Godaan Sang Mantan Istri

Godaan Sang Mantan Istri

Nurul Jung

5.0
Komentar
1.4K
Penayangan
15
Bab

Altair Nanggala bersama istrinya Zoe Zivana menjalani hidup yang membosankan meskipun mereka nampak serasi dari luar. Altair dulunya menikahi Zoe karena ibunya hanya menginginkan keturunan jadi mereka menikah karena terpaksa khususnya Alta. Dulu Altair punya istri bernama Naura zoffany, Altair sangatlah mencintai Nau tapi karena ia tak kunjung hamil, akhirnya pernikahan mereka kandas dan setelah perceraian tanpa sepengetahuan Alta, Nau ternyata positif hamil 2 Minggu. Ia merahasiakan itu karena ia takut hanya di manfaatkan mertuanya saja, sebagai mesin membuat keturunan. Hadirnya Nau di tengah kehidupan Alta dan Zoe membuat bahtera rumah tangganya sedikit goyah. Jadi bagiamana kisah selanjutnya? akankah Zoe dan altair kembali rujuk atau Zoe dan Altair tetap mempertahankan pernikahan mereka yang rapuh.

Bab 1 Tidak seperti kelihatannya dari luar

---

----

Langit Jakarta malam itu terlihat gelap, seperti halnya hati Zoe Zivana yang tengah termenung di balkon apartemen mewahnya. Si manis tengah memeluk lututnya sendiri, ia mengenakan kaus putih longgar dan celana pendek. Angin malam menyapu rambut hitam panjangnya yang berkilau, membuatnya tampak seperti model dalam iklan di televisi. Namun, Zoe bukan lagi model. Ia kini adalah istri dari seorang pria kaya dan berpengaruh, Altair Nanggala-seorang CEO sukses yang hampir selalu absen dari rumah mereka.

Zoe memandang kosong ke arah lampu-lampu kota yang berkilauan, mencoba mengusir kesepian yang selalu menyelimutinya. Ia mendengar suara langkah kaki yang berat di belakangnya, mengiringi suara pintu balkon yang terbuka.

"Kenapa duduk di sini? Sudah malam," suara dingin Altair memecah keheningan.

Zoe menoleh, tersenyum tipis. "Cuma ingin menghirup udara segar. Kamu baru pulang?"

Altair mengangguk sambil melonggarkan dasinya. Wajah tampannya yang tegas terlihat lelah. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia berjalan masuk ke ruang tamu. Zoe mendesah pelan. Sudah setahun lebih mereka menikah, tapi Altair selalu terasa seperti orang asing.

Zoe mengikuti Altair ke dalam. Ia melihat suaminya menuangkan segelas air dingin lalu setelahnya duduk di sofa.

"Makan malamnya sudah aku siapkan, tapi mungkin sudah dingin," kata si manis dengan suara lembut.

"Aku sudah makan," jawab Altair singkat tanpa menatapnya.

Zoe menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan rasa sakit di hatinya. Hal ini selalu terjadi di setiap hari, pikirnya.

"Mas Al," Zoe akhirnya memecah keheningan.

"Aku tahu kamu sibuk, tapi ... bisa nggak kita luangkan waktu bersama, seperti dulu?"

Altair mendongak, menatap Zoe dengan tatapan datar. "Seperti dulu? Zoe, kita menikah bukan karena cinta. Kamu tahu itu, bukan."

Kata-kata yang terucap dari bibir Alta seperti sebuah pisau yang menghujam hati Zoe, rasanya sungguh menyakitkan. "Aku tahu," jawab si manis pelan, suaranya hampir gemetar.

"Tapi aku hanya ingin mencoba, Mas. Aku ingin mencoba membuat semuanya lebih baik."

Altair menghela napas panjang, meletakkan gelasnya di meja.

"Aku tahu kamu mencoba, Zoe. Tapi aku ... aku nggak tahu bagaimana harus menjalani ini. Aku terlalu lelah."

"Lelah? Dengan aku?" suara Zoe semakin lirih.

Altair mengalihkan pandangannya. "Lelah dengan semuanya. Jangan salah paham."

Zoe terdiam. Ia ingin bertanya lebih jauh, tapi takut mendengar jawaban yang menyakitkan.

----

Di ruangan kerjanya, dalam pikiran yang penuh kekacauan, Altair teringat masa lalunya bersama Naura Zoffany. Wanita itu adalah cinta sejati sekaligus istri pertamanya dulu. Jadi Altair ini dulu pernah menikah dan mereka menikah atas dasar cinta, sesuatu yang kini terasa asing baginya. Naura selalu berhasil membuat hidupnya berwarna, meskipun pernikahan mereka tidak sempurna.

Namun, tekanan dari keluarga membuat segalanya berubah. "Aku ingin punya cucu dari kamu, Altair. Jangan sampai kamu hanya menikah untuk bersenang-senang saja," ucapan ibunya masih terngiang jelas di telinganya.

Altair dan Naura mencoba segalanya, tapi tak kunjung dikaruniai anak. Hal itu membuat hubungan mereka menjadi rapuh, dan akhirnya, perpisahan menjadi jalan yang terpaksa mereka pilih. Altair tidak tahu bahwa perpisahan itu menyisakan luka yang dalam pada Naura, juga sebuah rahasia yang akan menghantuinya di kemudian hari.

---

Zoe menatap Altair yang duduk membelakanginya, tubuhnya terlihat tegang. Dengan hati-hati, ia mendekat dan duduk di samping suaminya.

"Mas Al ... apa aku pernah salah?" tanya Zoe, mencoba memberanikan diri.

Altair mengerutkan kening, lalu menatap Zoe. "Maksudmu?"

"Maksudku ... aku nggak tahu apa yang salah dengan kita. Aku selalu merasa bahwa aku seperti bukan bagian dari hidupmu."

Altair terdiam sejenak, menimbang kata-katanya. "Zoe, kamu nggak salah. Aku yang mungkin nggak pernah benar-benar mencoba."

"Kalau begitu, kenapa kamu nggak mencoba?" Zoe mendesak, matanya mulai berkaca-kaca.

Altair menghela napas panjang, lalu berdiri. "Aku nggak tahu. Mungkin karena aku nggak pernah benar-benar menginginkan pernikahan ini. Aku hanya melakukan apa yang diinginkan keluarga."

Zoe terpaku. Meski ia sudah sering merasakan hal ini, mendengar Altair mengatakannya secara langsung tetap saja masih menyakitkan.

"Jadi aku hanya kewajiban untukmu? Sebuah kompromi?" suaranya nyaris berbisik.

Altair menatap Zoe, matanya menunjukkan rasa bersalah, tapi tidak ada cinta di sana. "Zoe, kamu tahu bagaimana awalnya. Aku menikahimu karena ... ibu menginginkan cucu. Itu saja."

Air mata Zoe akhirnya jatuh. Ia berdiri dan berjalan ke arah kamar mereka tanpa berkata apa-apa lagi. Di belakangnya, Altair hanya bisa menatap dengan perasaan campur aduk.

Di dalam kamar, Zoe duduk di tepi ranjangnya dengan memeluk bantal untuk menahan isakannya. Ia tahu sejak awal menikah, Altair tidak pernah mencintainya, tapi ia berharap waktu bisa mengubah segalanya.

Sebagai seorang mantan model yang biasa hidup dalam sorotan, Zoe selalu terbiasa berpura-pura bahagia di depan orang lain. Tapi sekarang, tidak ada yang bisa ia sembunyikan dari dirinya sendiri.

"Kenapa aku tetap di sini?" tanyanya pada dirinya sendiri. Jawabannya selalu sama yaitu karena ia mencintai Altair, meskipun pria itu tidak pernah mencintainya.

Altair, di sisi lain, merasa dadanya sesak setiap kali melihat Zoe menangis. Bukan karena ia merasa bersalah, melainkan karena ia tahu ia tidak pernah memberikan Zoe apa yang pantas ia dapatkan.

Ia membenarkan kacamatanya lalu membuka laci, dan mengambil sebuah foto lama. Foto itu adalah satu-satunya kenangan yang masih ia simpan dari Naura. Dalam foto itu, Naura tersenyum hangat, dengan mata yang berbinar penuh cinta.

"Apa yang sedang kamu lakukan sekarang, Nau?" bisiknya pelan.

Altair tahu bahwa pernikahannya dengan Zoe tidak akan pernah seperti pernikahannya dengan Naura. Ia tidak pernah bisa melupakan wanita itu.

Malam semakin larut, dan kedua penghuni apartemen itu terjebak dalam kesunyian masing-masing. Zoe akhirnya tertidur dengan mata bengkak, sementara Altair tetap terjaga, memandangi foto Naura dalam diam.

Kehidupan mereka terlihat sempurna dari luar, tapi hanya mereka yang tahu betapa kosongnya hati masing-masing.

Altair dan Zoe tidak tahu bahwa takdir sedang merancang pertemuan yang akan mengubah segalanya. Kehadiran seseorang dari masa lalu akan menguji kekuatan pernikahan mereka yang rapuh dan menghadirkan pertanyaan besar. Aapakah cinta sejati akan selalu menang, ataukah kewajiban dan komitmen akan menjadi pemenangnya?

TBC 🥀🥀---

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nurul Jung

Selebihnya

Buku serupa

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Perhitungan Pahit Seorang Istri

Gavin
5.0

Suamiku, Banyu, dan aku adalah pasangan emas Jakarta. Tapi pernikahan sempurna kami adalah kebohongan, tanpa anak karena kondisi genetik langka yang katanya akan membunuh wanita mana pun yang mengandung bayinya. Ketika ayahnya yang sekarat menuntut seorang ahli waris, Banyu mengusulkan sebuah solusi: seorang ibu pengganti. Wanita yang dipilihnya, Arini, adalah versi diriku yang lebih muda dan lebih bersemangat. Tiba-tiba, Banyu selalu sibuk, menemaninya melalui "siklus bayi tabung yang sulit." Dia melewatkan hari ulang tahunku. Dia melupakan hari jadi pernikahan kami. Aku mencoba memercayainya, sampai aku mendengarnya di sebuah pesta. Dia mengaku kepada teman-temannya bahwa cintanya padaku adalah "koneksi yang dalam," tetapi dengan Arini, itu adalah "gairah" dan "bara api." Dia merencanakan pernikahan rahasia dengannya di Labuan Bajo, di vila yang sama yang dia janjikan padaku untuk hari jadi kami. Dia memberinya pernikahan, keluarga, kehidupan—semua hal yang tidak dia berikan padaku, menggunakan kebohongan tentang kondisi genetik yang mematikan sebagai alasannya. Pengkhianatan itu begitu total hingga terasa seperti sengatan fisik. Ketika dia pulang malam itu, berbohong tentang perjalanan bisnis, aku tersenyum dan memainkan peran sebagai istri yang penuh kasih. Dia tidak tahu aku telah mendengar semuanya. Dia tidak tahu bahwa saat dia merencanakan kehidupan barunya, aku sudah merencanakan pelarianku. Dan dia tentu tidak tahu aku baru saja menelepon sebuah layanan yang berspesialisasi dalam satu hal: membuat orang menghilang.

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku