Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
“Griffin,”
“Griffin, pergilah! Selamatkan dirimu!”
Suara itu terus terngiang-ngiang di telinganya. Keringat dingin memenuhi dahinya yang putih. Griffin terlihat begitu gelisah dalam tidurnya.
“Tidak! Jangan lakukan itu!”
“Sakit! Sakit!” teriakan itu menggema di seisi ruangan yang redup.
Seorang anak kecil menangis tanpa henti saat pria dewasa itu terus mencoba menyentuh tubuh kecilnya yang malang. Jeritan dan tangisan itu bagai tertelan. Tak ada seorang pun yang menolongnya. Buliran air mata terus mengalir tanpa henti. Si anak terisak dengan begitu pilu. Rasa sakit menjalari tubuh kecilnya.
Si anak pulang ke rumah dengan keadaan baju yang telah compang-camping, tubuhnya memiliki beberapa luka lebam. Kedua orang tuanya cukup kaget akan kejadian yang menimpa putra kecil mereka. Saat mereka melaporkan kejadian naas itu, polisi malah menghina mereka dengan mengatakan.
“Tidak mungkin Guru itu yang melakukannya! Mungkin putramu yang menggodanya, menjajakan dirinya sendiri." Sambil tertawa terbahak-bahak menghina Griffin dan kedua orang tuanya. Ayahnya merasa semua yang diperjuangkannya itu sia-sia.