Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Crazy Maid ( Indonesia )

Crazy Maid ( Indonesia )

Ncheet Nca

5.0
Komentar
180.8K
Penayangan
66
Bab

WARNING 21++ YANG BELUM CUKUP USIA SANGAT DILARANG MASUK!!! MENGANDUNG KEBUCINAN YANG HAQIQI. SO, BAGI YANG GAK SUKA, JANGAN COBA-COBA BACA YA!! Felicity Jolicia Addison. Terlahir dari keluarga berada, membuat wanita yang biasa disapa Feli menjadi sosok gadis yang manja. Terlebih kedua orangtuanya tak mempunyai anak lagi selain wanita cantik yang terkenal lugu ini. Suatu hari Feli harus menjalani misi dari Leonel Sean Addison, yang mana adalah ayahnya sendiri untuk menjadi seorang maid di negeri orang demi memenuhi keinginannya memiliki jet pribadi terbaru dari sebuah perusahaan di Spanyol yang hanya bisa dimiliki 3 orang di dunia ini. Dapatkah Feli berhasil dalam misinya? Sementara wanita ini tak pernah sekalipun masuk ke dalam dapur di rumahnya. Jerrald Nataniel Mendez, pria berkebangsaan Spanyol, pemilik perusahaan jet ternama, tak habis pikir dengan sang ibu yang memberikannya seorang maid dengan sejuta kegilaan dan ketidakbecusan dalam bekerja. Apakah ibunya sudah gila? "Memasak air saja kau tidak bisa?! Apa yang bisa kau lakukan di dunia ini, Nona Cia?!" seru Jerrald kesal saat dapur apartemennya hampir saja kebakaran. "Aku bisa menghabiskan uang Anda, Tuan Mendez. Beri aku waktu tiga puluh menit, maka seluruh kekayaanmu akan habis," balas polos Feli yang berubah nama menjadi Cia demi penyamarannya. Jerrald hanya mampu ternganga tak percaya. "Dasar Maid gila!!" pekik Jerrald tajam. ( CERITA KOLABORASI BERSAMA BEBBYSHIN - PLAYMATE )

Bab 1 Bag 1

Maid gila dengan sejuta pesona berhasil mengusik hidup Jerrald Nathaniel Mendez.

Gadis muda bernama Jolicia Floy itu adalah manusia paling ceroboh yang pernah Jerrald kenal.

Benarkah gadis itu adalah maid profesional seperti apa yang dikatakan sang ibu? Mengapa maid profesional justru melakukan kesalahan berkali-kali saat bekerja?

Bagi Jerrald, Jolicia Floy tak lebih dari seorang gadis manja yang ceroboh.

Siapakah gadis itu sebenarnya?

Jerrald tak tahu saja, jika maid barunya adalah gadis kaya raya yang sedang menjalani misi dari sang daddy demi mendapat jet pribadi. Gadis itu, Felicity Jolicia Addison, si gadis manja dari keluarga Addison.

- CRAZY MAID -

***

"Di mana Sally?"

Gadis berambut cokelat terang berlari tergesa mencari keberadaan sahabat karibnya, Sally.

Ada hal penting yang harus ia beritahukan pada sahabatnya itu. Menyangkut hidup dan m4ti mereka berdua.

"Lihatlah, Queen kampus sedang berlari."

"Pasti ia sedang mencari keberadaan kembarannya."

"Mengapa Feli selalu terlihat bersinar walau dengan keringat seperti itu?"

Feli, gadis berambut cokelat terang itu memutar bola mata malas di sela langkah kakinya saat mendengar bisik-bisik beberapa mahasiswa kampus yang ia lewati.

Ia dan Sally memang dijuluki kembar karena selalu bersama. Disamping itu, kecantikan dan barang-barang mewah yang selalu melekat di tubuh mereka, menjadikan mereka sebagai Queen di kampus ini.

Kedua bola mata cokelat terang Feli akhirnya menangkap sosok Sally yang sedang duduk sendirian dengan airpod di telinga dan ponsel di tangan.

Feli menghela napas lega. Sambil menormalkan napasnya yang terengah, gadis ini menghampiri sang sahabat. Segera saja ia menepuk pundak Sally setelah berada di belakang gadis itu.

"Astaga! Feli, kau kebiasaan sekali, datang mengejutkanku. Bagaimana nanti jika aku mati jantungan? Kau akan kehilangan sahabat sepertiku," omel Sally. Matanya melotot garang.

Feli meringis karena tak menyangka Sally akan seterkejut ini. "Maaf, aku tidak sengaja. Aku hanya ingin segera memberitahumu beberapa hal penting."

"Hal penting apa yang kau maksud, Fel?" tanya Sally penasaran.

Feli menarik napas dalam-dalam. Ia membenahi rambut panjangnya yang berantakan akibat berlari tadi. "Kau tahu. Ini berita Hot! Zena, si wanita ular membeli sebuah pulau!" kata Feli menggebu.

Sally melotot. Mulutnya menganga lalu menggeram kesal. "Sh1t!" umpat Sally.

"Apa-apaan ini? Dia membeli pulau? PULAU? Dia menguping pembicaraan kita? Oh si4lan! Bagaimana mungkin aku kalah cepat dengan wanita ular itu," gerutu Sally sambil berjalan bolak-balik di hadapan Feli.

Feli mengangguk sambil memutar bola mata malas. "Sepertinya begitu. Dasar ular! Selalu saja mengikuti apa yang kita inginkan," kesal Feli dengan wajah memerah karena amarah.

"Dengar, Feli, ini tidak bisa dibiarkan. Aku tidak ingin berada satu level di bawahnya. Bukankah kau tahu jika aku yang lebih dulu menginginkan untuk membeli sebuah pulau pribadi? Aku yakin, dia sudah menguping pembicaraan kita minggu lalu. Aku harus segera meminta pada Daddy ku untuk dibelikan pulau di salah satu Kepulauan Maladewa," jelas Sally dengan emosi memburu.

"WHAT! Kau mau pulau di Maladewa??" Feli melotot tak percaya. Ia menatap sang sahabat dari atas sampai bawah. "Itu pasti sangat mahal sekali, Sally. Kau yakin Daddy mu akan mengabulkan permintaanmu yang satu ini?" tanya Feli sanksi.

Sally mengedikkan bahu tak acuh. "Aku tidak tahu. Aku belum belum membicarakan semua ini pada Daddy ku, tapi aku yakin, ia akan mengabulkan permintaanku, tanpa kecuali," balas Sally.

Sekilas, nada bicara Sally setengah tidak yakin. Namun Feli berharap keinginan sahabatnya itu terpenuhi. Toh selama ini kedua orang tua Sally selalu mengabulkan permintaan sahabatnya itu.

Feli menepuk pundak Sally sebagai dukungan semangat. "Aku doakan, Daddy Peter mengabulkan lagi permintaanmu ini setelah kau menghabiskan jutaan dollar demi mobil Bugatti Veyron by Mansory Vivere dua bulan lalu, serta party kita tiga hari yang lalu," ringis Feli.

Sally mengangguk lemah dan mendesah pasrah.

Beberapa detik berselang, Sally mendadak membalikkan tubuh Feli menghadapnya.

"Tidak hanya aku yang ditikung, Feli. Kau juga!" histeris Sally.

Feli menggaruk dagunya. Ia menatap Sally tak mengerti.

"Apa maksudmu?" tanya Feli pol0s.

"Selena baru saja membeli private jet limited edition yang kau incar beberapa waktu lalu. Aku mendengarnya saat wanita si4lan itu memamerkannya di kelas tadi," terang Sally.

Kini, berganti Feli yang memekik histeris. "WHAT! SELENA MEMBELI PRIVATE JET??" Napas Feli memburu karena emosi setelah mengatakan itu. Emosinya semakin memuncak saat melihat Sally mengangguk. Kepalanya tiba-tiba saja memanas.

"Astaga! Ber3ngsek, berani-beraninya dia mendahuluiku! Aku tidak rela. Aku harus memilikinya juga!" geram Feli.

Private jet yang ia inginkan hanya dapat dimiliki sepuluh orang di dunia, dan Selena sudah membelinya?? Si4lan sekali!

Sally mengangguk antusias. "Well, kita memang tidak boleh berdiam diri. Kita harus segera bertindak, Fel. Aku tdk ingin kalah saing dari mereka."

"Benar. Tidak ada yang boleh berada satu level di atas kita di kampus ini. Apalagi dua wanita si4lan itu, si ular Zena dan si b1tch Selena, wanita fotocopy kehidupan kita. Aku tidak rela mereka memiliki apa yang tidak aku miliki!" geram Feli.

"Aku setuju. Queen di kampus ini hanya dua, Sally Beatrice dan Felicity Jolicia. Yang lain hanya dayang-dayang yang tidak penting," ucap Sally menimpali dengan sombong.

"Tentu saja! Hanya Kita yang boleh menjadi QUEEN di kampus ini, Sally!"

***

Felicity Jolicia Addison, gadis berusia hampir dua puluh satu tahun. Dia adalah anak tunggal Leonel Sean Addison, pemilik Hotel Addison yang sangat terkenal di negara ini. Namun statusnya tak banyak diketahui masyarakat. Sebagian orang di kampusnya hanya mengetahui jika Feli adalah anak salah satu orang terkaya.

"Oh si4lan sekali si B1tch itu! Dia pikir siapa dia?!"

Feli berjalan heboh masuk ke dalam mansion mewah milik keluarga Addison sambil menggerutu. Mansion ini sudah ditinggalinya sejak gadis cantik berambut cokelat terang ini terlahir ke dunia.

Gadis ini terlihat geram mengingat percakapannya dengan sang sahabat, Sally Beatrice James di kampus tadi.

"Dasar Selena sialan! Berani-beraninya dia mendahuluiku membeli sebuah private jet! Ini tidak bisa dibiarkan!!!"

"Nona Feli, Anda ingin makan seka-"

"Diam dulu, Winnie! Aku sedang tidak lapar sekarang. Di mana Dad?"

"Tuan Addison baru saja masuk ruang kerjanya, Nona. No-Nona-" Winnie, salah satu maid di mansion ini, yang mana adalah maid pribadi untuk Feli, mengikuti langkah nona mudanya yang melangkah lebar menuju ke sebuah ruangan di mansion ini. "Nona Feli, Tuan-Nona Feli, Tuan Addison sedang ada ta-"

Brak!!

"-mu..." Wanita berusia dua puluh enam tahun itu hanya bisa pasrah saat sang nona sudah membuka pintu ruang kerja Leonel Sean Addison dengan kasar, sampai dua orang yang berada di ruangan itu terkejut luar biasa.

"Dad! Belikan aku jet pribadi!" seru Feri di ambang pintu yang sudah dibukanya. Wajah gadis ini terlihat merajuk dengan kedua pipi tembam memerah. Persis seperti anak kecil yang minta dibelikan permen oleh ibunya.

Leonel dan seseorang yang berada di ruangan itu terdiam beberapa saat sambil menatap Feli dengan tatapan terkejut. Tak berapa lama, Leonel berdiri dari duduknya, lalu menatap Feli tajam.

"Di mana letak kesopananmu, Baby Girl?" tanya Leonel galak.

Bukannya ketakutan, Feli justru mendatangi sang daddy, lalu menggoyang lengan kiri Leonel dengan manja. "Dad~ apa Dad tahu, aku telah kalah dari Selena tidak pakai Gomes itu, Dad! Wanita b1tch itu sudah membeli private jet yang aku inginkan karena Dad terlalu lama mengabulkan permintaanku!"

"Baby Girl, daddy tidak pernah mengajarimu mengatai orang seperti itu!"

"Ya Tuhan, Dad, jika orang sedang kesal, apa saja bisa keluar dari mulutnya. Maafkan aku, aku tidak akan mengatai wanita itu lagi di depan Dad. Tapi aku tidak janji kalau di belakang Dad," cerocos Feli panjang lebar. "Ah sudahlah... bukan hal itu yang penting, Dad." Feli menggeleng. Pipinya mengembung lucu. "Sekarang aku ingin Dad membelikanku private jet yang lain! Aku tidak ingin lagi private jet seperti wanita itu! Pokoknya aku ingin yang harganya lebih mahal dari private jet punya si Selena! Aku lihat ada sebuah perusahaan di Spanyol yang akan mengeluarkan private jet yang hanya bisa dimiliki tiga orang di dunia ini. Aku mau yang itu, Dad!"

Leonal membelalak tak percaya. Ia memijat pangkal hidungnya frustasi. Anak semata wayangnya ini selalu membuatnya pusing. Baru kemarin Leonel dan sang istri membelikan anak mereka liontin mewah yang hanya dimiliki sepuluh orang di dunia. Sekarang sang anak meminta private jet?

Ya Tuhan, seingat Leonel, saat sang istri mengandung Feli, wanita itu tak pernah meminta hal yang aneh-aneh. Kenapa setelah lahir sang anak jadi seperti ini? Apa mungkin karena Leonel selalu memanjakan anak imutnya ini? Leonel tidak masalah jika sang anak meminta apa pun darinya. Tapi jika dibiarkan seperti ini terus, bagaimana jika suatu saat hidup mereka tidak sejaya sekarang? Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dan Leonel tidak ingin sang anak terus menghabiskan uang untuk hal yang sia-sia. Sepertinya mulai sekarang, Leonel harus tegas menghadapi Feli.

"Tidak lagi, Baby Girl."

"What??" Feli terkejut saat sang ayah mengatakan hal itu. "Dad, apa Dad sedang bercanda?"

"Tidak, Dad serius kali ini."

Feli ternganga tak percaya. Apakah pria di depannya ini adalah sang daddy? Selama Feli hidup di dunia ini selama hampir dua puluh satu tahun, sang daddy tidak pernah menolak permintaannya. Lalu mengapa sekarang seperti ini?

Di mana daddynya yang baik hati?

"Dad, apakah Daddy salah makan?"

"Felicity Jolicia Addison, Dad tidak salah makan."

"Dad! Daddy yakin tidak akan membelikanku private jet?"

"Tidak!" tegas Leonel.

Mata Feli langsung berkaca-kaca mendengar hal itu. "Dad tidak sayang lagi padaku?"

"Oh... Baby Girl, bukan itu maksud Daddy, tapi kau harus tahu, bahwa tidak semua yang kita inginkan di dunia ini bisa kita dapatk-Feli! Baby Girl!" Leonel bergegas mengikuti langkah Feli yang tiba-tiba saja pergi meninggalkan ruang kerjanya. Pria berusia empat puluh enam tahun ini seperti kebakaran jenggot saat sang anak merajuk. Langkah Leonel terhenti saat mengingat ada orang lain di ruang kerjanya. Pria ini menatap Winnie yang masih berdiri di ambang pintu sambil menunduk.

"Tolong kau temani Feli, Winnie. Jangan sampai gadis nakal itu melewati makan siangnya."

"Baik, Tuan Addison. Saya permisi." Winnie membungkuk sebentar, lalu berbalik untuk mencari sosok Feli.

Leonel menghela napas berat setelah kepergian Winnie. Pria itu kembali membalikkan tubuh ke arah seseorang yang berada di ruang kerjanya. "Maafkan aku, Niguel. Aku sampai melupakan keberadaanmu."

Pria bernama Niguel yang berusia lebih tua beberapa tahun dari Leonel itu terkekeh geli. "Kau terlihat lucu saat panik seperti tadi, Leon."

"Oh diam kau! Dan jangan panggil aku Leon! Aku merasa seperti singa."

"Ya, aku menyadari jika namamu tidak sesuai dengan karaktermu, Leon. Kau terlihat menyedihkan saat anakmu merajuk. Tidak terlihat ganas sama sekali. Dasar pria ini."

"Diam kau, Niguel!"

Pria bernama Niguel itu tertawa terbahak karena kemarahan sang sahabat. Sementara itu, Leonel terlihat benar-benar frustasi. Ini pertama kalinya Leonel membuat Feli-nya menangis.

***

Catatan Penulis cantik jelita, baik hati dan tydac sombong :

Hola-hola, salam kenal buat yang baru mengikuti karyaku <3

Biar tambah akrab, kalian bisa panggil aku Ncheet ( Encit ) atau Nca ( Enca ). Suka-suka kalian aja lah mau panggilnya yang mana. Wkwwkkwk...

Semoga kalian suka dengan jalan cerita CRAZY MAID yes.

Oia, Sally punya kisah sendiri ya, yang ditulis otor super kedjeh si BEBBYSHIN. Kisah Sally berjudul PLAYMATE. Cuz lah mampir ke lapak Mami Shin :*

Buat yang udah kenal sama emak super seksoy, bahenol + cantix luar binasa ini... apa kabar kalian? Rindu ya? Sampai ngikutin ke mana Feli pindah. Huehehehe... Kabooorrrr....

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Ncheet Nca

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku