Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Aleesya Belva Christabell berusia 25 tahun, seorang janda anak satu laki-laki yang bernama Arsenio Miller Grandville yang kini berusia 3 tahun.
Postur tubuh Aleesya sangat proporsional, bahkan orang yang tidak tahu mungkin mengira ia belum pernah melahirkan. Tinggi 168cm dengan berat 60kg, ukuran payudara 38, berkulit putih, berambut gelombang panjang berwarna coklat kemasan, bulu mata lentik, pandangan tajam, dagu yang lancip, lesung kedua pipinya dan bibir yang sexy serta senyum yang menawan menjadikan ia wanita idaman para lelaki.
Tak hanya itu, tutur kata Aleesya sangat lemah lembut sehingga membuat mendiang suaminya Alvaro langsung jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.
Aleesya hidup sebatang kara. Dia buang ke salah satu Panti Asuhan yang berada dibali oleh orang tuanya yang mengaku tidak sanggup menghadapinya, namun juga tidak tega untuk membuahnya, kemudian orang tuanya bunuh diri karena malu. Begitulah cerita sang Kepala Panti Asuhan kepada Aleesya saat bertemu orang tua Aleesya 21 tahun yang lalu sebelum meninggal dunia. Sedangkan nama Aleesya Belva Christabell, adalah nama yang di tuliskan di secarik kertas oleh orang tuanya saat meninggalkan Aleesya di Panti Asuhan itu.
.
.
Setelah beranjak usia ke-21 tahun, Aleesya memohon izin kepada Kepala Panti Asuhan yang sudah mengasuhnya ia dari kecil dan sudah Alisya anggap seperti ibunya sendiri, untuk pergi merantau dan bekerja. Namun naas, dia malah bertemu dengan orang jahat yang bermaksud ingin menjualnya. Kesalah satu desa yang terkenal ramai dengan penduduk wanita yang siap melayani pria-pria hidung belang yang haus akan belaian.
Namun nasib buruknya berubah menjadi baik ketika ia bertemu Alvaro Daniyal Grandville yang sengaja mendatangi desa itu bermaksud untuk mencari wanita penghibur. Alvaro yang tadinya hanya ingin bermain-main ternyata terpikat dengan paras Alisya yang terlihat bukan seperti wanita penghibur. Lalu Alvaro mengajaknya pulang ke Jakarta yang memakan waktu perjalanan darat hampir 6 jam lamanya. Hal ini sengaja dilakukan Alvaro karena ingin berbincang-bincang dengan Aleesya dan ingin lebih tahu lagi dengan wanita ini yang sudah membuat dirinya jatuh cinta dengan pandangan pertama.
Tak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk saling mengenal, bahkan kedua orang tua Alvaro langsung menyayangi Aleesya karena tutur katanya yang sopan dan lemah lembut.
Mereka melangsungkan pernikahan dengan sangat khidmat, kedua orang tua Alvaro sama sekali tidak mempermasalahkan latar belakang Aleesya yang suram itu.
Setelah sekian lama mengenal, keduanya pun melangsungkan pernikahan. Tak lama Alvaro dan Aleesya menikah mereka pun langsung di karunia momongan. Namun naas, pernikahan mereka tidak berumur panjang karena Alvaro meninggal dunia karena kecelakaan mobil saat di perjalanan dari Kantornya menuju Rumah sakit tempat Aleesya akan melahirkan putra pertama mereka saat itu.
Jiwa Aleesya dan kedua mertuanya sangat terguncang hebat, pasalnya mereka bersukacita atas kelahiran Arsenio, namun berdukacita pula atas kematian Alvaro. Bahkan Aleesya sempat mengalami depresi berat sampai tidak mau mengasuh Arsenio saking terpukulnya atas kematian suaminya. Namun dengan tegar dan besar hari kedua mertuanya memberi pengertian dan menghibur hingga Aleesya bangkit dari keterpurukannya atas dukacita itu.
Setelah Alvaro meninggal, Aleesya tinggal bersama kedua mertuanya. Yaitu, Keluarga Grandville. Kedua mertua Aleesya sangat menyayanginya, bahkan sudah di anggap seperti anak sendiri.
Tapi tidak dengan adik iparnya yang bernama Angelica
Angelica tidak begitu akrab dengan Aleesya semenjak pertama bertemu. Selain karena latar belakang Aleesya, kematian kakaknya membuat Angelica semakin tidak menyukai keberadaan Aleesya dirumah itu.