Elsa Anindita adalah wanita yang hatinya telah mati. Kemungkinan untuknya bisa kembali mencintai itu adalah hal yang sangat mustahil. Dua kali mengalami gagal menikah dengan orang yang mencintainya, membuat Elsa setuju untuk menikah kontrak dengan Alvaro, pria cacat yang sebenarnya adalah CEO yang sedang menyamar. "Jadi kamu mau menikah dengan tuan saya yang fisiknya tidak sempurna itu?" Tunjuk Gio pada Alvaro. "Iya saya mau, dengan catatan mahar yang akan saya terima adalah 500 juta," jawab Elsa. Hanya dengan meminta bayaran 500 juta saja. Elsa bersedia menikah dengan Alvaro, CEO sukses yang tersandung gosip sebagai pria penyuka sesama jenis. Akankah cinta hadir di antara Elsa dan Alvaro? Lalu bagaimana kalau ternyata, Alvaro itu adalah pria di masa lalu Elsa yang pernah meninggalkan Elsa di pelaminan? Ya... Alvaro adalah Dika.
"Jadi kamu mau mahar sebesar itu untuk pernikahan kamu
dengan anak saya?" tanya seorang wanita paruh baya pada gadis bernama Elsa yang
sedang duduk di hadapannya.
Elsa Anindita adalah gadis cantik yang ingin di nikahi oleh
Glen. Ia meminta uang dalam jumlah yang tak sedikit pada Glen sebagai maharnya.
Elsa membutuhkan uang itu untuk biaya pengobatan bundanya
yang saat ini sedang sakit parah. Uang dari gaji Elsa bekerja tidak bisa
menutupi biaya tagihan itu sehingga Elsa terpaksa memilih jalan menikah dengan
Glen untuk bisa mendapatkan uangnya.
"Iya Bu," jawab Elsa.
Elsa yang benar-benar tak tahu lagi akan bisa mendapatkan
uang sebesar itu dari mana terpaksa harus melakukan hal gila ini.
Dia yang sebenarnya tak ingin menikah dengan Glen
terpaksa setuju saat Glen mengajaknya
menikah, tapi dengan syarat Glen harus mau memberi mahar seperti yang diminta
olehnya.
Elsa tidak mengira kalau ibunya Glen akan mempermasalahkan
hal ini. Sampai-sampai beliau mengajak Elsa bertemu tepat seminggu sebelum hari
pernikahan.
"Tinggalkan anak saya, dan saya akan memberi kamu uang yang
lumayan banyak sebagai gantinya."
"Maksud ibu?" tanya Elsa.
"Memangnya ucapan saya kurang jelas ya? saya mau pernikahan
ini di batalkan. Saya sudah tahu siapa kamu dan rasanya mahar sebesar itu
terlalu banyak untuk kamu. Kamu yang pernah sekali gagal menikah tentunya itu
bisa menjadi pelajaran bagi kamu agar kamu jadi cewek itu tidak materialistis.
"Saya yakin, calon suami kamu dulu itu meninggalkan kamu
karena dia merasa kamu itu tidak pantas untuknya. Dan kalau saya pikir-pikir,
pasti dia itu sudah kenyang dan bosan sama tubuh kamu makanya dia meninggalkan
kamu sendirian di pelaminan.
"So... uang sebesar
itu terlalu banyak untuk gadis yang sudah tidak memiliki keperawanannya. Tapi
tenang saja kamu enggak usah takut. Asal kamu mau meninggalkan anak saya, maka
saya bersedia kok untuk memberi uang gratisan buat kamu. Daripada dia harus
terjebak seumur hidupnya sama kamu, akan lebih baik saya kehilangan uang
recehan itu."
Sakit hati Elsa, mendengar apa yang di katakan oleh ibu dari
pria yang akan menikahinya. Ternyata masa lalu Elsa yang pahit itu masih terus
saja membuat hidup Elsa jadi bahan hinaan dan gunjingan orang-orang termasuk
ibu dari Glen.
"Jadi maksud ibu, pernikahan ini akan ibu batalkan?"
"Tentu saja, saya tidak akan di rugikan dengan batalnya
pernikahan kamu sama Glen, anak saya. Tapi saya justru malah akan terselamatkan
karenanya. Saya akan terselamatkan dari rasa malu. Dan Glen akan terselamatkan
dari penyesalan seumur hidupnya karena menikahi wanita yang bekas dari orang
lain."
Wanita bernama Tri itu lalu mengeluarkan cek senilai puluhan
juta yang sudah di bubuhi tanda tangan. Jika Elsa menerimanya, maka Elsa hanya
tinggal mencairkannya saja ke Bank dan Elsa akan mendapatkan uang puluhan juta
itu secara cuma-cuma.
Tapi tidak, meski keadaannya sedang susah, Elsa merasa tidak
bisa menerima uang itu. Elsa masih memiliki harga diri, sehingga Elsa lebih
memilih untuk menolaknya. Apalagi uang segitu tidak akan cukup untuk Elsa pakai
menutupi biaya tagihan rumah sakit bundanya.
"Tidak usah Bu, ibu pegang saja uang ini," Elsa
mengembalikan cek yang sudah di sodorkan ke arahnya. "Saya memang tidak
mencintai anak Ibu. Dan dia yang memaksa saya untuk menikah. Saya meminta uang
sebesar itu sebagai mahar saya, tapi kalau pernikahan ini tidak jadi saya tidak
punya alasan untuk menerima sepeser pun uang dari ibu," balas Elsa tak kalah
tegas.
"Satu hal lagi, jangan meminta saya untuk menjauhi putra
ibu. Tapi Ibu awasi saja putra ibu itu untuk tidak mendekati saya. Karena di
sini yang mencintai dan menginginkan saya itu adalah putra ibu, bukan saya.
"Karena sudah tak ada lagi yang ingin di bicarakan, maka
dari itu saya pamit."
Elsa tak bisa membiarkan Ibu Tri lebih menghina lagi harga
dirinya. Dia lebih dulu memutuskan untuk pergi dari sana dan tidak melanjutkan
rencana makan siangnya di sana. Elsa memilih restoran lain untuknya makan
siang.
Elsa merasa sangat kesal. Dan saat Elsa merasa kesal, dia
akan merasa lapar hingga ia lupa kalau saat ini ia tidak memiliki uang yang
cukup untuk makan di sebuah restoran mewah.
Elsa duduk di sebuah restoran ternama tempat biasanya Elsa
diajak makan oleh Glen. Ia memesan menu yang harganya lumayan. Dan Elsa
langsung melahapnya dengan sangat rakus ketika makanan pesanannya itu di
hidangkan.
Elsa tak sadar jika ada seorang pria yang saat ini tengah menatapnya. Pria itu terlihat
sangat misterius, dia memakai pakaian rapi seperti seorang boss, tapi dia
memakai topi yang hampir menutupi seluruh wajahnya.
Namanya Alvaro dia itu CEO terkenal. Meski baru dua tahun
dia merambah bisnis di Indonesia. Namun, namanya sudah langsung melambung
tinggi dan sukses menarik perhatian karena kehebatan cara berbisnisnya.
Kecantikan Elsa dan cara Elsa makan sungguh menarik
perhatian si pria misterius itu, tapi ada hal yang jauh lebih menarik lagi saat
kejadian tak terduga terjadi di hadapan Al, sang CEO.
Elsa sudah selesai makan. Dia memanggil pelayan untuk meminta bill dan saat ia merogoh tasnya
untuk mencari dompet, drama seru itu pun di mulai.
"Ya ampun di mana dompetku?" gerutu Elsa. "Apa mungkin
tertinggal di rumah?" ucapnya.
Elsa merasa hari ini adalah hari paling sial baginya, selain
hari di mana ia di tinggalkan dulu saat di pelaminan. Hari ini juga adalah hari
paling buruk dalam hidup Elsa.
Elsa memasang wajah tenang, saat ia tak kunjung menemukan
dompetnya. Di tambah tagihan pembayarannya pun rasanya tidak akan bisa ia bayar
meski dompet itu tidak tertinggal.
Elsa mencoba bernegosiasi dengan si pelayan untuk membiarkan
Elsa mengambil dompetnya yang tertinggal di rumah. Tapi si pelayan tidak
memberikan Elsa sedikit pun keringanan.
"Tolong saya Mbak, dompet saya ketinggalan di rumah, jadi
saya mohon sama Mbak untuk membiarkan saya pulang dulu mengambilnya."
"Maaf Mbak, prosedur restoran kami tidak mengizinkan siapa
pun meninggalkan tempat ini jika dia tidak bisa membayar makanannya."
"Tapi saya bukan mau kabur Mbak, saya hanya mau mengambil
dompet saya yang tertinggal," ungkap Elsa memohon.
"Kalau begitu Mbak bisa meninggalkan kartu identitas Mbak
sebagai jaminan."
"Kartu identitas saya itu ada di dalam dompet Mbak, jadi
saya..._"
"Cukup Mbak!" potong si pelayan mulai kehilangan
kesabarannya. "Saya tidak mau mendengar apa-apa lagi. Sudah banyak orang
semacam Mbak yang beralasan sama seperti Mbak. Pokoknya Mbak harus bayar dulu
baru Mbak bisa pergi dari sini," si pelayan mengira Elsa sedang ingin menipu
dirinya. Ia merasa harus pergi meninggalkan Elsa, tapi Elsa mengajarnya dan tak
sengaja menyenggol Al si pria misterius itu.
Tubuh Elsa yang menyenggol Al, kehilangan keseimbangan ia
hampir terjatuh dan semua isi dalam tas Elsa berhamburan ke atas lantai.
"Maaf, maafkan saya. Saya tidak sengaja," ucap Elsa.
"Mbak enggak punya mata ya?" seru Gio pada Elsa yang sudah
menyenggol bosnya.
Gio adalah asisten pribadi Alvaro. Dia mengomeli Elsa karena
sudah tidak sengaja mengganggu kenyamanan bosnya yang sedang makan siang.
Al mengangkat tangannya, menghentikan Gio yang masih ingin
mengomel pada Elsa.
Elsa terpaksa berhenti mengejar si pelayan, dia lebih fokus
meminta maaf dan memungut semua isi tasnya termasuk surat dari rumah sakit
tadi.
Si pria mistreius itu membantu Elsa memunguti
barang-barangnya dan tak sengaja melihat surat dari rumah sakit yang tertera
angka lumayan besar di atasnya.
Setelah Elsa merapikan semua isi tasnya tak lupa juga Elsa
juga mengucapkan terima kasih dan maafnya pada Alvaro. Ketika Elsa sedang
berterima kasih, Elsa bisa melihat dengan jelas wajah Al yang di tutupi topi
itu. Wajah Al yang cacat, seperti bekas luka bakar.
Tapi Elsa tidak terlalu memedulikannya. Karena menurut Elsa
itu bukan urusannya. Lalu Elsa pun kembali mengejar si pelayan.
Ketertarikan Al semakin bertambah dan langsung meminta Gio
mencari tahu siapa Elsa dan bagaimana kehidupannya.
"Cari tahu siapa gadis itu!" suruh Al.
"Baik Tuan," jawab Gio tanpa bertanya.
Tak harus menunggu lama. Semua informasi Elsa pun bisa Gio
dapatkan. Hanya dengan gambar wajah Elsa saja Gio bisa memuaskan keingintahuan
bosnya. Gio memberikan iPhone yang ada di tangannya yang sudah tertera
informasi tentang Elsa.
Dari tempat duduknya, Alvaro terus menatap Elsa. Al
benar-benar merasa sangat tertarik dan memiliki rencana yang bagus untuk
dirinya dan Elsa. Setelah tahu tentang Elsa, Al merasa kalau Elsa adalah orang
yang tepat yang selama ini sedang di cari olehnya.
"Gio, sepertinya dia bisa kita manfaatkan," ucap Alvaro
menyeringai.
"Baik Tuan, akan saya urus," jawab Gio.
Tanpa Alvaro harus menjelaskan, Gio sudah langsung paham apa
yang harus dilakukannya pada Elsa.
Gio mendekati Elsa yang masih memohon pada si pelayan untuk
bisa membiarkannya pergi mengambil dompet. Tapi sayangnya, si pelayan itu masih
tidak mengizinkan.
"Permisi Mbak, berapa tagihannya. Biar saya bantu bayar,"
ucap Gio.
"Enggak usah Pak, enggak usah. Saya bisa kok membayarnya,
dompet saya itu ketinggalan di rumah jadi saya hanya harus mengambilnya saja."
"Tidak apa-apa. Sekarang biar saya yang bayar saja dulu.
Besok-besok kamu bisa mengganti uang saya. Dan untuk membuat kamu nyaman, ini
kartu nama tuan saya," Gio menunjuk ke
arah Al yang wajahnya tidak terlihat, tapi Elsa tadi sudah sempat melihatnya.
Elsa menerima bantuan dari Gio. Karena merasa sangat
tertolong Elsa pun sampai berkali-kali mengucapkan rasa terima kasihnya.
"Terima kasih ya Pak, terima kasih banyak. Saya pasti akan
menggantinya besok," ucap Elsa sungkan.
"Jangan berterima kasih pada saya. Karena saya hanya
mengikuti perintah dari tuan saya saja," balas Gio. "Kalau kamu mau berterima
kasih, kamu langsung saja temui tuan
saya dan bilang langsung padanya. Itu pasti akan lebih membuatnya senang,"
ungkap Gio.
Elsa tampaknya memang
harus mengucapkan terima kasihnya secara langsung pada Al, dia menghampiri
tempat duduk Al dan berterima kasih. Bahkan Elsa sampai berkali-kali
membungkukkan tubuhnya.
"Terima kasih ya Tuan, terima kasih banyak atas bantuan yang
sudah Tuan berikan untuk saya hari ini," ucap Elsa.
"Silakan duduk dulu," ucap Al hanya suaranya saja yang
terdengar sedangkan wajahnya ia sembunyikan dari balik topi.
Elsa tak mungkin menolak, dia sudah di tolong dan rasanya
akan sangat tidak sopan menolaknya.
"Kenalkan nama saya Alvaro."
"Alvaro?" seru Elsa kaget. "Apa anda Alvaro CEO yang sedang
ramai di perbincangkan?" tanya Elsa.
Elsa sering sekali mendengar nama Alvaro di bicarakan. Baik
kesuksesannya mau pun kemisteriusannya.
"Iya kamu betul, saya Alvaro CEO yang sedang menjadi
tarnding topik itu," jawab Al.
Saat ini bukan hanya kehebatan dan kemisteriusan Al saja
yang menjadi trending topik tapi juga gosip panas tentang kelainan Al yang
sedang ramai dibicarakan. Al di duga sebagai pria penyuka sesama jenis, karena
tak pernah sekalipun Al terlihat menggandeng seorang wanita.
Buru-buru Elsa melihat kartu nama yang sudah di berikan Gio
padanya untuk meyakinkan dirinya bahwa ia sedang tidak di tipu.
"Maaf, kalau saya tidak salah lihat. Sepertinya kamu juga
sedang berada dalam kesulitan ekonomi ya?" tanya Al langsung pada intinya.
"Ah... itu, tadi anda pasti melihat isi dari tas saya kan?"
"Iya, saya melihat surat dari rumah sakit. Apa itu surat
tagihan?" tanya Al.
Elsa bingung, haruskah rasa tak enak karena sudah di tolong
oleh Al membuat Elsa menceritakan apa masalah yang sedang di hadapinya. Tapi
kalau pun tidak cerita, Al yang sudah melihat isi tasnya dan Al yang sudah
melihat dirinya bermasalah saat mau membayar makan, pasti sudah tahu.
"Iya, itu surat tagihan dari rumah sakit yang harus segera
saya bayar untuk biaya pengobatan bunda saya."
"Apa boleh saya menolong kamu?"
Elsa yang menunduk malu karena ketahuan sebagai wanita yang
hidupnya di penuhi masalah, langsung menegakkan kepalanya. Meski ia tak bisa
melihat ekspresi Al dan tak bisa menatap jauh ke dalam mata Al, tapi Elsa
merasakan keseriusan dalam ucapan Al barusan.
"Saya akan memberikan mahar yang bisa membayar semua tagihan
dari rumah sakit atau mungkin lebih, asal kamu mau menikah dengan saya....!!"
Bersambung....
Bab 1 Mahar
07/06/2024
Bab 2 Setuju Menikah
07/06/2024
Bab 3 Tentang Elsa Anindita
07/06/2024
Bab 4 Bertemu Keluarga Al
07/06/2024
Bab 5 Tinggal dengan Suami
07/06/2024
Bab 6 Bertemu Teman Lama
07/06/2024
Bab 7 Lelaki Tulen
07/06/2024
Bab 8 Malam Pertama
07/06/2024
Bab 9 Kewajiban Seorang Istri
07/06/2024
Bab 10 Tentang Alvaro
07/06/2024
Bab 11 Menarik
07/06/2024
Bab 12 Ajakan Tidur Bersama
07/06/2024
Bab 13 Kebiasaan yang Meresahkan
07/06/2024
Bab 14 Selimut
07/06/2024
Bab 15 Pertahankan
07/06/2024
Bab 16 Tegakan Kepalamu, Baby!
07/06/2024
Bab 17 Menyentuh Hati
07/06/2024
Bab 18 Percaya Padaku
07/06/2024
Bab 19 Larut Dalam Kehangatan
07/06/2024
Bab 20 Menegaskan atau Menjelaskan
07/06/2024
Bab 21 Menginginkan Elsa Seutuhnya
14/06/2024
Bab 22 Larut Dalam Kenikmatan
14/06/2024
Bab 23 Menawarkan Diri
15/06/2024
Bab 24 Candu
16/06/2024
Bab 25 Posesif
17/06/2024
Bab 26 Tangga Darurat
18/06/2024
Bab 27 Pelajaran Untuk Pecundang
19/06/2024
Bab 28 Menenangkan
19/06/2024
Bab 29 Siap Untuk Memulai
19/06/2024
Bab 30 Malam Ini Pasti Tuntas
18/06/2024
Bab 31 I Like It
19/06/2024
Bab 32 Pelepasan Pertama
19/06/2024
Bab 33 Sadarkan Dirimu Elsa
20/06/2024
Bab 34 Sadarkan Dirimu Elsa
21/06/2024
Bab 35 Morning Kiss
21/06/2024
Bab 36 Perlawanan Elsa
21/06/2024
Bab 37 Ingin Membuktikan
21/06/2024
Bab 38 Menyusul Elsa
21/06/2024
Bab 39 Pria Lain Selain Mas Al
22/06/2024
Bab 40 Disuruh Bulan Madu
23/06/2024
Buku lain oleh Nawila
Selebihnya