Aylona adalah wanita yang mengalami keguncangan jiwa pasca kematian sang suami. Dia selalu merasakan suaminya Arsen masih hidup, entah itu arwah Arsen atau hanya ilusi dari Aylona saja yang jelas kematian bukan akhir dari segalanya bukan? Kita harus kuat berdiri kembali dan melanjutkan hidup ini sampai kematian itu menjemput kita. Di tengah mentalnya yang turu kehadiran Elga membuat dirinya sembuh dan bangkit. Lalu mereka pun memutuskan untuk menikah. Pernikahan yang cepat-cepat tentu ada maksud lain, seperti udang di balik batu. Apa motif Elga menikahi Aylona sebenarnya? Yang notabenenya status Aylona ini adalah adik iparnya.
Beberapa menit yang lalu Arsen baru saja melepas kangen dengan istrinya yang paling cantik, manis dan manja yakni bernama Aylona Shanum.
Ya meskipun hanya lewat ponsel tak apalah yang penting sedikit banyak ia berharap rasa rindu itu bisa terobati. Meski dalam kenyataannya rasa rindu itu tidak berkurang namun malah semakin kian bertambah saja.
Sang istri mengaku sangat merindu, ia pun sebenarnya sama. Aylona begitu antusias ketika sang suami memberi kabar bahwa seminggu lagi sang suami akan menemuinya pulang.
Hari ini adalah jadwal keberangkatan Arsen pulang, rasanya ia sudah tak sabar lagi ingin bertemu secepatnya dengan sang istri. Membayangkan bagaimana wajah sang istri nanti ketika bertemu saja sudah membuatnya senyum-senyum sendiri.
Sebelum Arsen benar-benar naik pesawat Aylona mengatakan tentang mimpi serta firasat buruk tentang dirinya.
Pria itu mana peduli, Arsen adalah tipe pria yang tak percaya pada hal-hal demikian apalagi itu sekedar mimpi yang artinya hanya bunga tidur bukan?
Namun saat ia sudah berada di dalam pesawat, kita lihat apa yang terjadi.
Awalnya semua berjalan seperti biasa. Namun beberapa saat kemudian suasana berubah menjadi riuh entah karena hal apa, Arsen tak begitu mempedulikannya.
Sejenak ia melepaskan headset yang terpasang di telinganya, namun tak lama setelah itu ia pakai kembali.
Pria muda yang saat ini tengah berbusana setelan jas berwarna biru tua itu terlalu menikmati alunan musik favorit yang sedang ia dengarkan sehingga menganggap kericuhan tadi bukan suatu hal yang penting.
Namun tiba-tiba saja,
Bom!!
Terdengar suara ledakan yang maha dahsyat sampai membuat telinga Arsen berdenging, matanya pun refleks terpejam karena saking terkejutnya.
Sebelum kegelapan menelan dia secara sempurna, samar-samar ingatan demi ingatan terindah dengan istrinya Aylona berputar acak di otaknya.
Ingin sekali ia meraih ponsel lalu menelpon Aylona sekarang juga tapi apa daya tubuhnya saat ini tak mampu digerakkan lebih tepatnya seperti mati rasa.
Entah di mana ia letakkan benda pipih yang selalu ada di genggamannya itu, suasana yang sebelumnya terdengar riuh oleh jeritan orang-orang mendadak sepi gelap dan tiada cahaya.
****
Hah ... hah ... hah.
Napas seorang pria muda terengah-engah. 'Astaga mimpi apaan aku tadi,' monolognya.
Arsen kembali teringat pada mimpinya tadi, bukannya ia sedang di dalam pesawat lalu pesawat itu kecelakaan dan ia ikut hancur di dalamnya.
'Kupikir aku sudah mat- aish syukurlah hanya mimpi,' monolog Arsen kembali sambil mengusap peluh yang mengucur deras di pelipisnya.
Telapak tangannya masih setia mengusap-usap bagian tubuh lebih tepatnya dada yang masih saja kembang kempis karena mimpi buruknya itu.
Ia jadi teringat dengan istrinya. "Lho kok aku sudah ada di depan rumah ya?"
Mendadak ia menjadi amnesia, ia lupa mendarat pukul berapa, jam tangannya juga sepertinya tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan terus ia ke sini tadi naik apa?
"Ah aku tak peduli lagi, yang terpenting aku harus masuk rumah dulu, istriku pasti khawatir karena aku sudah telat berapa jam saja ini," ucapnya pada diri sendiri.
"Kok aneh sih, jamku apa baterainya habis apa rusak ya ini?"
Lagi-lagi Arsen bingung, ia jadi orang yang linglung.
"Oh astaga apa yang sudah terjadi padaku?" batinnya frustrasi.
Dari pada semakin bingung Arsen memutuskan untuk memencet dengan cepat bel rumahnya, tak lama pintu kokoh itu terbuka menampilkan Aylona dengan wajah kaget seperti melihat hantu saja.
"Arsen?" Suaranya nyaris seperti berbisik.
Terimakasih sudah mampir baca, koment dan likeny please 🤧🙏🙏😊
Buku lain oleh Rose White
Selebihnya