Godaan Sang Mantan Istri
ir. Lipstiknya merah sempurna, rambutnya disanggul rapi, dan senyumnya dipaksakan untuk terlihat bahagia. Sudah hampir tiga
dengan nada lembut sambil melong
riksa laporan di laptopnya, ha
an. Aku menyusul. Masih ada
emperlihatkannya. Ia tahu kalimat itu sama seperti
khusus, ia menunggu sambil memesan segelas air mineral. Restoran mulai ramai, satu per satu pasangan memenuhi ruangan, tapi Al
rja dengan laptop menyala di sebelahnya. Zoe memperhatikan wajah pria itu. Wajah yang dulu me
-
meja makan-makanan favorit Altair yang ia pelajari dengan susah payah. Nasi goreng telur set
, mengenakan setelan kerja, Z
sarapan. Semo
ik meja makan deng
harus buru-buru. Aku a
erusaha tidak menunj
lau begitu, hati
ja, meninggalkan Zoe sendirian di dap
-
a Altair mau berbicara-meskipun itu jarang terjadi. Ia memastikan rumah selalu rapi, memastikan Altair t
ltair tidak pernah marah atau memperlakukannya dengan k
-langit kamar sambil bertanya pada dirinya sendiri: Apakah
. Ia meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanyalah ujian
Altair. Baginya, pernikahan adalah tentang pengorbanan, dan ia siap member
-
ng kamarnya. Ia bangkit perlahan, melewati Altair yang masih terlelap di ranjang. Meski ia tahu
ri di dalam boksnya dengan mata basah dan pipi kemerahan. Z
cium kepala Evan. Namun, saat pengasuh masu
akan menyiapkan sarapannya,"
ya terasa kosong. Ia tahu bahwa Altair lebih ser
embari menyeruput kopi hitamnya. Evan digendong pengasuh dan dibawa menghampirinya. Begitu meliha
gangkat anaknya dengan mudah dan mencium pipinya. Evan t
ang ibu, ia senang melihat Altair menunjukkan kasih sayang kepada Evan, tapi di sisi lain, ia
-
ntuk memberinya waktu sendiri dengan anaknya. Namun, setelah beberapa jam bermain dan m
pengasuh, pikir Zoe. Sebagai ibu, ia seharusnya lebih sering hadir untuk anaknya, tapi kenyataan hid
han terbaik dan bahkan meminta koki pribadi mereka untuk membuat hidangan favorit Altai
etika Altair mengirim pesa
apat mendadak. M
uk menahan kecewa. Evan duduk di kursi tingginya di meja
-
lang larut dengan wajah lelah. Ia menc
makan?" tany
Altair singkat sambil mele
kan hatinya. Ia berjalan ke ruang kerja, membawa se
ilnya dengan
ngalihkan pandanganny
Maksudku, apakah ada sesuatu yang salah dari
mpak bingung. "Kenapa tiba-tiba be
a penghiburan yang Zoe harapkan. Altair kembali sibuk dengan pek
rnya. Air mata mengalir tanpa ia sadari. Meski memiliki suami yang s
," bisiknya pelan, lebih
, untuk kel
oe mulai meragukan apakah sem
☘️