Godaan Sang Mantan Istri
m di tangannya sudah hampir dingin, tapi pikirannya terus melayang pada mimpi buruk yang mengganggunya semalam. Di dalam mimpi itu, Naura tersen
ing. Perusahaan akan menyambut beberapa karyawan baru, salah satunya adalah kandidat ter
a. Anda ingin bertemu sekarang?" sua
ja. "Bawa mereka ke ruang rapat
-
rdebar-debar, bukan hanya karena ini hari pertamanya bekerja, tapi karena perus
a sudah membangun kehidupan baru bersama anaknya, Aruna. Namun, ketika tawaran pekerjaan ini datang, ia tidak bisa menol
lu," gumamnya dalam hati, menc
terbuka dan Altair melangkah mas
-
ertuju pada wanita yang duduk di tengah ruangan. Un
dengar seperti bisika
n mereka bertemu. Ada banyak hal yang ingin Naura katakan, tapi ia
tanya terus mencuri pandang ke arah Naura. Wanita itu masih sama seperti yang ia ingat, han
n langkah cepat. Jantungnya berdegup kencang, dan pikirannya dipenuhi per
-
iapa yang mengurus perekrutan untuk posisi ma
HRD, Pak. Kandidat itu memang memiliki ku
, tidak ada yang salah. Tapi, pastikan aku mendapat
menggosok pelipisnya. Ia tahu ia harus berbicara de
-
n dirinya. Ia tahu bahwa pertemuan dengan Altair tidak bisa dihi
baik saja?" tanya sal
, saya baik-baik saja. Han
ya. Bertemu Altair lagi membuat kenangan lama
memanggil Naura ke ruangannya. Ketika Naura masu
erjaan di sini?" tanyanya tan
tidak tahu ini perusahaanmu samp
nya tajam. "Kenapa kamu
at kuat. "Karena aku butuh pekerjaan ini
uatu dalam nada suara Naura yang membuatnya m
nya, mencoba te
"Ya, anakku. Aku p
diri. "Baiklah. Aku tidak akan mempersulit mu. Tap
yang penuh emosi, tapi ia hanya b
-
ia tidak bisa berkonsentrasi. Kata-kata Naura terus terngi
ada sesuatu yang membuatnya m
idak, itu tidak mungkin. Jika anak itu memang an
bibirnya. Hatinya terasa berat setelah pertemuannya dengan Altai
r dan keluarganya memandang pernikahan mereka sebagai cara untuk menghasilkan keturunan. Ketika ia akhirnya hamil dua minggu sete
semuanya terasa
ng luar biasa. Ketika ia pulang ke rumah, ia langsung disa
ah hari ini!" Aruna menunjukkan
anaknya. "Bagus sekali, sayang.
tir. Kehadiran Altair dalam hidup mereka lagi bisa menjadi anc
arah foto pernikahannya dengan Zoe yang terpajang di mej
mulai menggerakkan roda-roda yang akan membawa me
-
ang kemarin ia siapkan tapi diabaikan. Ia berpikir mungkin Altair akan menghargainya jika ia langsung
p. Ia menyapa resepsionis yang sudah mengenalnya dan naik ke lantai atas menggunaka
depan pintu ketika ia mendengar
karyawan lain yang tahu soal masa l
tikan itu," balas suara sekr
di membuat rasa penasarannya tumbuh. Masa laluku? Apa maksudnya? pikir Zoe
anya di perusahaan itu tidak terasa lebih mudah daripada hari pertama. Ia masih beru
rbicara dengan beberapa direktur lain. Altair terlihat begitu tenang dan prof
ya," sapa Naura, beru
men di tangannya. Ia terlihat seperti pria yang benar-benar fokus pada pekerjaannya, tapi Naura ta
ng masuk akal untuk proyek baru mereka. Para direktur lain tampak terkesan,
mbuatnya sedikit gugup. Apakah pria itu benar-benar t
-
ir selesai dengan urusannya. Ia merasa tidak enak mengganggu, tapi ia ben
keluar dari lift, Zoe langsung be
u?" Livia tersenyum sopan, meskipun
hulu. "Kamu pasti sibuk sekali ya kerja sama
okus pada pekerjaannya, Bu. Tapi beliau juga adi
aku dengar tadi Altair bilang soal masa l
menyinggung hal yang terlalu pribadi. "Saya rasa itu hanya hal biasa, Bu.
sa mendapatkan petunjuk lebih banyak. "Baiklah. K
-
bersama beberapa kolega baru. Ia bernapas lega, merasa sedikit
a ia melihat sosok yang tidak as
eorang. Ketika mata mereka bertemu, Zoe langsung menyadari bahwa wanita itu
dirinya lebih cepat. Ia mengangguk sopan dan melanjut
egitu saja. Ia memanggil Naura dengan
senyum tipis. "Iya, benar. Ma
terlihat ramah meskipun hatinya
☘️☘️