Cinta yang Tersulut Kembali
Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
"Satu... dua... tiga!"
Gadis seksi bersurai panjang itu segera memutar botol bir kosong dengan posisi rebah di atas meja bartender.
Malam ini ia ingin menghabiskan waktu untuk bercinta dengan salah satu dari tiga lelaki tampan yang mengerubunginya dengan tatapan lapar.
Si Baju Hitam, si Mata Sipit, dan si Suara Lembut.
Kia sama sekali tidak mengingat nama mereka, akibat efek alkohol yang telah hampir mengambil alih seluruh fungsi otaknya, jadi dia menamakan ketiga lelaki itu berdasarkan penilaian subyektif. Alias semaunya.
Botol bir itu pun mulai berputar, dan Kia tertawa geli saat salah seorang lelaki mengecup lehernya dengan penuh nafsu.
"Berhenti, Suara Lembut! Dilarang sentuh kecuali kamulah pemenangnya." Gadis cantik bergaun hitam ketat itu pun menjambak kasar rambut lelaki yang curang dengan mencuri start.
Kia tersenyum ke arah lelaki itu, lalu mengusap bibirnya. "Jika kamu yang menang, maka malam ini aku adalah milikmu seorang," bisiknya mesra dengan nada seduktif. "Kamu bisa melakukan apa pun yang kamu mau padaku, Sayang."
Ah, benar. Dia tidak akan rugi sama sekali.
Tiga lelaki ini sangatlah tampan, dan Kia hanya ingin bersenang-senang sepuasnya. Lupakan Alex--brengsek--Guntoro yang sudah berani meninggalkannya demi menikahi wanita pilihan orang tuanya!
'Lihat saja, Alex. Akan kukirimkan fotoku bersama lelaki yang tidur denganku, dan kita lihat apakah kau akan tetap bertahan menikah dengan jalang itu!' Batin Kia antara geram dan panas oleh amarah.
Kia pun kemudian mengalihkan tatapannya kepada botol bir yang masih bergerak di atas meja, namun pergerakannya terlihat mulai memelan.
Hingga akhirnya, botol kaca itu pun berhenti bergerak.
Kia menelengkan kepalanya, merasa bingung ketika ujung mulut botol bir itu saat ini menghadap ke arah...
...seorang lelaki berseragam bartender yang berdiri di balik meja, dan ikut membalas tatapannya.
Alis Kia yang melengkung indah sontak terangkat naik. "Wow," ucapnya sambil mendengus geli. "Well, tampaknya pemenangnya sudah ketemu."
Si Baju Hitam-lah yang paling terlihat gusar dari ketiga lelaki yang sama-sama kecewa itu. Lelaki itu menjulurkan tangannya menyeberangi meja panjang bartender untuk merenggut kerah kemeja putih Sang pramusaji minuman. Alkohol tampaknya ikut mempengaruhi pola pikirnya yang kalut karena kalah oleh seseorang yang tak berarti di matanya.
"Katakan kau tidak akan menerima tawaran Nona ini," ucap Si Baju Hitam dengan suara menggeram kepada Bartender itu.
Si Bartender hanya tersenyum malas, lalu dengan sengaja kembali menatap Kia dari ujung kepala hingga pinggangnya, karena dari pinggang ke bawah tertutup meja.
"Maaf, tapi hanya lelaki buta dan tidak normal yang bisa menolak tawaran semenggiurkan ini," ucapnya dengan seringai yang menghiasi wajahnya. "Aku terima tawaranmu, Nona."
Si Baju Hitam pun terlihat makin naik pitam mendengar perkataan Sang Bartender yang seolah mengabaikan peringatannya. Sambil mengumpat keras, lelaki itu pun sontak melayangkan tinjunya kepada Bartender.
"Aarrgghh!!" Teriakan kesakitan pun terdengar, disertai suara derak mengerikan dari tulang yang patah.
Kia pun seketika mengerjap kaget saat melihat pemandangan di depannya. Sejak kapan Bartender itu membuat sebelah sisi wajah Si Baju Hitam menempel di atas meja, dengan tangan yang dipiting kuat? Saking cepatnya, Kia bahkan tidak melihat gerakan Si Bartender!