5.0
Komentar
3.2K
Penayangan
83
Bab

Siapa sangka jika jodohnya adalah muridnya sendiri. Murid yang pendiam dan susah bergaul. Zalfa seorang guru PNS dan ia janda dengan dua anak. Menikah dengan Edgar, bocah pendiam baru lulus SMA dan sedang menjalani pendidikan di akademi Kepolisian. Pernikahan keduanya ditentang ayah Edgar. Mampukah mereka menghadapi ujian pernikahannya? Baca aja kisah mereka.

Bab 1 Bertamu

"Bu.. Menikahlah denganku." ucap Edgar, sang muridnya, yang baru saja menyelesaikan ujian akhir nasional."Candaanmu gak lucu!" balas Zalfa, terkekeh.

***

"Kenapa sih Ibu harus pindah ke luar kota?" keluh Edgar salah satu muridnya di kelas XII IPA 2, SMA swasta favorite di salah satu kota Surabaya.

"Iya, ibu harus pindah sebab, sebagai ASN harus siap di tempatkan di kota mana pun," jawab seorang guru mapel PAI, dengan lembut.

"Kapan ibu pindah?" tanya Edgar, yang matanya nampak berkaca ingin menangis.

"Setelah kelulusan, dan tahun ajaran baru, Ibu sudah di sekolah tempat ngajar yang baru," terangnya.

Ia menjawab dengan sabar. Sebab Edgar adalah ketua kelas yang memang sedikit pendiam dia anak terakhir dari tiga bersaudara. Dan murid yang paling dekat dengannya.

"Edgar boleh ke rumah ibu nanti sepulang sekolah?" tanyanya lagi, keduanya sedang berada di dalam kelas, setelah tadi pagi ada acara do'a bersama dan pelepasan anak-anak kelas XII yang baru saja selesai melaksanakan ujian akhir Nasional.

Sebenarnya Zalfa merasa ada yang aneh dalam diri muridnya tersebut, seakan muridnya itu menyukainya, namun Zalfa menangkis pikiran tersebut.

Sebab dirinya yang seorang janda dengan sepasang anak kembar laki-laki, yang kini baru berusia tiga tahun, anak kembarnya, dan usia Zalfa sendiri memang masih sangat muda.

Zalfa menikah dengan pacarnya saat masih duduk di bangku kuliah, lalu suaminya meninggal karena kecelakaan bersama selingkuhannya.

flash Back On

Saat tujuh bulan usia kandungan Zalfa, dirinya merasa tingkah sang suami yang aneh, dia yang awalnya begitu perhatian, akhir-akhir ini lebih memperhatikan smart phonenya. Saat di tanya ia akan mudah marah, dan tidak menyukainya. Membuat Zalfa terkadang merasa sedih, dan lebih memilih diam.

Empat tahun pacaran dan satu tahun pernikahan membuat Zalfa mengenal sifat suaminya, Sebelum menikah, pacarnya memang pekerja keras, dan sudah mandiri memiliki rumah sendiri, ia dulu sempat bekerja menjadi TKI di Korea Selatan.

Suaminya anak yatim dan memiliki seorang kakak perempuan yang tinggal di rumah orang tuanya bersama suaminya sejak kedua orang tuanya meninggal.

Sampai pada akhirnya sebuah tragedi muncul, saat acara tujuh bulanan kandungannya. Suaminya malah pergi tidak pulang, dan saat pengajian selesai tiba-tiba dua orang polisi datang ke rumahnya mengabarkan suaminya telah meninggal sebab kecelakaan di jalan tol.

Zalfa sudah tidak mampu mendengar keterangan dua orang polisi. Ia pingsan saat mendengar suaminya kecelakaan bersama wanita lain. Bahkan dalam keadaan setengah telanjang. Di dalam mobilnya yang memang baru suaminya membelinya belum ada satu bulan.

Zalfa sendirian di rumah sederhana yang di bangun di atas tanah milik mertuanya, namun sertifikat rumah tersebut di atas namakan Zalfa, sebab mertuanya sendiri yang meminta, sebagai seorang Ibu yang pernah di hianati suaminya, membuat almarhumah mertua Zalfa menjadikan sebuah pelajaran yang berharga.

Almarhumah Ibu mertuanya sangat menyayanginya. Sama dengan kakak iparnya, Sebagai seorang perempuan yang sama-sama pernah belajar agama di sebuah madrasah. Membuat ketiga wanita itu saling menyayangi,

Ayah Almarhum suaminya meninggal sebab minuman keras saat dirinya berada di club malam, sedangkan Ibu mertuanya juga meninggal saat dua bulan pernikahan Zalfa dengan mendiang suaminya, yaitu Aditya.

Lelaki yang cukup tampan, akhirnya harus berakhir dengan tragis, sebab kecelakaan yang dialami di jalan tol bersama selingkuhanya.

Entah berapa lama mendiang suaminya menghianatinya, Zalfa masih belum bisa mengerti, sebab Suaminya yang nampak kalem, tiba-tiba berubah kasar dan temperamen. Namun ia tak pernah main tangan.

Malam itu pukul 22.12 wib, saat Zalfa dan kakak iparnya bersiap untuk istirahat. Tiba-tiba kedatangan tamu dari pihak kepolisian mengabarkan suaminya telah kecelakaan dan meninggal di tempat kejadian.

Bagaikan tersengat listrik berjuta-juta volt, Zalfa yang mendengar langsung pingsan seketika. Gadis cantik, yang baru dua bulan lulus kuliah jurusan agama tersebut. Harus menelan pil pahit, Zalfa memang sangat cerdas, ia Lulus dengan IPK sempurna, dan langsung di terima menjadi guru agama di SMA favorite, di kota kelahirannya.

Flash Back Off

Tiga tahun berlalu, dan kini ia pun sudah tiga tahun mengajar di SMA tersebut.

Dan sebab dirinya yang seorang PNS, maka ia pun harus rela jika harus di pindah tugaskan,

Mulai tahun ajaran baru, ia pindah di sebuah SMA Swasta favorite di kota Solo.

Rumah dinas dan juga kendaraan pun telah di siapkan oleh pemerintah.

Ia juga harus rela meninggalkan sepasang anak kembarnya yang baru berusia belum genap tiga tahun tersebut.

Awalnya Zalfa ingin membawa kedua anaknya juga orang tuanya, namun orang tuanya tidak mau, sebab Ayahnya memiliki pekerjaan juga. Sehingga sepasang putra kembarnya , di rawat kakek dan neneknya, sepasang anak kembar tersebut bernama Rengga dan Rangga.

Surabaya - Solo. Awal ajaran baru, ia akan pindah ke Solo. Ia masih ada waktu kurang lebih dua bulan untuk menghabiskan waktu bersama kedua orang tuanya, dan juga kedua buah hatinya.

Zalfa sebenarnya sangat cantik, banyak lelaki yang ingin meminangnya, namun Zalfa masih ingin sendiri, ia takut kejadian terulang kembali, dimana suaminya yang sangat ia cintai, yang begitu baik ternyata tega mengkhianatinya di belakangnya.

Sampai saat ini Zalfa merasa trauma dengan laki-laki. Ia membatasi pergaulannya, ia akan langsung kembali pulang saat selesai mengajar, Ia juga tidak menyukai jika ada tamu laki-laki yang datang ke rumahnya kecuali murid-murid dari SMA ia mengajar.

***

Selepas ashar, Edgar datang dengan membawa makanan kesukaan si kembar dan juga mainan dua anak kembar gurunya.

"Kakak baik hati, terima kasih oleh-olehnya." ucap Rengga, ia nampak menyukai Edgar sebab Edgar sendiri memang menyukai anak kecil.

"Oke. Sama-sama ganteng." jawab Edgar, sambil mengacak-acak rambut lurus dan hitam legam Rengga, Ia bahagia saat di bawakan mainan berupa robot-robotan.

"Kakak mau nyali mama ya? Bental ya mama lagi mandi, mama kalau mandi suka lama," terang Rangga yang belum bisa mengucap huruf 'r' tersebut.

Membuat Edgar merasa gemas dengan dua bocah kembar di hadapannya. Ia pun mencium dua anak kecil tersebut, secara bergantian.

Zalfa yang baru selesai shalat ashar, menyungingkan senyum saat melihat keakraban kedua anak kembarnya dan muridnya, ketigannya sedang bermain robot-robotan yang di bawakan muridnya yang bentar lagi akan lulus SMA.

"Eh Ibu, sudah lama ya senyum-senyum sendirian?" ledek Edgar.

Zalfa tak menyadari jika Edgar memperhatikan dirinya saat diam-diam Zalfa juga memperhatikan ketiga anak yang sedang bermain di teras rumah. "Ish kamu ini," elaknya, pipinya nampak sedikit merah sebab ketahuan sedang memperhatikan ketiga laki-laki tampan beda usia di hadapannya.

"Sayang, masuk dulu yuk, Mama mau ngobrol sama Kakak ini," pinta Zalfa kemudian. "Hhmm.. Tapi Ma..." Rengga ingin menyela,

"Ayok masuk, kita halus nulut sama Mama," Rangga menarik tangan saudara kembarnya tersebut, Ia nampak lebih dewasa pemikirannya ketimbang Rengga. Rengga sendiri, keduanya lahir hanya selisih sepuluh menit, Rengga lahir terlebih dahulu baru setelah sepuluh menit kemudian Rangga lahir.

"Hmm.. Baiklah, eh tapi kakak nggak boleh pulang dulu ya." pesan Rengga.

"Siap Boss!" jawab Edgar, ia menampakan jejeran gigi putihnya yang nampak rapi.

Lalu kedua anak kembar itu dengan kompak mencium pipi Edgar. Membuat Edgar semakin bahagia.

"Bye-bye kakak, awas ya hati-hati mama sedikit galak," ucap Rengga, lalu ia berlari, takut mamanya akan mengejarnya, lalu menjewernya.

Zalfa hanya tersenyum, sambil geleng-geleng dengan tingkah dua bocah tersebut.

Edgar sendiri tak bisa menahan tawanya.

"Apa ketawa-ketawa begitu?" tanya Zalfa sedikit melotot."Ah Ibu nggak asyik ah, 'kan lucu si kembar, malah di suruh masuk." protes Edgar.

"Takut aja 'ntar anak-anakku ketularan kenakalan kamu," jawab Zalfa, tak kalah meledeknya."Ish ibu kok gitu sih, emang Edgar nakal ya?" tanyanya, pura-pura sedih. Membuat Zalfa ingin tertawa melihat wajah memelasnya.

"Ibu baru mandi, ya? wangi banget," tanya Edgar, ia mengalihkan perhatian, ia menghirup aroma badan Zalfa, membuat Zalfa memundurkan badannya.

"Jangan aneh-aneh kamu," protesnya."Eh bener kata si kembar, mama sedikit galak." ledek Edgar lagi, padahal cuma ingin menghirup aroma badannya,"Tak usahlah ke sini kamu, kalau tujuannya hanya mau meledek." kesal Zalfa."Aish iya-iya, Edgar minta maaf, Bu." jawab Edgar, nyengir. "Kan tujuan aku ke sini mau melamar Bunda," ucapnya pelan, supaya tak kedengeran Zalfa, "Kamu ngomong apa barusan?" tanya Zalfa."Hhmm eh enggak, Edgar nggak ada ngomong apa-apa," jawabnya tergagap, ia pun garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Eh Bu, masa' Edgar jauh-jauh ke sini nggak di kasih minum, 'kan Edgar haus." ucapnya, memasang wajah memelas, membuat Zalfa merasa gemas saja.

"Kamu tuh nyebelin," protesnya, lalu beranjak pergi,"Eh mau kemana, Bu?" tanya Edgar, "Katanya haus." jawabnya sinis, "Nggak Bu, Edgar bercanda doank loh," beo nya, namun Zalfa sudah terlanjur masuk ke dalam rumah, jalan menuju dapur untuk membuatkannya minum.

'Ah.. gimana ya, cara melamar Bu Zalfa' batinya.Lalu ia merogoh saku celananya. membuka beludru warna merah, dengan pita emas, di dalamnya ada sebuah cincin yang sudah ia siapkan untuk melamar Bu gurunya.

Ia tak peduli dengan selisih usianya, Zalfa berumur 26 tahun, sedangkan Edgar sendiri baru 18 tahun, lebih dua bulan.Ia bertekad ingin melamar Bu gurunya sebelum pindah tugas ke luar kota, ia juga harus menyiapkan diri jika lamaranya bakal ditolaknya, sedangkan dirinya juga akan tinggal di asrama kepolisian sebab dirinya yang bercita-cita menjadi polisi seperti papanya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Moena Ash Shakila

Selebihnya

Buku serupa

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Membalas Penkhianatan Istriku

Membalas Penkhianatan Istriku

Juliana
5.0

"Ada apa?" tanya Thalib. "Sepertinya suamiku tahu kita selingkuh," jawab Jannah yang saat itu sudah berada di guyuran shower. "Ya bagus dong." "Bagus bagaimana? Dia tahu kita selingkuh!" "Artinya dia sudah tidak mempedulikanmu. Kalau dia tahu kita selingkuh, kenapa dia tidak memperjuangkanmu? Kenapa dia diam saja seolah-olah membiarkan istri yang dicintainya ini dimiliki oleh orang lain?" Jannah memijat kepalanya. Thalib pun mendekati perempuan itu, lalu menaikkan dagunya. Mereka berciuman di bawah guyuran shower. "Mas, kita harus mikirin masalah ini," ucap Jannah. "Tak usah khawatir. Apa yang kau inginkan selama ini akan aku beri. Apapun. Kau tak perlu memikirkan suamimu yang tidak berguna itu," kata Thalib sambil kembali memagut Jannah. Tangan kasarnya kembali meremas payudara Jannah dengan lembut. Jannah pun akhirnya terbuai birahi saat bibir Thalib mulai mengecupi leher. "Ohhh... jangan Mas ustadz...ahh...!" desah Jannah lirih. Terlambat, kaki Jannah telah dinaikkan, lalu batang besar berurat mulai menyeruak masuk lagi ke dalam liang surgawinya. Jannah tersentak lalu memeluk leher ustadz tersebut. Mereka pun berciuman sambil bergoyang di bawah guyuran shower. Sekali lagi desirah nafsu terlarang pun direngkuh dua insan ini lagi. Jannah sudah hilang pikiran, dia tak tahu lagi harus bagaimana dengan keadaan ini. Memang ada benarnya apa yang dikatakan ustadz Thalib. Kalau memang Arief mencintainya setidaknya akan memperjuangkan dirinya, bukan malah membiarkan. Arief sudah tidak mencintainya lagi. Kedua insan lain jenis ini kembali merengkuh letupan-letupan birahi, berpacu untuk bisa merengkuh tetesan-tetesan kenikmatan. Thalib memeluk erat istri orang ini dengan pinggulnya yang terus menusuk dengan kecepatan tinggi. Sungguh tidak ada yang bisa lebih memabukkan selain tubuh Jannah. Tubuh perempuan yang sudah dia idam-idamkan semenjak kuliah dulu.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku