0/20791/coverorgin.jpg?v=e65667aa7d62f9ca14b86f6ae32ad138&imageMogr2/format/webp)
Enjoy reading ...
Rita tertegun melihat kesibukan pagi ini di rumah. Sang mertua sedang sibuk di dapur memerintah beberapa pembantu untuk memasak besar hari ini. Sementara setahu dirinya tidak ada acara apapun hari ini.
"Jangan lupa buah-buahan itu dicuci dulu baru masukkan kulkas. Ingat makanan sehat harus selalu ada mulai hari ini," perintah Rakmi.
"Ada acara apa, Bu?" tanya Rita. Ia merasa tidak enak hati karena hari ini bos besar dari kantor pusat akan datang dan ia tidak bisa membantu karena hari cuti sudah hampir habis untuk tahun ini.
"Tidak ada apa-apa. Kejutan untukmu, ibu yakin kamu akan senang nantinya."
Melihat Rita yang tertegun di tempatnya berdiri, Rakmi kembali menambahkan. "Sungguh. Ya, sudah sana siap-siap sarapan terus berangkatlah kerja."
"Maaf ya Bu, Rita tidak bisa membantu."
"Sudahlah, tidak apa-apa. Kamu sudah cukup menemani Ibu saat di Rumah Sakit. Itu saja sudah membuktikan kalau kamu berguna."
Rita tersenyum menanggapi, tidak seperti adat biasa ibu mertua beramah tamah seperti itu dengannya. Namun demi menghormati sang mertua ia menuruti permintaan dengan berbalik badan dan segera menuju ruang makan. Hari ini ia juga sarapan sendirian karena sang suami belum kembali dari luar kota. Ia sudah dua hari tak bisa menghubungi sang suami dan hanya mendapatkan pesan tadi pagi untuk tidak mengkhawatirkan keadaannya.
Rita mendongak saat melihat Yuda datang menemuinya di ruang makan.
"Mobilnya sudah saya siapkan Bu. Pak Anton bilang pimpinan baru akan datang," kata Yuda, "Ibu yakin tidak mau saya antar saja?"
"Iya saya sudah tahu. Tapi tidak perlu saya bisa pergi sendiri untuk hari ini. Besok lusa saya baru kembali. Terima kasih ya." Rita lantas berdiri dan menyambar tas dinasnya.
Ponselnya berdering dan panggilan dari mamanya menyapa pagi ini. Setidaknya hatinya yang merasa kesepian selama dua bulan terakhir ini sering ditinggal pergi sang suami.
"Hai Nak, gimana kabarmu hari ini?"
"Baik Ma. Hari ini Rita harus ke kota sampai lusa baru kembali. Ada pimpinan baru yang akan ditempatkan di cabang."
"Mama sudah bilang bukan. Lebih baik kamu pindah dari desa itu. Tidak ada gunanya kamu berlama-lama di sana. Suamimu juga sudah jarang di rumah."
Rita tertegun mendengarkan perkataan sang mama. Ia tidak pernah menceritakan perihal sang suami yang sangat sibuk beberapa tahun terakhir ini kepada keluarganya.
"Kenapa diam? Benarkan apa yang Mama bilang. Kamu juga lebih mudah untuk bekerja lebih hemat waktu perjalanan."
"Mas Apri tidak mau pindah, Ma. Kasihan ibu. Ibu nggak mau pindah dari desa ini."
"Dan menyusahkan anak dan menantunya. Seharusnya ibu mertuamu itu sadar memiliki anak yang memiliki pekerjaan mapan di kota dan juga menantu yang menjadi wanita karir, bukannya memaksakan kehendak untuk tetap tinggal di desa. Contoh seperti Mama ini, tau dirilah Abangmu pindah ke kota dan meminta Mama sama papa ikut. Ya, kami ikut bukan? Kami juga tidak ingin merepotkan kamu juga. Kewajibanmu sudah berubah untuk mengurus mertua dan suami."
"Rita rasa bukan begitu Ma. Rita yakin maksud ibu itu baik untuk tidak meninggalkan peninggalan bapak."
"Sudahlah berhenti membela mertuamu itu. Mama sudah tahu bagaimana perlakuan beliau terhadap kamu. Coba kamu keluar dari rumah itu. Toh, ada menantunya yang lain di sana. Andai kamu mau menuruti Mama. Saat ini kamu pasti sudah hamil, lagi."
/0/28636/coverorgin.jpg?v=20251106165850&imageMogr2/format/webp)
/0/27491/coverorgin.jpg?v=675f3788714408973b0be75b42319707&imageMogr2/format/webp)
/0/3102/coverorgin.jpg?v=76cdab6514c48d7709f718a12f0b5bcc&imageMogr2/format/webp)
/0/14607/coverorgin.jpg?v=be4cb27234bbbf8ce81d5cf15a97b98f&imageMogr2/format/webp)
/0/4312/coverorgin.jpg?v=8259b29301e1a72896409b2d270cb8f2&imageMogr2/format/webp)
/0/20251/coverorgin.jpg?v=4c0a3e7038718f340c5d51aaaf74b801&imageMogr2/format/webp)
/0/15614/coverorgin.jpg?v=c418b1aaaf998551827b3d1ad249b85a&imageMogr2/format/webp)
/0/5290/coverorgin.jpg?v=4e395246c883fa9451b70b76b14e3f3f&imageMogr2/format/webp)
/0/4708/coverorgin.jpg?v=219e2c0e9c5e3ce4008f3fc909e31b5d&imageMogr2/format/webp)
/0/16995/coverorgin.jpg?v=58c39fc3a5e3fe5313df237efab70edf&imageMogr2/format/webp)
/0/8464/coverorgin.jpg?v=bb2fa6976040b74967606847f472435d&imageMogr2/format/webp)
/0/19245/coverorgin.jpg?v=22b1f68eeefe2fcb98fb459b90630e51&imageMogr2/format/webp)
/0/15904/coverorgin.jpg?v=f0101fe38574e33876c466c121d0436c&imageMogr2/format/webp)
/0/26695/coverorgin.jpg?v=20251106130627&imageMogr2/format/webp)
/0/17329/coverorgin.jpg?v=6d94525be778bf5cbcfd24242aae5160&imageMogr2/format/webp)
/0/12697/coverorgin.jpg?v=a0855fc8ab55c7606ce607d6619d7a60&imageMogr2/format/webp)
/0/13130/coverorgin.jpg?v=b23b8b5b8c84e223572e09785c9eec53&imageMogr2/format/webp)
/0/15868/coverorgin.jpg?v=0e7f595c1ce9e6abf6823cbfc41cca45&imageMogr2/format/webp)