Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Arien Shinta

Buku Arien Shinta(1)

My Husband Mr. Arrogant

My Husband Mr. Arrogant

Romantis
5.0
“APA! BEDEBAH!” hardik Gama. Pria dengan setelan jas dan kemeja putih itu mengeratkan rahangnya, kala mendapat laporan dari dokter pribadinya. Lepas menelepon, Gama memakai jasnya dengan asal. Lalu, pria itu bergegas pergi dari kantor. Tak memakan waktu lama, mobil sport yang dikendarai oleh Gama sudah tiba di mansion mewah miliknya. Dengan langkah lebar, Gama menyusuri ruangan demi ruangan di rumah elite tersebut. BRAK! Gama membuka pintu kamar dengan kasar. Membuat kedua wanita di dalamnya terperanjat kaget. Pria itu melangkah dengan wajah memerah menahan amarah. “Apa yang kau katakan tadi? Apa kau tidak sedang bercanda denganku? Jangan coba-coba bermain-main denganku, atau kau akan tahu akibatnya. Periksa baik-baik!” hardik Gama setelah melontarkan tanya secara beruntun. “Sudah Tuan. Saya tidak bercanda. Nona ini memang tengah mengandung. Usia kandungannya sudah memasuki minggu ketiga,” jelas wanita dengan balutan pakaian dokter tersebut dengan wajah pucat. “Baiklah. Silakan kembali!” titah Gama. Mendengar nada berbicara Gama yang kembali bersahabat, Dokter Risa mengangguk dan tak menyia-nyiakan kesempat untuk segera pergi. Lepas kepergian dokter tadi, Gama melangkah perlahan. Mendekat ke arah Liana yang saat itu termangu dengan pandangan kosong. Sama halnya Gama, Liana pun tak kalah syoknya. Ia tak menyangka, akan mengandung benih dari jelmaan iblis seperti Gama. “Akh, sakit!” pekik Liana. “Berani-beraninya kau mengandung keturunan Afchar, tanpa izin!” marah Gama. Pria itu menekan setiap ucapannya. Pria berusia 24 tahun tersebut benar-benar dirundung amarah. Ketika mengetahui kehamilan Liana, gadis yang pernah menolak dirinya juga mendiang Gema kembarannya, sekaligus putri dari seorang pengkhianat yang berhasil melenyapkan nyawa Gema. “Apa kau sengaja tidak meminum pil kontrasepsi yang kuberikan!?” sentak Gama. Liana tak dapat menjawab apa pun, karena rahangnya dicengkeram kuat oleh Gama. Hanya menggeleng yang bisa ia lakukan saat itu. “G–Gama, lepaskan!” mohon Liana dengan suara lirih, bahkan hampir tak terdengar. PLAK! “Apa kau lupa? Jangan pernah sebut namaku dengan mulut kotormu itu!” maki Gama, setelah menampar wajah Liana dengan keras. Liana tertegun. Buliran bening semakin luruh membasahi kedua pipinya. Rasa kebas yang kian memanas menjalari pipi kirinya, akibat tamparan keras dari Gama. “Persiapkan dirimu. Dokter akan datang untuk membuang janinmu. Aku tidak sudi keturunanku lahir dari rahim anak seorang kriminal sepertimu!” ujar Gama dengan suara meninggi. Pria itu hendak melangkah ke luar dari kamar kumuh tersebut. Namun, seseorang berlutut dan menahan pergelangan kakinya. “Aku mohon. Jangan bunuh anak ini. Dia darah dagingmu. Jika kau tak ingin menganggapnya, tak apa. Kumohon, jangan lakukan hal itu.” Liana menangis dan bermohon kepada Gama. Sekilas senyum penuh kemenangan tersungging di bibir Gama. Merasa puas telah membuat wanita sombong itu berlutut di bawah kendalinya. Sejenak Gama terdiam, sebelum akhirnya pria itu sedikit membungkukkan tubuhnya. Telapak tangan lebarnya kembali mencengkeram wajah Liana. “Dengar Liana Anatasya. Sekalipun kau menangis darah di hadapanku, seorang Gama Ardiansyah tidak akan pernah menarik ucapannya kembali!” bisik Gama dengan penuh penekanan. Wajahnya memancarkan seringai iblis. Terjerat dalam permainan dendam seorang Gama, yang bernotabene seorang CEO, seketika kehidupan Liana Anatasya berubah total. *** Dihancurkan secara berkeping-keping dengan alasan yang tidak masuk akal. Kehilangan harta, kebahagiaan, dan kedua orang tuanya bagai mimpi buruk untuk Liana. Namun, perasaan lama Liana terhadap Gama, berhasil membuat Liana lemah dan kuat secara bersamaan. Mencintai pria yang justru membencinya karena sebuah dendam, adalah sesuatu yang tak mudah untuk dilewati oleh Liana. Juga menjadi istri pertama tetapi tak diprioritaskan. Dendam yang menyelimuti Gama benar-benar membutakan pria itu. Adakah balasan bagi Gama atas apa yang telah pria itu lakukan pada istri dan keluarganya? Lalu, ketika seorang malaikat kecil hadir di tengah keduanya, mungkinkah ada benih-benih cinta di hati Gama untuk Liana? Atau, semua akan berakhir dengan perpisahan termanis?