Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Husband Is Billionaire

My Husband Is Billionaire

Armizu

5.0
Komentar
1
Penayangan
5
Bab

Valery terpaksa harus menjadi pengantin pengganti, menggantikan Stevia saudari tirinya menikahi anak seorang miliarder yang bangkrut untuk mendapatkan biaya pengobatan neneknya yang dijanjikan oleh Stevia. Tapi, Stevia tidak memenuhi janjinya pada Valery. Dia bahkan bertunangan dengan kekasih Valery dan merebut semua kebahagiaan yang Valery miliki. Sampai akhirnya Valery bertemu dengan Jonathan, pria yang harus dia nikahi. Jonathan mengubah kehidupan Valery dengan mengungkapkan identitas aslinya yang adalah seorang presdir ternama dan terkaya. Apakah Valery berhasil membalas dendamnya pada Stevia dan juga keluarganya yang telah mengkhianatinya? Dan apakah cinta antara Valery dan Jonathan akan tumbuh seiringnya kebersamaan yang mereka lalui?

Bab 1 Pengkhianatan Besar

Di sebuah rumah yang besar milik ayahnya, tepatnya di kota London. Valery dikejutkan dengan keberadaan kekasihnya yang sedang bertukar cincin dengan saudari tirinya. Langkahnya terhenti melihat pengkhianatan yang melukai hatinya dengan sangat dalam. Matanya berkaca-kaca menyaksikan hal yang tidak bisa Valery percaya.

"Kalian ... tunangan?" tanya Valery dengan sedikit keraguan untuk bertanya. Valery yang baru saja datang dari rumah sakit karena harus merawat neneknya yang sedang sakit kanker. Berharap bisa mendapatkan bantuan dari sang ayah untuk biaya operasi neneknya, tapi justru mendapatkan kenyataan yang sangat menyakitkan dari David kekasihnya. Terlebih pada Stevia, saudari tirinya yang hanya tersenyum sinis melihat kedatangannya.

"Valery! Pergilah ke kamarmu!" perintah sang ayah dengan dingin dan mata yang melotot. Christian bahkan meninggikan suaranya karena merasa kedatangan anak kandungnya mengganggu. Ia tampak tidak menyukai kedatangan Valery dan memilih untuk menyuruh Valery masuk ke kamarnya dari pada merusak acara yang sangat penting bagi anak tirinya.

Valery tidak pernah menyangka jika ayahnya akan bersikap begitu dingin dan tidak perduli pada dirinya telebih semenjak menikahi seorang janda anak satu, Rachel dan anaknya Stevia. Perhatian Christian sepenuhnya hanya untuk keluarga barunya itu. Dan menyingkirkan Valery sebagai anak kandungnya.

"Sejak kapan aku menjadi kekasihmu? Aku seorang pengacara terkenal, tidak mungkin menjadi kekasih pegawai biasa sepertimu! Level kita tidak sama, jadi sudah sepantasnya aku bertunangan dengan Stevia yang telah menjadi pewaris perusahaan Diamond Real Estate. Ah ... apa kau pikir selama ini aku menyukaimu? Baiklah, kita akhiri saja semuanya sampai di sini. Kita putus, oke?" sahut David memutuskan sepihak tanpa persetujuan Valery.

Kebersamaan tiga tahun mereka hanya dianggap sebagai hubungan tanpa keuntungan. Sudah lama David ingin putus dari Valery. David tak pernah mencintai Valery dengan tulus. David pikir Valery akan mewarisi perusahaan ayahnya yang bergerak di bidang penjualan perumahan mewah. Tapi ternyata Stevialah yang menjadi pewaris meski pun hanya seorang anak tiri.

Karena itu, David diam-diam mendekati Stevia dan merayunya. Stevia yang memang iri pada Valery dengan tega menerima rayuan David bahkan bertunanganya dengannya. Terlebih posisi David yang memang sangat menjanjikan untuk keuntungan perusahaannya. David yang bekerja sebagai pengacara akan membantu Stevia sebagai juru hukum terpercaya.

"David, kau tidak bisa memutuskan aku seperti ini. Kau tau jika aku hanya bergantung padamu setelah nenekku sakit. Dan ... kenapa harus Stevia?" ucap Valery merasa hancur karena kehilangan tempat bersandar. Ucapan yang dikatakan David bagaikan sebuah tombak yang menusuk jantungnya.

Valery tidak menyangka jika David lebih memilih Stevia dari padanya. Dari semua orang kenapa harus Stevia lagi. Stevia tak hanya merebut kepercayaan Christian, dia juga telah merebut hasil kerja kerasnya yang sudah Valery lakukan selama berbulan-bulan demi mendapatkan bonus dan naik jabatan. Meski pun sampai harus masuk rumah sakit karena kelelahan, tapi semua itu sirna karena sikap licik Stevia. Dan kini David pun direbut oleh Stevia tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Berhentilah merasa menjadi korban, bukan kah kau harus mengurus nenekmu yang hampir mati itu? Kau bahkan tidak masuk kerja tiga hari berturut-turut, kenapa datang ke sini tiba-tiba?" ucap Stevia bersuara dan menyadarkan Valery akan alasan dirinya datang ke rumah.

Valery menghiraukan ucapan Stevia dan berjalan menghampiri Christian lalu memegang tangan ayahnya membuat Christian menepis tangan Valery dengan kasar.

"Ayah ... nenek tidak sadarkan diri dan harus segera operasi. Kanker otaknya sudah menyebar, tapi aku sudah tidak punya uang lagi. Sekali saja, bantu aku untuk biaya operasi nenek," ucap Valery memohon.

"Kau tau aku tidak akan pernah mengeluarkan uangku sepeserpun untuk wanita tua itu!" tolak Christian enggan menolong ibu mertuanya yang sudah merendahkannya semasa pernikahannya dulu. Sakit hati yang Christian rasakan tidak pernah bisa hilang.

Valery berlutut memohon belas kasih sang ayah. Valery tidak lagi memikirkan rasa malu atau pun sakit hati setelah pengkhianatan yang David lakukan. Valery hanya ingin menyelamatkan neneknya, satu-satunya keluarga yang membelanya dan menyayanginya setelah kematian ibunya.

"Aku mohon, sekali ini saja. Apa kau tidak bisa menolongku sekali ini saja?" ucap Valery dengan keputusasaan. Tapi Christian hanya menolehkan kepalanya tak mau menatap Valery.

"Percuma saja kau memohon sampai berlutut begitu, aku bisa memberikan kau uang asalkan kau mau menikah dengan Jonathan menggantikanku," sela Stevia dengan nada merendahkan.

Stevia yang memang sudah mengikat janji pernikahan bisnis dengan Jonathan, anak seorang pemilik perusahaan D&T Propreties, Albert. Stevia merasa tidak bisa melanjutkan pernikahan karena perusahaan mereka yang bangkrut karena pengkhianatan salah satu direktur mereka yang menggelapkan dana dan menipu banyak konsumen.

Karena itu, Stevia menawarkan pernikahan bisnis itu pada Valery yang terlihat putus asa dan akan melakukan apa saja asalkan bisa menyelamatkan sang nenek. Bahkan pernikahan yang sama sekali tidak dia inginkan.

"Kau tidak akan mengingkari ucapanmu 'kan? Kau akan memberikan uang untuk operasi nenek jika aku bersedia menggantikanmu?" tanya Valery memastikan ucapan Stevia bukan Cuma sekedar janji.

"Apa sebaiknya aku tarik saja ucapanku jika kau tidak mau percaya?" ancam Stevia dan membuat Valery ketakutan. Satu-satunya harapan yang bisa Valery percaya tidak mungkin Valery melepaskannya begitu saja.

"Baiklah, aku akan menikah dengannya menggantikanmu. Asalkan kau menetapi ucapanmu itu."

"Oke, setelah kalian menikah aku akan memberikan uangnya padamu."

***

Hari pernikahan pun tiba, Valery yang sudah memakai gaun putih berjalan di atas altar seorang diri menghampiri Jonathan. Pria yang terpaksa harus Valery nikahi menggantikan Stevia. Jonathan tampak tampan dengan penampilannya memakai tuxedo hitam dan memberikan senyuman kecil pada Valery yang sudah sampai.

"Dia bukan Stevia," batin Jonathan dan merasa aneh karena pengantin wanitanya berbeda. Namun, saat melihat sang ayah yang tersenyum lebar di depannya membuat Jonathan teringat bagaimana Albert memohon padanya untuk tetap melanjutkan pernikahan untuk menolong perusahaannya yang telah bangkrut karena pengkhianatan pegawainya.

Jonathan pun hanya diam menyimpan rasa penasarannya dan tetap melanjutkan pernikahan.

"Saudara Jonathan Immanuel bersediakan anda menikah dengan saudari Valerie Shallivyn baik dalam suka dan duka?" tanya pendeta.

"Ya saya bersedia."

"Saudari Valerie Shallivyn bersediakan anda menikah dengan saudara Jonathan Immanuel baik dalam suka dan duka?"

Valerie terdiam cukup lama, rasa sedih bercampur aduk dalam hatinya. Ketidakhadiran sang ibu tercinta membuat Valerie hampir tidak bisa menahan tangis. Ditambah sang ayah yang enggan menjadi pendamping Valerie. Namun, saat mengingat neneknya yang masih tidak sadarkan diri membuat Valerie mengesampingkan kesedihannya.

"Ya, saya bersedia," ucap Valerie akhirnya dengan sangat lemah.

Setelah pernikahan selesai, Valerie dan Jonathan pun menaiki mobil pernikahan menuju hotel. Namun, dalam perjalanan Valerie tampak gelisah dan terus mengecek ponselnya.

"Kenapa Stevia belum juga mengirim uangnya?" gumam Valerie dan membuat Jonathan menoleh.

"Ada apa Valerie? Kau tampak tidak sehat hari ini," tanya Jonathan akhirnya membuka suara.

Tapi Valerie hanya menggeleng kecil dan tersenyum kecut. Mereka pun sampai di hotel dan langsung memasuki kamar keduanya. Pihak hotel bahkan sudah mempersiapkan kamar mereka dan menghiasnya layaknya kamar pengantin baru.

Jonathan memilih mandi terlebih dahulu dan mengganti pakaiannya. Dia terus menatap Valery yang tampak gelisah sejak pernikahan mereka selesai. Jonathan duduk di depan Valery, membuat Valery semakin canggung dengan kebersamaan mereka.

"Sejujurnya aku penasaran, kenapa kau yang aku nikahi dan bukan Stevia?" tanya Jonathan akhirnya tak sabar dengan rasa penasarannya.

"Hmm ... apa kau kecewa?"

"Tidak juga, asalkan kau anak dari presdir Diamond Real Estate. Aku tidak masalah."

"Nenekku masuk rumah sakit dan harus segera operasi kanker otak, tapi aku tidak punya uang sebanyak itu. Karena itu aku setuju untuk menikah menggantikan Stevia," ucap Valery tidak mau menutupi alasannya menikah hari ini. Valery merasa jika Jonathan harus mengetahui alasannya bersedia menggantikan Stevia. Valery terlihat sangat menyesal karena tidak bisa membantu neneknya hingga harus menuruti Stevia.

Jonathan terkejut tidak percaya dengan apa yang Valery katakan. Bagaimana bisa anak dari pemilik perusahaan Diamond Real Estate tidak memiliki uang hanya untuk biaya operasi?

"Bagaimana bisa kau tidak memiliki uang? Bukan kah ayahmu seorang presdir?"

"Hubungan kami tidak baik semenjak kematian ibuku. Ayah berubah dan pilih kasih setelah menikah lagi. Dia bahkan membenci nenekku karena masalalu mereka yang memang tidak memiliki hubungan yang baik. Karena itu aku setuju untuk menggantikan Stevia menikah denganmu karena dia menjanjikan akan memberikan aku uang agar aku mau menurutinya," jawab Valery dengan wajah yang sangat sedih dan putus asa.

Jonathan menatap dengan tatapan sedih, seolah dia bisa merasakan apa yang Valery rasakan saat ini.

"Rupanya kita memiliki nasib yang sama, aku pun bersedia menikah karena Stevia menjanjikan untuk menjadi investor perusahaan ayahku yang sudah bangkrut," ucap Jonathan menatap intens pada Valery. Membuat Valery terkejut mendengar kenyataan yang sebenarnya terjadi.

"Maafkan Aku karena tidak tau tentang perusahaan ayahmu, aku terlalu sibuk untuk mengurus nenekku dan bekerja sepanjang waktu," jawab Valery sedikit menyesal.

"Tak perlu minta maaf, ini bukan salahmu. Kita mungkin memang ditakdirkan bersama," ucap Jonathan lembut. Membuat senyum tipis Valery mengembang.

Namun, pembicaraan mereka terpotong saat ponsel Valery berdering. Dengan hanya menatap Jonathan, Valery meminta ijin untuk mengangkat telepon tersebut. Jonathan pun mengangguk mempersilahkan.

"Halo, ya saya Valery," jawab Valery dengan suara pelan.

"Nenek ... meninggal?" ucap Valery terkejut dan langsung berdiri. Hatinya berkecamuk, antara sedih, menyesal dan marah karena Stevia tak juga mengirimkan uang yang dijanjikannya.

Pikirannya kacau dan bergegas untuk segera pergi dari sana. Namun, karena gaun yang masih dipakainya membuat Valery hampir terjatuh kalau saja Jonathan tidak menangkap tubuhnya. Membuat keduanya dalam posisi berpelukkan.

Valery yang terkejut menatap wajah Jonathan yang sangat dekat dengan wajahnya. Seketika air mata yang sudah lama ia tahan kini pecah dalam penyesalan yang dalam. Tubuhnya bergetar menangis tersedu membuat Jonathan merasa iba.

"Nenek ... nenek," lirih Valery merasakan kesedihan yang sangat dalam.

Jonathan pun mempererat pelukkannya dan membiarkan Valery mengeluarkan kesedihannya dalam dekapannya.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Armizu

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku