My Perfec Husband

My Perfec Husband

Zia Rya

5.0
Komentar
2.1K
Penayangan
25
Bab

"Kamu hanya punya 2 pilihan, menjadi milik saya atau jadi istri saya." Perkataan datar dan terkesan tidak ingin di bantah itu membuat Avril tidak bisa menolak, atau bahkan memang tidak ingin menolak. Akankah dia menerima tawaran itu? Atau malah sebaliknya?

Bab 1 Prolog

Happy Reading

Author Pov

Semilir angin menerpa wajah seorang gadis yang saat itu tengah duduk merenung di bawah pohon rindang, di depannya terlihat hamparan air danau yang terlihat tenang.

Jejek jejak sisa air mata bahkan sudah hampir mengering, mata jernih gadis itu kini terlihat kosong.

Gaun putih yang awalnya indah kini terlihat begitu lusuh dan kotor. Tataan rambut yang awalnya rapi kini terlihat berantakkan dan tidak lagi berkilau.

Hari yang harusnya bahagia entah kenapa menjadi mimpi buruk yang mengerikan.

Gadis itu mengangkat tangan kirinya, sebuah cincin berkilau dengan pertama kecil di tengahnya terlihat sangat indah.

Senyum pedih sama sekali tidak bisa gadis itu hindari, tanpa sadar lagi lagi air mata kembali melulur di mata indahnya.

Perlahan gadis itu melepaskan cincin berlian itu, menatap benda mati itu dengan perasaan campur aduk.

Berantakkan, sedih, pedih dan sengsara. Sebuah perasaan yang sebelumnya belum pernah gadis itu rasakan.

Avril Zervilya, gadis 25 tahun yang tinggal sebatang kara di kota besar ini. Kedua orang tuanya meninggal sejak gadis itu menginjak umur 17 tahun, tidak punya saudara atau pun kerabat dekat.

Hidup sendiri di kota besar ini.

5 tahun yang lalu, Tuhan memberikan seorang lelaki tampan yang baik, memberinya kasih sayang, cinta dan kedamaian.

Keduanya menjalin hubungan dekat setelahnya, dan seminggu yang lalu lelaki itu datang ke rumahnya dan melamarnya.

Avril kira lelaki itulah tujuan hidupnya, bahwa lelaki itulah yang Tuhan kirim untuk mengantikan kedua orang tuanya yang sudah tidak ada.

Tapi itu semua salah, tempat yang awalnya dia kira rumah ternyata adalah tempat mengerikan yang tidak seharusnya Avril tempati.

Tama Bramasta, lelaki 28 tahun yang sekarang sudah berstatus sebagai mantan calon suaminya. Jujur lelaki itu baik, sangat baik malah. Tapi memang benar, seseorang yang kita anggap baik belum tentu adalah yang terbaik.

Tadi pagi tepat sebelum acara ijab qobul berlangsung, Tama di kabarkan melarikan diri dengan meninggalkan sepucuk surat permohonan maaf di atas kasur.

Mengatakan beberapa baris maaf dengan alasan tidak bisa menikah dengan Avril karena selama ini dia masih mencintai Mantannya, Amanda. Dan memutuskan untuk nikah lari dengan gadis itu.

Meninggalkan Avril dengan banyaknya tatapan cemoohan dan berbagai kalimat menyakitkan dari para tamu undangan.

Perlahan gadis itu melepaskan cincin berlian itu, menatapnya sesaat. Sesak di dadanya makin terasa saat melihat benda berkilau itu.

"Apa salahku Tuhan?" Batin Arvil tertekan.

Tidak tahan dengan sesak di dadanya yang semakin lama semakin kuat, Arvil memutuskan untuk melempar cincin itu ke danau, membuang satu satunya benda yang Tama berikan untuknya.

Sesaat setelahnya air mata kembali luruh, menangis dengan keras. Dan kali itu dia benar benar hancur.

"Sakit sekali Tuhan, pedih." Isak Avril prihatin.

Dadanya terasa sangat sesak dengan kenyataan yang terasa sangat berat, demi Tuhan Avril benar benar merasa sangat sakit. Sakit karena pengkhianatan Tama yang terasa sangat di luar ekspektasi.

Demi Tuhan, Avril tidak tau kenapa harus dia yang merasakan itu semua. Kenapa harus dia yang merasakan sakitnya di tinggal nikah, dan kenapa harus Tama.

Kenapa di sebanyak lelaki di dunia ini harus Tama, kenapa harus lelaki itu yang mengkhianatinya.

Avril tidak bisa, dia sudah terlalu banyak bergantung dengan Tama, tapi sekarang. Saat lelaki itu sudah pergi dengan wanita lain, apa yang harus Avril lakukan? Gadis itu sama sekali tidak tau bagaimana cara mengatur ulang hidupnya, dunia nya bener bener sudah hancur.

TBC

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Balas Dendam Kejam Sang Mantan

Gavin
5.0

Perusahaanku, CiptaKarya, adalah mahakarya dalam hidupku. Kubangun dari nol bersama kekasihku, Baskara, selama sepuluh tahun. Kami adalah cinta sejak zaman kuliah, pasangan emas yang dikagumi semua orang. Dan kesepakatan terbesar kami, kontrak senilai 800 miliar Rupiah dengan Nusantara Capital, akhirnya akan segera terwujud. Lalu, gelombang mual yang hebat tiba-tiba menghantamku. Aku pingsan, dan saat sadar, aku sudah berada di rumah sakit. Ketika aku kembali ke kantor, kartu aksesku ditolak. Semua aksesku dicabut. Fotoku, yang dicoret dengan tanda 'X' tebal, teronggok di tempat sampah. Saskia Putri, seorang anak magang yang direkrut Baskara, duduk di mejaku, berlagak seperti Direktur Operasional yang baru. Dengan suara lantang, dia mengumumkan bahwa "personel yang tidak berkepentingan" dilarang mendekat, sambil menatap lurus ke arahku. Baskara, pria yang pernah menjanjikanku seluruh dunia, hanya berdiri di sampingnya, wajahnya dingin dan acuh tak acuh. Dia mengabaikan kehamilanku, menyebutnya sebagai gangguan, dan memaksaku mengambil cuti wajib. Aku melihat sebatang lipstik merah menyala milik Saskia di meja Baskara, warna yang sama dengan yang kulihat di kerah kemejanya. Kepingan-kepingan teka-teki itu akhirnya menyatu: malam-malam yang larut, "makan malam bisnis", obsesinya yang tiba-tiba pada ponselnya—semua itu bohong. Mereka telah merencanakan ini selama berbulan-bulan. Pria yang kucintai telah lenyap, digantikan oleh orang asing. Tapi aku tidak akan membiarkan mereka mengambil segalanya dariku. Aku berkata pada Baskara bahwa aku akan pergi, tetapi tidak tanpa bagianku sepenuhnya dari perusahaan, yang dinilai berdasarkan harga pasca-pendanaan dari Nusantara Capital. Aku juga mengingatkannya bahwa algoritma inti, yang menjadi alasan Nusantara Capital berinvestasi, dipatenkan atas namaku seorang. Aku melangkah keluar, mengeluarkan ponselku untuk menelepon satu-satunya orang yang tidak pernah kusangka akan kuhubungi: Revan Adriansyah, saingan terberatku.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku