Valery terpaksa harus menjadi pengantin pengganti, menggantikan Stevia saudari tirinya menikahi anak seorang miliarder yang bangkrut untuk mendapatkan biaya pengobatan neneknya yang dijanjikan oleh Stevia. Tapi, Stevia tidak memenuhi janjinya pada Valery. Dia bahkan bertunangan dengan kekasih Valery dan merebut semua kebahagiaan yang Valery miliki. Sampai akhirnya Valery bertemu dengan Jonathan, pria yang harus dia nikahi. Jonathan mengubah kehidupan Valery dengan mengungkapkan identitas aslinya yang adalah seorang presdir ternama dan terkaya. Apakah Valery berhasil membalas dendamnya pada Stevia dan juga keluarganya yang telah mengkhianatinya? Dan apakah cinta antara Valery dan Jonathan akan tumbuh seiringnya kebersamaan yang mereka lalui?
Langkah Valery terpaku saat melihat sang kekasih yang sedang bertukar cincin dengan saudari tirinya di rumah ayahnya, London. Valery merasa sesak saat meyakinkan dirinya dengan apa yang ia lihat. Keraguan dalam hatinya membuat bibirnya bergetar menahan tangis.
Wajah pucat menghiasi kekecewaan Valery, mata hazelnya manatap David yang juga terkejut melihat kedatangannya. Sementara Stevia hanya melirik sinis.
"Kalian ... tunangan?" tanya Valery dengan sedikit ragu karena masih tidak bisa percaya dengan apa yang ia lihat. Perasaannya hancur dengan sikap David yang begitu tega padanya. Terlebih pada Stevia yang sama sekali tidak memperdulikan kehadiran Valery.
Valery yang baru saja datang dari rumah sakit karena harus merawat neneknya yang sedang sakit kanker. Berharap bisa mendapatkan bantuan dari sang ayah untuk biaya operasi neneknya, tapi justru mendapatkan kenyataan yang sangat menyakitkan dari David kekasihnya.
"Iya, kami tunangan. Kenapa memangnya? Apa gak boleh?" jawab Stevia dengan melipat kedua tangannya di depan dada. Mengangkat wajahnya menatap Valery tanpa merasa bersalah sedikit pun. Bibir Valery bergetar mencoba untuk menahan air matanya. Dadanya begitu sesak mendengar jawaban Stevia yang menyakiti perasaannya.
"Valery! Pergilah ke kamarmu!" perintah sang ayah dengan dingin dan mata yang melotot. Christian bahkan meninggikan suaranya karena merasa kedatangan anak kandungnya mengganggu. Tatapan mata Valery yang terus menatap David dan Stevia membuat ayahnya merasa kesal dan memilih untuk mengusir Valery dari sana.
Valery menatap ayahnya dengan wajah yang kecewa, "Ayah, apa kau lupa jika David adalah kekasihku? Kenapa kau tega melakukan ini padaku?" tanya Valery tersentak atas apa yang diucapkan Christian. Air mata yang sudah ditahannya sejak tadi menetes begitu saja saat mendengar bentakan sang ayah. Dia menangis merasakan sesak dalam dadanya. Merasa kecewa karena sikap Christian yang semakin tidak adil setelah kepergian ibu kandungnya lima tahun yang lalu karena sakit gagal ginjal. Bahkan Christian masih berpihak pada Stevia meski pun tahu jika David adalah kekasih Valery.
Valery tidak pernah menyangka jika ayahnya akan bersikap begitu dingin dan tidak perduli pada dirinya terlebih semenjak menikahi seorang janda anak satu, Rachel dan anaknya Stevia. Perhatian Christian sepenuhnya hanya untuk keluarga barunya itu. Dan menyingkirkan Valery sebagai anak kandungnya.
David yang mendengar ucapan Valery merasa kesal dan menyahut dengan ketus, "Sejak kapan aku menjadi kekasihmu? Aku seorang pengacara terkenal, tidak mungkin menjadi kekasih pegawai biasa sepertimu! Level kita tidak sama, jadi sudah sepantasnya aku bertunangan dengan Stevia yang telah menjadi pewaris perusahaan Diamond Real Estate. Ah ... apa kau pikir selama ini aku menyukaimu? Baiklah, kita akhiri saja semuanya sampai di sini. Kita putus, oke?" sahut David memutuskan sepihak tanpa persetujuan Valery.
David merasa kesal karena Valery masih berpikir jika dirinya adalah kekasih Valery. Padahal mereka sudah lama sekali tidak pernah bertemu karena kesibukan Valery mengurus neneknya yang sakit dan harus bekerja keras mengejar bonus untuk biaya rumah sakit neneknya.
Kebersamaan tiga tahun mereka hanya dianggap sebagai hubungan tanpa keuntungan oleh David. Sudah lama David ingin putus dari Valery. David tak pernah mencintai Valery dengan tulus. David pikir Valery akan mewarisi perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang penjualan perumahan mewah. Tapi ternyata Stevialah yang menjadi pewaris meski pun hanya seorang anak tiri.
Karena itu, David diam-diam mendekati Stevia dan merayunya. Stevia yang memang iri pada Valery dengan tega menerima rayuan David bahkan bertunanganya dengannya. Terlebih posisi David yang memang sangat menjanjikan untuk keuntungan perusahaannya. David yang bekerja sebagai pengacara akan membantu Stevia sebagai juru hukum terpercaya.
"David, kau tidak bisa memutuskan aku seperti ini. Kau tau jika aku hanya bergantung padamu setelah nenekku sakit," ucap Valery merasa hancur karena kehilangan tempat bersandar. Ucapan yang dikatakan David bagaikan sebuah tombak yang menusuk jantungnya. Membuat Valery merasa terkhianati dan ditinggal seorang diri.
"Aku tidak membutuhkan wanita lemah dan tidak memiliki apa-apa sepertimu. Jadi, jangan salahkan aku jika aku memilih Stevia!" jawab David semakin kesal karena Valery seperti menyalahkannya atas pengkhianatan yang sudah ia lakukan.
"Kau tau jika selama ini aku sibuk bekerja untuk bisa membiayai rumah sakit nenekku, dan aku hanya mempunyai dirimu. Aku mohon jangan tinggalkan aku seperti ini," ucap Valery memelas dengan penuh derai air mata.
Valery tidak menyangka jika David lebih memilih Stevia dari padanya. Dari semua orang kenapa harus Stevia lagi. Stevia tak hanya merebut kepercayaan Christian, dia juga telah merebut hasil kerja kerasnya yang sudah Valery lakukan selama berbulan-bulan demi mendapatkan bonus dan naik jabatan. Meski pun sampai harus masuk rumah sakit karena kelelahan, tapi semua itu sirna karena sikap licik Stevia. Dan kini David pun direbut oleh Stevia tanpa merasa bersalah sedikit pun.
"Berhentilah merasa menjadi korban, bukan kah kau harus mengurus nenekmu yang hampir mati itu? Kau bahkan tidak masuk kerja tiga hari berturut-turut, kenapa datang ke sini tiba-tiba?" ucap Stevia yang bosan mendengar drama Valery yang bersikap seolah paling tersakiti. Terlebih acara pertunangannya menjadi terganggu karena kedatangan Valery tiba-tiba.
Valery menatap Stevia dengan tatapan penuh benci, tapi ia tidak bisa membalas ucapan Stevia karena tak ada satu pun yang berpihak padanya saat ini. Hingga akhirnya Valery teringat akan tujuan pertamanya untuk pulang ke rumah. Valery pun menghiraukan ucapan Stevia dan berjalan menghampiri Christian lalu memegang tangan ayahnya membuat Christian menepis tangan Valery dengan kasar.
"Ayah ... nenek tidak sadarkan diri dan harus segera operasi. Kanker otaknya sudah menyebar, tapi aku sudah tidak punya uang lagi. Sekali saja, bantu aku untuk biaya operasi nenek," ucap Valery memohon. Ia menatap Christian dengan putus asa karena ketidakmampuannya untuk menolong neneknya. Tapi Christian menatap Valery dengan tatapan marah.
"Kau tau aku tidak akan pernah mengeluarkan uangku sepeserpun untuk wanita tua itu!" tolak Christian enggan menolong ibu mertuanya yang sudah merendahkannya semasa pernikahannya dulu. Sakit hati yang Christian rasakan tidak pernah bisa hilang.
Valery berlutut memohon belas kasih sang ayah. Valery tidak lagi memikirkan rasa malu atau pun sakit hati setelah pengkhianatan yang David lakukan. Valery hanya ingin menyelamatkan neneknya, satu-satunya keluarga yang membelanya dan menyayanginya setelah kematian ibunya.
"Aku mohon, sekali ini saja. Apa kau tidak bisa menolongku sekali ini saja?" ucap Valery dengan keputusasaan. Ia sangat takut kehilangan neneknya jika tidak melakukan operasi segera. Tapi Christian hanya menolehkan kepalanya tak mau menatap Valery.
Hal ini membuat Stevia yang mendengarkan sejak tadi memiliki rencana licik untuk memanfaatkan kondisi Valery saat ini. Ia pun berjalan mendekat dan menatap Valery dengan sinis.
"Percuma saja kau memohon sampai berlutut begitu, aku bisa memberikan kau uang asalkan kau mau menikah dengan Jonathan menggantikanku," sela Stevia dengan nada merendahkan.
Stevia yang memang sudah mengikat janji pernikahan bisnis dengan Jonathan, anak seorang pemilik perusahaan D&T Propreties, Albert. Stevia merasa tidak bisa melanjutkan pernikahan karena perusahaan mereka yang bangkrut karena pengkhianatan salah satu direktur mereka yang menggelapkan dana dan menipu banyak konsumen.
Karena itu, Stevia menawarkan pernikahan bisnis itu pada Valery yang terlihat putus asa dan akan melakukan apa saja asalkan bisa menyelamatkan sang nenek. Bahkan pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan.
Valery menatap Stevia dengan keraguan. Saat ini kondisi neneknya lah yang paling penting bagi Valery. Meski pun Valery masih sangat tersakiti dengan pengkhianatan dan sikap licik Stevia. Tapi mendengar penawaran yang Stevia berikan membuatnya tertarik dan berpikir bahwa itulah satu-satunya harapan yang Valery miliki saat ini.
"Kau tidak akan mengingkari ucapanmu 'kan? Kau akan memberikan uang untuk operasi nenek jika aku bersedia menggantikanmu?" tanya Valery memastikan ucapan Stevia bukan Cuma sekedar janji. Karena bagaimana pun Stevia adalah wanita paling licik yang pernah Valery kenal. Dan Valery tidak mau ditipu lagi oleh Stevia.
"Apa sebaiknya aku tarik saja ucapanku jika kau tidak mau percaya?" ancam Stevia dan membuat Valery ketakutan. Satu-satunya harapan yang bisa Valery percaya tidak mungkin Valery melepaskannya begitu saja.
"Jangan!" teriak Valery ketakutan dan menatap Stevia dengan putus asa.
"Baiklah, aku akan menikah dengannya menggantikanmu. Asalkan kau menetapi ucapanmu itu," ucap Valery pasrah dan berharap penuh akan janji yang Stevia ucapkan.
"Ya ... setelah kalian menikah aku akan memberikan uangnya padamu," jawab Stevia seperti enggan. Stevia tersenyum licik dan merasa senang melihat Valery yang tampak menderita dan putus asa. Bahkan bersedia menggantikannya hanya dengan janji palsu yang ia ucapkan tampak meyakinkan.
Buku lain oleh Armizu
Selebihnya