Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Savior Is My Ex

My Savior Is My Ex

tarisaly

5.0
Komentar
30
Penayangan
11
Bab

Anitta Gladisa yang ingin lari dari ayahnya dan orang yang bisa menolongnya hanyalah Keanno Arkantara mantan sekaligus orang yang pernah dia sakiti lukanya. Apakah Keanno mau membantu Anitta? Atau malah diam saja saat Anitta meminta tolong kepadanya.

Bab 1 Penolongku

"Berhentilah menangis Jalang!" teriak Ayah didepan wajahku yang membuatku semakin menangis tanpa mengeluarkan suara.

"Bila kau tak menghentikan tangisanmu itu kau akan mendapat hukuman dariku!" Ayah menatap dengan tajam kearah ku. "Seharusnya kau bahagia karena sebenar lagi kau terlepas dariku dan hidup dengan penuh kemewahan."

"A...ku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku kenal dan tidak aku cintai ayah. Hiks hiks hiks." aku menatap ayah dengan air mata yang terus mengalir.

PLAK

"Dengar ini baik-baik. Berhenti menagis dan mulailah bersiap-siap bila kau tidak ingin mendapatkan hukuman dariku. Kau mengerti?!" aku menganggutkan kepala dengan memegang pipiku yang baru saja ditampar oleh ayah.

BRAK

Ayah keluar dari kamarku dengan membanting pintu dan meninggalkan aku seorang diri didalam kamar. Ingin rasanya aku menyalahkan takdir yang tuhan berikan kepadaku, kesalahan apa yang aku buat dimasa lalu hingga aku harus merasakan penderitaan ini.

Aku memperhatikan sekitarku dengan getir. Tidak ada lagi yang bisa membuatku bertahan untuk tinggal dirumah ini. Aku harus pergi, aku tidak mau menikah dengan orang asing itu.

Aku berdiri dari ranjangku dan melangkah kearah jendela kamar, membuka jendela dengan berlahan agar orang yang ada diluar kamar tidak mengetahui apa yang aku lakukan. Aku keluar dari kamar dengan berlahan karena gaun pengantin yang aku pakai sungguh membuatku kesusahan.

Saat aku sudah berada diluar aku langsung berlari menjauh dari rumah dengan kedua tanganku yang mengangkat gaun pernikahan yang aku gunakan.

"ANITTA MAU LARI KEMANA KAMU...!" aku melihat kearah belakang dengan terkejut saat ayah mengejarku dengan beberapa orang asing.

Aku semakin menambah kecepatan lariku walaupun kakiku sakit karena bersentuhan secara langsung dengan Aspal yang panas. Tuhan tolong kali ini saja bantulah aku.

"BERHENTI KAU JALANG SIALAN!!" teriak ayah yang tidakku hiraukan.

Aku terus berlari walaupun kakiku sudah penuh dengan luka dan saat aku melihat ada mobil yang terpakir aku dengan cepat menuju kearah mobil itu.

Aku mencoba membuka pintu mobil itu dan syukurlah pintu mobil itu tidak terkunci. Aku dengan cepat masuk kedalam mobil itu yang entah siapa pemiliknya.

Aku menoleh kearah kursi pengemudi setelah menutup pintu mobil dan aku dibuat terkejutnya saat tau siapa pemilik mobil yang sedang aku tumpangi.

"ANO..?" orang yang aku sebut namanya hanya menatapku dengan tajam.

"Keluar dari mobil saya." dia berbicara dengan dingin kepadaku yang membuatku dengan cepat tersadar dari keterkejutanku.

"Kumohon tolong bantu aku Ano, dan sebagai gantinya aku akan melakukan apapun yang kamu mau. Aku mohon Ano, aku sangat membutuhkan pertolonganmu untuk saat ini." aku tidak memperdulikan tatapannya yang tajam padaku. Aku menyatukan kedua tanganku dan menangis dalam diam didepannya.

"ANITTA..! keluar kau." teriak ayah didepan jendela mobil Keanno, dengan berapa orang yang sudah mengelilingi mobil Keanno.

Keanno memutuskan tatapannya dariku dan menatap kearah belakangku dan setelah itu kembali menatapku atau lebih tepatnya menatap penampilanku dari atas kebawah. Aku hanya bisa menundukan kepala dengan tubuh gemetar ketakutan dan air mata yang terus keluar.

"Apa benar kau akan melakukan apapun yang aku minta..?" Keanno mengangkat daguku hingga aku kembali menatap kearahnya dan dengan cepat aku menganggutkan kepala.

"Baiklah, pasang sabuk pengaman mu." aku dengan cepat menuruti perintahnya.

Keanno menyalakan mobilnya hingga membuat ayah dan beberapa orang asing itu menjauh. Keanno melajukan mobilnya meninggalkan ayah dan beberapa orang asing itu. Aku menoleh kearah belakang dan melihat Ayah menatap kepergianku dengan penuh kebencian

"Terima kasih." aku mengucapkan dengan tulus pada Keanno. Keanno menatapku sekilas dan kembali menatap kearah depan tanpa membalas ucapan ku.

Aku memaklumi sikapnya kepadaku. Karena perbuatanku dimasalalu pada nyalah yang membuatnya bersikap seperti sekarang kepadaku. Perbuatanku yang mungkin tidak akan pernah dia maafkan

*****#*****

Aku hanya diam saat seorang Keanno Arkantara. Mengobati luka di kedua kakiku dengan telaten. Aku memperhatikan Keanno dari atas hingga kebawah.

Keanno banyak berubah setelah delapan tahun tidak pernah bertemu denganku, dia terlihat dewasa dan sangat tampan. Tapi satu yang menjadi pertanyaanku saat ini.

Apakah dia sudah menikah atau belum? aku ingin menanyakan pertanyaan itu kepadanya, tetapi aku takut dia akan semakin bersikap dingin kepadaku.

Aku hanya takut kalau dia sudah menikah dan hal yang dilakukannya sekarang bisa membuat istrinya salah paham dan menganggap aku sebagai Pelakor atau wanita jalang. Sungguh membayangkan itu membuat aku menutup kedua mataku dan mengenggam gaun pengatin yang ku pakai dengan kuat karena rasa sakit di hatiku.

'Apa aku masih mencintainya?'

"Ehm.....Keanno boleh aku menanyakan sesuatu kepadamu?" tanya ku pada Keanno yang telah selesai mengobati luka dikedua kakiku.

"Apa." dia menjawab dengan singkat.

Aku menyatukan kedua tanganku karena merasa gugup dan beberapa kali menggigit bibirku. "Apa kau sudah menikah? maaf kalau aku terlalu lancang bertanya ini kepadamu. Aku hanya tidak ingin ada yang salah paham." aku lalu menundukan kepalaku setelah mengucapkan apa yang ingin aku tanyakan.

"Itu bukan urusanmu." Keanno berdiri dan melangkah keluar dari dalam kamar hotel dan meninggalkan aku sendirian.

Aku kebingung ingin melakukan apa setelah Keanno meninggalkan ku sendirian didalam kamar hotel. Perutku tiba-tiba saja berbunyi dan membuatku kembali menggigit bibirku.

Tok tok tok

Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu kamar tempat dimana aku berada. Aku berdiri dan melangkah dengan terdati-datih karena luka dikedua kaki ku.

Ceklek

Aku membuka pintu dan saat aku melihat seorang pelayan dengan kereta dorong yang diatasnya sudah tersaji bermacam makanan lezat yang membuatku hampir menjatuhkan air liur, aku dengan cepat menguasai diriku.

"Maaf Mas saya gak pesan makanan ini." aku tersenyum dengan tipis kearah pelayan itu.

"Tapi saya disuruh oleh Pak Keanno untuk mengantarkan makanan ini ke kamar 306 Mbak dan Pak Keanno tadi juga menitipkan ini kepada saya untuk diberikan kepada mbak."

Pelayan itu menyerahkan dua paper bag kepadaku yang ku terima dengan kebingungan dan meminta izin untuk masuk agar bisa menaruh makanan-makanan lezat itu diatas meja.

Aku pun mempersilahkan dia masuk dan setelah selesai pelayan itu izin pergi aku pun menganggutkan kepalaku sebagai jawabannya. Aku menutup pintu kamar dan setelah itu melangkah menuju kearah dimana makanan-makanan lezat itu berada.

Aku duduk dan meletakan kedua paper bag itu disisi sofa dan kembali menatap kearah makanan lezat itu dengan ke bingungan. Apa benar Keanno yang memesankannya untukku.

Kruuukk

Suara perutku kembali berbunyi yang membuatku mau tidak mau memakan makanan-makanan lezat didepanku tanpa menunggu Keanno kembali. Saat Keanno datang nanti aku akan menjelaskannya.

Setelah aku selesai makan aku mengganti gaun pengantinku dengan drass yang ada didalam paper bag sungguh aku sangat merasa malu. Bagaimana Keanno tau ukuran Bra ku?

Saat pelayan tadi memberikan dua paper bag kepada ku aku langsung melihat isinya yang berisi Celana dalam, Bra dan drass bermotif bunga, serta sandal. Kedua pipiku langsung merona. Karena ini adalah pertemuan kami pertama kali setelah delapan tahun tidak pernah bertemu lagi.

Setelah selesai mengganti pakaianku aku melangkah kearah jendela dan menatap kota bandung yang sangat indah karena lampu jalannya aku bersyukur karena Keanno memilih hotel bintang lima yang terletak ditengah-tengah kota bandung yang membuatku bisa melihat keindahan kota bandung saat malam hari.

Aku sudah mulai mengantuk tetapi Keanno belum juga kembali. Aku memutuskan untuk tidur diranjang yang ada didalam kamar hotel tempatku berada.

Saat aku mulai terlelap aku mendengar ada seseorang yang berbisik ditelingaku dan membuatku tersenyum didalam alam bawah sadar ku.

"Good night my queen."

Cup

*****#****

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku