Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Emma menatap penampilannya depan cermin yang sangat sempurna dimana hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai sekretaris utama untuk bos kedua, hidup tanpa orang tua sudah dijalaninya beberapa tahun semenjak mereka meninggal dan disamping itu Emma tidak memiliki saudara sama sekali. Diusianya yang tiga puluh ini cukup membuat Emma memiliki banyak pengalaman bekerja yang dari awal sudah bekerja di H&D Group yang sangat terkenal tersebut, semua meremehkan kemampuan Emma bahkan ketika sudah bekerja ditempat tersebut.
“Cantik.”
Emma menatap Richard yang berdiri di depan kamar mandi bertelanjang dada, “ada jadwal apa hari ini?.”
“Paling di kantor aja, kenapa?” Emma menggelengkan kepala “Melihat kamu begini membuat aku ingin menarik ke ranjang.”
Emma melotot mendengarnya “Jangan aneh – aneh, aku udah siap ini bekerja.”
Emma berdiri langsung mencium bibir Richard sekilas sebelum meninggalkan apartemen untuk berangkat ketempat kantor terbarunya. Richard adalah tunangan Emma, dimana mereka telah menjalin hubungan selama hampir sepuluh tahun dan tidak ada tanda–tanda akan menikah. Keluarga Richard tidak menyukai Emma dan membutuhkan perjuangan besar agar mereka bisa bersama sampai sekarang, pada saat tunangan orang tua Richard semakin tidak suka tapi Emma tidak peduli karena memang bukan urusannya yang terpenting adalah dirinya dan Richard bukan orang lain.
Menatap bangunan yang ada dihadapannya dimana banyak rumor mengatakan bahwa perusahaan ini sangat memperhatikan karyawannya, keluarga Richard tidak percaya Emma bisa masuk kedalam perusahaan ini. Perusahaan yang sudah terkenal di seluruh Indonesia dengan nama berbeda dimana mereka bergerak di properti, tambang, pabrik makanan dan minuman, pabrik penghasil plastik, hotel, restoran dan banyak lagi. Emma bisa dikatakan beruntung masuk di perusahaan ini dan sangat penasaran bagaimana sosok dari pemilik ini sebenarnya, meskipun pernah melihat di berita tetap saja belum secara langsung berinteraksi dan pekerjaannya adalah wakil asisten dari sekretaris yang berarti dimana akan langsung berhubungan dengan orang yang memiliki jabatan tinggi di perusahaan ini.
“Emma?” Emma mengangguk pelan pada wanita yang tampak tegas ini “Saya Lila, ikut saya keatas.”
Emma mengikuti Lila dengan masuk kedalam lift sampai pada satu ruangan dimana tampak sepi yang sepertinya hanya orang – orang tertentu saja berada diruangan ini, dalam diam Emma masih mengikuti gerakan Lila yang melangkah menuju salah satu tempat dimana terdapat dua meja dan Lila menuju kesalah satu meja.
“Ini adalah meja kamu dimana posisi kamu setelah ini berada dibawah Pak Devan yang merupakan anak pertama” Emma mengangguk pelan “Beliau adalah petinggi kedua setelah Pak Wijaya, tapi karena Pak Wijaya sudah jarang datang jadinya Pak Devan yang mengurus semuanya disini bersama dengan saya.”
“Lalu ibu disebelah?” tanya Emma.
Lila menggelengkan kepala “Saya berada dilantai atas ini membantu Pak Wijaya dan istrinya” Emma mengangguk pelan “Pak Devan ini asisten baru yang diminta semoga sesuai dengan harapan.” Emma bingung saat Lila berkata seperti itu, secara otomatis membalikkan badannya.
Emma memandang pria yang akan menjadi atasannya ini dimana sangat berbeda jauh dengan Richard, berkenalan singkat sebelum akhirnya masuk kedalam ruangannya. Suara Lila membuat Emma tersadar atas apa yang baru saja dilakukannya dengan membayangi bentuk dari tubuh atasannya tersebut. Emma menghembuskan nafas pelan dan selanjutnya mendengarkan Lila menjelaskan mengenai pekerjaannya yang akan berhubungan dengan Devan, Emma mencatatnya dalam buku agar tidak terlalu lupa. Suara telepon membuat Emma mengangkatnya dimana Lila lupa untuk membawakan minuman di mejanya, Emma langsung menghubungi office boy agar membawakan minuman.
“Besok sepertinya Devan akan ke Kalimantan untuk melakukan kunjungan kurang lebih seminggu dan kamu harus ikut.” Lila menjelaskan setelah Devan masuk ke ruangannya.
Emma membelalakkan matanya mendengar kata – kata Lila “Bagaimana bisa saya ikut sedangkan masih baru, mbak?.”
Lila tersenyum, mengalihkan pandangan kearah lain “Masuk aja” saat melihat office boy datang “Devan bukan orang yang ribet karena dia hanya kunjungan sebentar sisanya menikmati waktu seperti liburan begitu.” Lila kembali fokus pada Emma.
Emma mengernyitkan keningnya “Maksudnya liburan sama kerja?” Lila mengangguk pelan “Kalau begitu aku nggak perlu ikut, mbak.”
“Harus ikut karena tiket sudah dibayar untuk dua orang.”