My Perfec Husband
y re
hor
keluarganya, dengan stelan jas kantor yang masi
nya Sesil saat berpas-as
berangkat sekolah? Sekarang sudah
h Sesil pergi dulu ya. Dada Abang,"
sebelum gadis 17 tahun itu
kepalanya melihat Sesil, lalu kemba
atas tangga dan ber
unggu di ruang kerja den." Ucap Bik
" Balas Radhika pelan d
rja ayahnya, menghela nafas seb
as
ayahnya sudah duduk di kursi kerja dengan
kali kam
n. "kenapa Ayah memanggil?"
ejak kapan anak lelaki ayah menyuka
nya apa lagi yang akan Ayah nya bicarakan kalau bukan karen
annya menyuruhku ke sini?" Ta
gejek nak. Ayah cuma bertan
sekurang kerjaan itu sa
Ah iya setau ayah juga dia gadis yang kau klaim sejak SMA dulu kan? Haha ternyata
kan? Nama yang cantik,
i mengurusi hidupku yah, biar ini jadi urusa
n tau kepastiannya saja. Kamu benar benar m
*
hor
tebing tebing pencakar langit itu memang me
u yang menerangi seti
sangat indah saat malam hari, semua
aca, otaknya masih memikirkan tentang pertanyaan ay
nya sejak SMA, dan Radhika masih meng
ntah itu dulu sejak masih sekolah atau sekara
ya dia hanya tidak suka kalau ada lelaki yang berani mendekati Avril, bah
saja menyingkirkan semua lelaki yang ingin mendekati Avril, tapi kala
rpacaran atau bertunangan dengan lelaki mana pun, Radhi
as dia tidak ingin siapa pun merebut Avril darinya, yang d
sudah membuang Avril begitu saja, tidak akan ada lelaki mana pun lagi yang Radh
*
hor
ya Avril saat berpas-pasan d
ya Radhika saat melihat
bapak bilang semua laporan harus segera selesai. Jadi
malasan," ucap Radhika datar da
ni pekerjaan Avril hanya malas malasan saja apa, tidak kah dia tau kalau laporan k
i, mengingat kalau dia harus begadang untuk menyelesaikan semuan
takkan tas di atas meja dan membuka
lelah dan tidak enak badan karena terlalu berkerja berlebihan. Radhik
jam 10 malam. Sebenernya matanya cukup berat, kalau berbar
embuat segelas kopi hitam. Setidaknya segelas kopi
to
dapati Avril yang memasukkan separuh k
rjaan saja di dalam? Di lantai juga
ang baru saja gadis itu alami sampai membuang gengsinya dan m
Ejek Radhika dengan
tapi ini Avril. Dia sudah mengenal lelaki itu cukup dekat, walau dengan wajah tampan ekspresi d
sendirian. Bisa ya Pak saya berkerj
ajah berharap, bahkan dengan senga
matanya, gadis itu pa
as Radhika
a Avril lagi deng
nya deheman pelan y
laptob saya dulu." Ucap Avril sen
si kerjanya. Duduk dengan menyenderkan kepala di sandaran kursi,
t kepalanya sakit. Belum lagi dengan masalah ke
B