Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Cinta yang Tersulut Kembali
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Sang Pemuas
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalinya Marsha yang Tercinta
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Awan hitam mulai mengumpul. Tetes demi tetes air mulai berjatuhan dari langit. Seolah langit ingin menumpahkan segala kesedihannya kepada bumi. Jalanan yang tadinya kering, sekarang menjadi basah karena air yang terjatuh.
Hujan yang awalnya rintik kini menjadi deras. Membuat para pejalan kaki maupun pengendara memilih untuk berteduh, menunggu sang hujan berhenti. Namun masih ada satu pemuda yang kini malah terdiam, dirinya tidak ingin beranjak pergi mencari tempat untuk berteduh. Wajahnya yang pucat, gerakan kakinya tanpa arah tujuan, bahkan pandangannya yang juga terlihat kosong. Ia berjalan tanpa arah membiarkan dirinya basah terkena air hujan.
Seta. Itu adalah namanya. Pernahkah kalian merasa dikhianati? Menunggu seseorang dan berakhir kekecewaan. Ya, itulah yang kini sedang Seta rasakan. Orang yang dia percaya, ternyata mengkhianatinya. Orang yang dia cintai pergi meninggalkannya. Setelah sang kekasih mengatakan 'putus', maka berakhirlah sebuah hubungan yang dijalani. Semua penantian yang berujung sia-sia. Hari yang dikira spesial, ternyata hanya hayalan semata.
Kini hujan datang seolah ikut merasakan apa yang Seta rasakan. Sedih dan kecewa bercampur jadi satu. Seta tidak mempersalahkan bajunya yang basah atau dirinya yang mungkin akan sakit jika hujan-hujanan, yang ia inginkan saat ini adalah melupakan semua yang memang seharusnya terlupakan.
"Awas!"
Sebuah mobil yang lewat begitu saja di depannya membuat Seta tersadar dari lamunannya. Hampir saja mobil tersebut menyerempetnya, beruntungnya ada seseorang yang sigap menariknya ke tepi jalan.
Mereka berdua terjatuh, bersama dengan genangan lumpur di jalan. Seta mengusap wajahnya, melihat dengan jelas, siapa gadis yang baru saja menolongnya. Kini baju yang mereka kenakan sudah benar-benar kotor dan basah kuyup.