Kesalahan fatal yang Alice lakukan membuatnya terikat dalam hubungan terlarang, Alice tidak bisa lepas dari jerat tangan sang kakak meski dia mencoba untuk melawan. Garis tangan yang aneh membuat Alice terikat hingga tidak bisa melarikan diri dari tangan kakaknya. Hingga suatu hari kebenaran demi kebenaran terungkap, benarkan Alice adik kandung Revan? Apa yang sebenarnya terjadi hingga mereka Revan bisa berbuat nakal pada Alice yang selama ini dia jaga dan lindungi dengan baik?
Seorang gadis cantik dengan rambut panjang berwarna cokelat berdiri di depan pintu ke luar pesawat komersial yang baru saja mendarat. Sebelum turun, si gadis cantik menyempatkan diri menghirup udara di sekitarnya dengan perasaan lega dan tenang. Gadis cantik itu perlahan melangkah dengan wajah yang terlihat begitu berseri-seri penuh semangat. Mata indahnya bersinar terang saat cahaya matahari menyinari wajah cantiknya, gadis itu memiliki kulit putih bersih dengan tinggi yang sesuai dengan usianya saat ini.
Kedatangan gadis cantik itu tampaknya disambut dengan baik oleh langit dan juga cuaca, bagaimana tidak? Padahal tadi pagi langit begitu mendung dengan awan hitam yang muncul itu enggan untuk pergi meninggalkan langit.
Tapi sekarang semua seperti menghilang dan berganti dengan langit cerah yang begitu indah dan bersahabat, burung-burung bernyanyi dengan gembira diikuti merdunya suara kebisingan orang dan mesin pesawat.
Beberapa pasang mata memandang kehadiran Alice dengan tatapan memuja, kecantikan di usia mudanya itu benar-benar menarik beberapa pasang mata untuk terus memperhatikan keberadaan gadis cantik itu di sana. Kadang, karena kesal dengan tatapan itu si gadis balas menatap orang-orang yang meliriknya, wajar saja jika gadis itu menjadi pusat perhatian, wajah cantiknya yang seperti model benar-benar memikat mata dan menyejukkan hati.
Alice Dirgantara adalah nama yang disandang selama beberapa tahun oleh gadis cantik itu, Alice adalah anak perempuan dari dua bersaudara. Kakak pertamanya adalah pewaris utama perusahaan yang ditinggalkan oleh ayah dan ibunya. Alice menapakkan kaki di lantai dingin bandara dengan senyum semringah di bibir. Di depan pintu masuk bandara Alice sudah ditunggu oleh seseorang yang sudah dikenalnya selama bertahun-tahun yang lalu.
Saat sampai diparkiran Alice melihat kiri dan kanan, dia sedang mencari seseorang yang menjemputnya hari ini. Seseorang yang sudah diajaknya kompromi untuk memberikan kejutan pada seseorang yang sangat penting bagi Alice.
Lama Alice mencari hingga akhirnya di tengah keramaian itu Alice berhasil menemukan orang yang dicarinya.
"Pak Yono," teriak Alice senang sembari berlari mendekat ke arah sang sopir yang telah bekerja lama di keluarganya. Alice begitu bahagia, semuanya terlihat jelas dari senyum yang tidak pernah hilang sedikit pun di bibir cantiknya itu.
Pria tua yang dipanggil Alice itu menundukkan kepala lalu menggeleng dengan cara yang menyedihkan. Dia mengira Alice akan berubah selama tinggal diluar negeri nyatanya apa yang dia harapkan sungguh tidak sesuai dengan harapan dan kenyataan.
"Non Alice sudah besar sekarang ya? Sudah belajar ke luar negeri juga hah, tapi kelakuan kayak orang desanya masih tidak hilang sama sekali. Masih suka teriak-teriak kayak orang hutan baru lepas ke habitatnya." Pak Yono tersenyum kecil sembari mengusap rambut Alice yang panjang dengan kepala menggeleng kiri dan kanan dengan nada suara dipenuhi ejekan.
Alice ikut tersenyum juga mendengar ucapan itu sembari memegang tangan Pak Yono dengan erat dan kuat tanpa peduli dengan sindiran yang ia terima barusan. Kebiasaan Alice sejak dulu yang sangat membuat seluruh penghuni rindu pada Alice adalah sifat manja dan apa adanya ini, Alice tidak pernah memandang seseorang dari jabatan maupun status yang dimiliki orang itu yang terpenting mereka mau berteman dengannya dan tidak bermuka dua.
"Ish, aku bukan gadis hutan tahu! Pak Yono tahu tidak di sana aku enggak boleh berteriak seperti di sini. Aku harus jaga penampilan dengan baik di sana, mau begini harus memperhatikan reaksi orang sekitar, mau makan saja susah, harus tahu tata Krama dan menjaga etika." Alice mengeluh sembari menggandeng tangan sopirnya itu layaknya ia menggandeng tangan orang tuanya.
"Enggak malu jalan sama orang tua dan miskin kayak saya ini, Non?" tanya Pak Yono dengan sindiran halus pada Alice.
Mendengar pertanyaan pak Yono kening Alice berkerut, Alice menepuk bahu pak Yono dengan ekspresi kesal diikuti bibirnya yang maju ke depan. Pak Yono melirik orang di sekitarnya takut, nona mereka akan dipandang rendah oleh orang lain.
"Kenapa malu? Emang Pak Yono habis nyuri uang atau Pak Yono habis melakukan kejahatan? Saya juga miskin kok Pak Yono jadi enggak perlu takutlah." Alice tersenyum kecil wajah manisnya menampakkan raut bahagia. Sudah lama Alice tidak mendapatkan candaan dan perhatian seperti ini.
"Durita, aku datang!" Alice dengan suara keras dan hati yang senang berteriak dengan girang di depan mobil yang akan mereka tumpangi.
Alice bersorak dengan senang seolah-olah dia adalah satu-satunya orang yang berdiri di sana. Dengan senyuman manis di bibir Alice masuk ke mobil yang akan mengantar dirinya pergi ke manapun dia ingin saat ini.
"Non Alice kayak gadis hutan baru datang ke kota saja, saya malu membawa Nona kalau kejadiannya akan seperti ini. Mau ditaruh di mana wajah saya ini, Non?" Yono menyindir Alice lagi ketika ke-duanya telah masuk ke mobil di mana sebelum tadi Yono menyempatkan diri meminta maaf pada orang-orang yang berlalu lalang di depan bandara dengan kepala menunduk malu.
"Anggap saja kota Ambacang itu hutan, Pak!" Alice mengangguk mengiyakan membuat Yono tidak bisa mengatakan apa pun lagi.
"Jadi ... sekarang kita akan ke mana? Pulang atau Nona mau bapak antar ke tempat lain?" Yono menengok ke sampingnya guna meminta jawaban dari Alice yang tengah sibuk membersihkan kuku panjangnya yang terlihat cantik dan menarik.
Yono memperhatikan apakah Alice sudah memasang sabuk pengamannya sebelum dia menghidupkan mesin mobil untuk meninggalkan kawasan bandara, Yono tidak habis pikir dengan majikan wanitanya ini. Padahal sudah kuliah lama di luar negeri tapi tidak satu pun kelakuan buruknya yang berubah, selain wajah cantik dan tinggi tubuhnya.
"Ke kantor kakak dong, aku udah kangen banget sama dia tahu." Alice menjawab cepat, sungguh hilang sudah wajah terpelajar yang dia miliki saat baru turun dari pesawat tadi.
Yono tidak kuasa menahan sakit kepala, Yono benar-benar tidak habis pikir apakah gadis yang duduk di sampingnya ini benar-benar lulusan universitas ternama di negeri sebelah. Jika orang lain melihat kelakuannya saat ini maka orang itu akan berpikiran sama seperti Yono sekarang, Alice lebih tampak seperti gadis desa yang baru datang ke kota untuk mencari nafkah menyambung hidup.
Yono menghidupkan mesin mobil lagi setelah beberapa kali percobaan dan segera mobil itu melaju meninggalkan lokasi bandara memerah jalanan yang telah lama tidak dilalui Alice. Yono merasa bangga mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari kedua majikannya yang masih terbilang sangat muda ini.
Yono juga bangga melihat ke-duanya begitu kompak dan solid, Yono adalah salah satu saksi yang melihat dan ikut menemani perjalanan hidup keduanya sebelum dan sesudah ditinggalkan oleh orang tua mereka.
Bab 1 1. Kembali Pulang
09/06/2022
Buku lain oleh Azmi1410
Selebihnya