Cinta yang Tersulut Kembali
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Terpesona oleh Istri Seribu Wajahku
Gairah Citra dan Kenikmatan
Hamil dengan Mantan Bosku
Hati Tak Terucap: Istri yang Bisu dan Terabaikan
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Suamiku Nakal dan Liar
Di sebuah rumah yang besar milik ayahnya, tepatnya di kota London. Valery dikejutkan dengan keberadaan kekasihnya yang sedang bertukar cincin dengan saudari tirinya. Langkahnya terhenti melihat pengkhianatan yang melukai hatinya dengan sangat dalam. Matanya berkaca-kaca menyaksikan hal yang tidak bisa Valery percaya.
“Kalian ... tunangan?” tanya Valery dengan sedikit keraguan untuk bertanya. Valery yang baru saja datang dari rumah sakit karena harus merawat neneknya yang sedang sakit kanker. Berharap bisa mendapatkan bantuan dari sang ayah untuk biaya operasi neneknya, tapi justru mendapatkan kenyataan yang sangat menyakitkan dari David kekasihnya. Terlebih pada Stevia, saudari tirinya yang hanya tersenyum sinis melihat kedatangannya.
“Valery! Pergilah ke kamarmu!” perintah sang ayah dengan dingin dan mata yang melotot. Christian bahkan meninggikan suaranya karena merasa kedatangan anak kandungnya mengganggu. Ia tampak tidak menyukai kedatangan Valery dan memilih untuk menyuruh Valery masuk ke kamarnya dari pada merusak acara yang sangat penting bagi anak tirinya.
Valery tidak pernah menyangka jika ayahnya akan bersikap begitu dingin dan tidak perduli pada dirinya telebih semenjak menikahi seorang janda anak satu, Rachel dan anaknya Stevia. Perhatian Christian sepenuhnya hanya untuk keluarga barunya itu. Dan menyingkirkan Valery sebagai anak kandungnya.
“Sejak kapan aku menjadi kekasihmu? Aku seorang pengacara terkenal, tidak mungkin menjadi kekasih pegawai biasa sepertimu! Level kita tidak sama, jadi sudah sepantasnya aku bertunangan dengan Stevia yang telah menjadi pewaris perusahaan Diamond Real Estate. Ah ... apa kau pikir selama ini aku menyukaimu? Baiklah, kita akhiri saja semuanya sampai di sini. Kita putus, oke?” sahut David memutuskan sepihak tanpa persetujuan Valery.
Kebersamaan tiga tahun mereka hanya dianggap sebagai hubungan tanpa keuntungan. Sudah lama David ingin putus dari Valery. David tak pernah mencintai Valery dengan tulus. David pikir Valery akan mewarisi perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang penjualan perumahan mewah. Tapi ternyata Stevialah yang menjadi pewaris meski pun hanya seorang anak tiri.
Karena itu, David diam-diam mendekati Stevia dan merayunya. Stevia yang memang iri pada Valery dengan tega menerima rayuan David bahkan bertunanganya dengannya. Terlebih posisi David yang memang sangat menjanjikan untuk keuntungan perusahaannya. David yang bekerja sebagai pengacara akan membantu Stevia sebagai juru hukum terpercaya.
“David, kau tidak bisa memutuskan aku seperti ini. Kau tau jika aku hanya bergantung padamu setelah nenekku sakit. Dan ... kenapa harus Stevia?” ucap Valery merasa hancur karena kehilangan tempat bersandar. Ucapan yang dikatakan David bagaikan sebuah tombak yang menusuk jantungnya.
Valery tidak menyangka jika David lebih memilih Stevia dari padanya. Dari semua orang kenapa harus Stevia lagi. Stevia tak hanya merebut kepercayaan Christian, dia juga telah merebut hasil kerja kerasnya yang sudah Valery lakukan selama berbulan-bulan demi mendapatkan bonus dan naik jabatan. Meski pun sampai harus masuk rumah sakit karena kelelahan, tapi semua itu sirna karena sikap licik Stevia. Dan kini David pun direbut oleh Stevia tanpa merasa bersalah sedikit pun.
“Berhentilah merasa menjadi korban, bukan kah kau harus mengurus nenekmu yang hampir mati itu? Kau bahkan tidak masuk kerja tiga hari berturut-turut, kenapa datang ke sini tiba-tiba?” ucap Stevia bersuara dan menyadarkan Valery akan alasan dirinya datang ke rumah.
Valery menghiraukan ucapan Stevia dan berjalan menghampiri Christian lalu memegang tangan ayahnya membuat Christian menepis tangan Valery dengan kasar.
“Ayah ... nenek tidak sadarkan diri dan harus segera operasi. Kanker otaknya sudah menyebar, tapi aku sudah tidak punya uang lagi. Sekali saja, bantu aku untuk biaya operasi nenek,” ucap Valery memohon.
“Kau tau aku tidak akan pernah mengeluarkan uangku sepeserpun untuk wanita tua itu!” tolak Christian enggan menolong ibu mertuanya yang sudah merendahkannya semasa pernikahannya dulu. Sakit hati yang Christian rasakan tidak pernah bisa hilang.
Valery berlutut memohon belas kasih sang ayah. Valery tidak lagi memikirkan rasa malu atau pun sakit hati setelah pengkhianatan yang David lakukan. Valery hanya ingin menyelamatkan neneknya, satu-satunya keluarga yang membelanya dan menyayanginya setelah kematian ibunya.
“Aku mohon, sekali ini saja. Apa kau tidak bisa menolongku sekali ini saja?” ucap Valery dengan keputusasaan. Tapi Christian hanya menolehkan kepalanya tak mau menatap Valery.
“Percuma saja kau memohon sampai berlutut begitu, aku bisa memberikan kau uang asalkan kau mau menikah dengan Jonathan menggantikanku,” sela Stevia dengan nada merendahkan.
Stevia yang memang sudah mengikat janji pernikahan bisnis dengan Jonathan, anak seorang pemilik perusahaan D&T Propreties, Albert. Stevia merasa tidak bisa melanjutkan pernikahan karena perusahaan mereka yang bangkrut karena pengkhianatan salah satu direktur mereka yang menggelapkan dana dan menipu banyak konsumen.
Karena itu, Stevia menawarkan pernikahan bisnis itu pada Valery yang terlihat putus asa dan akan melakukan apa saja asalkan bisa menyelamatkan sang nenek. Bahkan pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan.
“Kau tidak akan mengingkari ucapanmu ‘kan? Kau akan memberikan uang untuk operasi nenek jika aku bersedia menggantikanmu?” tanya Valery memastikan ucapan Stevia bukan Cuma sekedar janji.
“Apa sebaiknya aku tarik saja ucapanku jika kau tidak mau percaya?” ancam Stevia dan membuat Valery ketakutan. Satu-satunya harapan yang bisa Valery percaya tidak mungkin Valery melepaskannya begitu saja.
“Baiklah, aku akan menikah dengannya menggantikanmu. Asalkan kau menetapi ucapanmu itu.”
“Oke, setelah kalian menikah aku akan memberikan uangnya padamu.”
***
Hari pernikahan pun tiba, Valery yang sudah memakai gaun putih berjalan di atas altar seorang diri menghampiri Jonathan. Pria yang terpaksa harus Valery nikahi menggantikan Stevia. Jonathan tampak tampan dengan penampilannya memakai tuxedo hitam dan memberikan senyuman kecil pada Valery yang sudah sampai.
“Dia bukan Stevia,” batin Jonathan dan merasa aneh karena pengantin wanitanya berbeda. Namun, saat melihat sang ayah yang tersenyum lebar di depannya membuat Jonathan teringat bagaimana Albert memohon padanya untuk tetap melanjutkan pernikahan untuk menolong perusahaannya yang telah bangkrut karena pengkhianatan pegawainya.
Jonathan pun hanya diam menyimpan rasa penasarannya dan tetap melanjutkan pernikahan.
“Saudara Jonathan Immanuel bersediakan anda menikah dengan saudari Valerie Shallivyn baik dalam suka dan duka?” tanya pendeta.