Cinta yang Tersulut Kembali
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta di Jalur Cepat
Jangan Main-Main Dengan Dia
Aku Jauh di Luar Jangkauanmu
Gairah Liar Pembantu Lugu
Balas Dendam Manis Sang Ratu Miliarder
Suamiku Ternyata Adalah Bosku
"Mencintai tidak hanya menerima kelebihannya tetapi juga menerima segala kekurangannya."
Anggun Larasati dan Gio Fernandez akhirnya memutuskan bertunangan malam ini setelah hampir 8 tahun berpacaran. Malam ini, adalah malam yang sangat ditunggu oleh Laras, setelah sekian lama menanti sebuah kepastian.
Malam ini, Gio membawa serta keluarga besarnya untuk datang melamar Laras pada kakaknya, Alma Syafitri yang sudah lebih dulu menikah dengan Evan Albern 3 tahun lalu.
Tanggal pernikahan pun akhirnya disepakati. Dua bulan ke depan, mereka akan melangsungkan pernikahan di sebuah gedung mewah di Jakarta. Alma pun turut berbahagia, karena ia tahu, malam ini adalah malam yang sangat ditunggu oleh adik kesayangannya itu.
"Kamu bahagia, Dek?" tanya Alma saat keduanya duduk di sebuah meja, sesaat setelah Gio menyematkan cincin mewah bertabur berlian dijari Laras.
"Iya, Kak, akhirnya ia melamarku," jawab Laras tersenyum bahagia.
Alma pun mengenggam tangan sang adik dengan erat. Ia sangat bahagia. Sebentar lagi, tugasnya menjaga Laras akan segera berpindah ke Gio, calon suaminya.
Bukan hanya Alma, teman dan sahabat Laras yang menjadi saksi perjalanan cinta Laras dan Gio pun sangat berbahagia, akhirnya sebentar lagi mereka akan menikah.
Sebuah cincin bertabur berlian kini melingkar di jari manis kiri Laras. Semua bahagia, tak luput sang kakak ipar Evan. Evan yang sudah menganggap Laras seperti adik kandungnya sendiri terlihat sumringah malam itu.
"Selamat ya, Dek, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri," ucap Evan pada adik manjanya itu.
"Makasih, Mas," jawab Laras tertawa.
Laras dan Gio akhirnya bersenda gurau di taman belakang rumah. Terlihat mereka sangat mesra dan berbahagia. Alma tak ingin menganggu, ia hanya melihatnya dari kejauhan. Evan pun menemani keluarga Gio berbincang di ruang tamu. Alma pun akhirnya bergabung. Malam itu jadi malam yang bahagia buat keluarga besar mereka.
****
Pagi hari, Laras bangun dengan senyum merekah. Tidak seperti biasanya, kali ini ia menyiapkan semua sarapan tanpa bantuan Bi Asih, asisten rumah tangga yang sudah dianggap Ibu mereka sendiri.
"Wah, tumben nih!" celetuk Evan meledek Laras.
"Mas, jangan ngeledek ah!" ucap Laras tersipu malu.
Pagi itu kami sarapan bersama. Evan pun memuji masakan adik iparnya. Begitupun dengan sang kakak, Alma yang bahagia akhirnya sang adik mau belajar memasak.
"Wah, ternyata masakanmu enak juga ya. Enggak salah deh Gio memilihmu jadi istri," puji Evan, membuat Alma tertawa.
"Masakan Kak Alma juga enak kok, Mas," puji balik Laras.
Semua pun tertawa, sambil melanjutkan sarapannya. Karena dikejar waktu, Alma akhirnya berangkat lebih awal ke kantor. Sedangkan Evan, menunggu Laras untuk pergi bareng.
Alma memang tidak pernah mempermasalahkan kedekatan Evan dan Laras sejak dulu. Ia percaya, jika Laras maupun Evan tahu batasan kedekatan mereka.
Pagi itu, tak seperti biasanya Laras tampil berbeda. Mungkin karena suasana hatinya yang sedang berbahagia. Setelan blazer dengan rok yang lebih mini, membuat Evan melirik kemolekan tubuh adik iparnya itu.
Tampil cantik dengan make-up yang nyaris sempurna membuat Evan jadi mempunyai pikiran-pikiran nakal. Saat ini, Laras tampak lebih cantik, sexy dan menggoda dibandingkan Alma, istrinya sendiri. Pagi itu, Evan dibuat terkesima dengan penampilan Laras yang tidak biasa.
"Mas, ayo kita berangkat! Kok bengong sih, nanti kalau terlambat gimana?" ujar Laras.
"Mas!" Laras pun memukul manja pipi kakak iparnya hingga membuyarkan lamunan Evan.
"E-eh, maaf, Dek, sampai pangling Mas lihat penampilan kamu pagi ini. Kamu cantik sekali," puji Evan membuat wajah Laras memerah karena menahan malu.
Laras yang takut terlambat, akhirnya segera menarik tangan Evan agar segera masuk ke dalam mobil. Di dalam mobil, Evan yang masih tak bisa lepas dari pikiran kotornya, menjadi tak fokus.
Laras yang tumbuh menjadi gadis tomboy, yang terkesan cuek memang tak peduli dengan perubahan sikap kakak iparnya. Ia tetap bermanja seperti biasa.