Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dark in Antares City

Dark in Antares City

hamfthr

5.0
Komentar
38
Penayangan
32
Bab

"Eaters" begitulah orang-orang menyebutnya. Tidak ada yang tahu pasti, mengapa makhluk mengerikan seperti mereka diciptakan. Mereka memiliki ciri fisik sama persis seperti manusia biasa, namun ketika hari mulai menjelang gelap mereka menunjukkan wujud aslinya, mata merah menyala degan taring yang hampir mengenai dagu serta dengan cakar kuat dan tajam dapat dengan mudahnya mengoyak-ngoyak tubuh manusia. Para ilmuan mengatakan mereka mengonsumsi daging serta darah manusia sebagai minumannya, sehingga terpaksa membuat umat manusia bersembunyi ketika gelap mulai datang. Suatu malam di rumah kecil seorang pria kecil bernama Rio Rosswel yang sedang tersembunyi di dalam lemari melihat badan ibunya tengah tercabik-cabik oleh para Eaters, Rio menahan gemetar tubuh dan deras air mata yang tak kunjung berhenti menetes. Namun di tengah-tengah kesedihannya Rio perlahan mengusap air matanya lalu mengerutkan dahi, dan mengatakan sesuatu di dalam hatinya, "AKU BERSUMPAH AKAN MEMBASMI PARA EATERS."

Bab 1 Rio Rosswell

Kota Antares merupakan sebuah kota metropolitan yang megah dan padat, banyak sekali bangunan-bangunan pencakar langit di sepanjang jalanan kota itu, ditambah beberapa bulan terakhir banyak sekali penduduk dari luar kota berbondong-bondong datang ke kota ini hanya untuk bisa lepas dari terror mahkluk mengerikan yang bernama Eaters.

Eaters merupakan mahkluk selain manusia yang bisa berpikir layaknya manusia, kasus pertama mereka muncul tahun lalu, ketika seorang pria terkaya di kota Antares bernama Daniel Jan, terbunuh mengenaskan dengan menyisakan tulang belulangnya saja. Namun yang menjadi sorotan bukan hanya itu, beredar sebuah video di internet menampilkan 3 orang pria tengah memakan hidup-hidup pria kaya yang malang itu, hingga sampai menyisakan tulangnya belulangnya saja, masing-masing wajah ketiga orang keji itu di sensor , sehingga tidak bisa terlihat pasti wajah dari ketiga pria itu. Dan di akhir video tiba-tiba saja menunjukan seorang pria lain perlahan datang menghampiri kamera lalu berkata,

"TEPAT HARI INI KAMI BANGKIT, SUDAH LAMA SEKALI KALIAN PARA MAHKLUK MENYEDIHKAN MENGUASAI DUNIA INI, SEKARANG KAMI AKAN MENGAMBIL ALIH DUNIA INI, NAMUN KAMI TIDAK AKAN MEMUSNAHKAN KALIAN, KAMI HANYA AKAN MELAKUKAN HAL SAMA DENGAN APA YANG KALIAN LAKUKAN KEPADA HEWAN TERNAK KALIAN!"

Sudah satu tahun berlalu setelah video itu beredar, tercatat sudah ribuan kasus di duga telah di bunuh oleh mahkluk mengerikan seperti mereka, serta banyak orang juga yang bersaksi melihat langsung mereka memakan tubuh manusia. Oleh karena itu mahkluk itu di namakan "EATERS" yang diambil dari bahasa inggris yang artinya pemakan.

Para ilmuan dan peneliti khusus Eaters mengatakan, mereka ketika pada saat di siang hari memiliki sikap dan wujud layaknya manusia biasa, namun ketika hari mulai gelap mereka memiliki sedikit perubahan, memiliki mata merah menyala dan dengan gigi bagian taring yang panjangnya hampir mengenai dagu.

Entah mengapa mereka memakan daging manusia dan darah sebagai minumannya? pertanyaan itu sampai saat ini masih menjadi misteri bagi semua orang. Di duga mereka memiliki kekuatan fisik dan berlari 10 kali lipat dari manusia biasa.

Para pemerintah di dunia saat ini masih meng upayakan bagaimana mengatasi teror para Eaters ini, di karena kan mereka sulit untuk dibedakan dengan manusia biasa.

...****************...

Disiang hari yang cerah di kota Antares terlihat seorang wanita berumur 30 tahunan sedang berjalan bersama anak lelakinya,

"Hari ini ulang tahunmu, Ayo beli mainan yang kamu inginkan kemarin." ucap wanita itu dengan sedikit senyuman sembari berjalan menuju toko mainan.

Namun sesaatnya di depan toko mainan itu, wanita itu seketika membungkuk meluruskan wajahnya dengan anaknya,

"Ingat ya Rio, hanya beli satu mainan ga lebih! " tegas wanita itu

"iya bu."

Mereka pun masuk kedalam toko itu,

"Ayo nak cepet ambil mainannya." tegas wanita itu

Rio pun berlari menuju rak mainan yang berada di ujung toko itu, dan memilih-milih mainannya, Ibunya pun menunggu di kasir,

"Pak itu berapaan mainan yang di pegang anakku?"

"100 ribu, bu" jawab pria yang berada di kasir

"Ga bisa kurang Pak?

"Mentoknya 85 bu"

Ibunya mengambil uang recehan yang berada di dalam tas lalu menghitungnya, setelah beberapa saat setelah menghitungnya ternyata uang yang di pegannya tidak cukup untuk membeli mainan tersebut,

"Pak saya cuma 50 Ribu apakah bisa?"

"Maaf bu, tidak."

"Tolong Pak, ini hari ulang tahun anak, anak saya dari kemarin menginginkan mainan itu."

"Maaf bu, tidak bisa soalnya nanti ada pemeriksaan dari bos saya, kalo uang di kasir kurang nanti saya kena marah."

"Ya sudah gini aja, saya ada telur sama beras ini ambil, ini sebanding kok 35 ribu." Wanita itu menyodorkan tas yang sedang di pegangnya. Karena merasa simpati apa yang dilakukan sang ibu itu, pria kasir itu pada akhirnya pun meng iyakan apa yang di tawarkan sang ibu.

"Rio cepet, ambil mainannya."

"Iya bu." sahut Rio sambil berlari menuju Ibunya.

Singkat cerita, pada malam hari mereka sampai dirumahnya, rumah itu berlokasi di pinggiran kota Antares, walaupan lingkungannya agak sedikit sepi namun harga yang ditawarkannya sangat murah sehingga membuat sang ibu memutuskan untuk menyewanya, rumah itu hanya memiliki satu kamar tidur, satu kamar mandi dan ruang tamu kecil. walaupun ruangannya kecil dan hanya tinggal berduaan saja, suasana di rumah itu tidak pernah sepi, suasana gembira selalu terasa pekat layaknya hubungan seorang anak dan ibu.

"Cepat mandi, udah itu makan." suruh ibu Rio

"iya bu."

Rio pun bergegas mandi, sementara ibunya menyiapkan makanan untuk anaknya, ia membuka penanak nasi dan terlihat, sedikit sekali nasi yang tersisa, ia pun tanpa pikir panjang menyajikannya di atas piring. Lalu memasak sebutir telur yang ia sembunyikan tadi, sebelum menyerahkan semuanya kepada pemilik toko mainan tadi.

Singkat cerita mereka berdua pun duduk di ruang tamu yang kecil itu dan ibunya menyajikan satu piring yang disiapkan hanya untuk Rio.

"Cepet makanlah nak." suruh ibu

"iya bu," Rio pun memakannya sedikit demi sedikit.

"kenapa ibu gak makan?"

"Ibu ga laper, kamu aja cepet habisin, biar nanti udah gede badan kamu kuat."

Saat itulah terdengar suara dari perut ibunya, yang menandakan bahwa ibunya juga lapar,

"Ibu lapar kan, ayo makan berdua," Rio menyodorkan sendok nya.

"Ngga kok, ibu gak lapar."

"Pokoknya kalo ibu gak makan aku juga gak makan!" tegas Rio dengan kedua tangan yang disilang kan di dadanya.

Ibunya pun menatap wajah anaknya, dan seketika itu juga anaknya memalingkan pandangannya.

"Ya sudah, ibu juga akan makan." jawab ibunya sembari meraih sendok.

Mendengar itu pun, yang awalnya menampakan ekspresi cemberut tiba-tiba sang anak tersenyum.

Namun tepat pada saat ibunya melakukan suapan, tiba-tiba terdengar dering telepon yang berasal dari kantong celana ibunya.

Ibunya pun meraih telepon genggam miliknya namun seketika terkejut dengan nama penelepon yang tertera, penelepon itu tak lain adalah penyewa rumah, lantas seketika sang ibu menolak panggilan tersebut, karena ia tahu pasti, penelepon itu pasti ingin menagih uang bulanan rumahnya, yang mana pada saat ini sudah beberapa bulan sang ibu belum membayarnya.

Karena melihat ibunya bengong, sang anak pun bertanya,

"Bu siapa tadi siapa yang menelepom?"

"Bukan siapa-siapa kok."

Setelah menjawab sang anak, seketika wanita itu menempelkan kedua telapak tangannya tepat berada di wajahnya dibarengi dengan suara tangis,

"Rio maaf in Ibu, ibu gabisa beliin kue ulang tahun, ibu ga bisa beliin makanan yang kamu mau,"

Mendengar itu lantas membuat Rio beranjak dari tempat duduknya dan seketika memeluk ibunya,

"Ga papa bu, aku sudah bahagia kok, asal ada ibu disampingku terus, aku pasti bahagia,"

"Pokoknya bu, kalo aku sudah besar nanti, aku akan beliin semua yang ibu mau, sama rumah yang gede juga, aku janji, bu."

"Kamu anak yang baik Rio, Ibu doa in kamu bahagia nanti kalau udah gede, kamu pantas mendapatkannya." ucap Ibunya dengan senyuman namun tidak bisa menahan air mata yang terus mengalir.

"kringg, kring,"

seketika terdengar suara telepon genggam ibunya lagi, yang membuat Rio menoleh ke arah telepon genggam itu,

"Ibu ada telepon lagi."

"Udah biarin aja itu bukan siap- siapa kok." karena berpikir, pasti penyewa rumah yang menelepon.

"Tapi bu, ini tertulis Bos"

Mendengar itu seketika sang ibu beranjak dari kursi, lalu mengangkat telepon itu. Rio terheran kenapa Ibunya itu tersenyum saat menerima panggilan itu dan menampakkan ekspresi senang,

"Rio!"

"Siapa Bu, yang menelepon?"

"Bos!"

"Bos?"

"Iya, Bos ibu waktu dulu bekerja, tahu tidak tadi dia menelepon untuk apa?"

"Engga tau."

"Ibu besok dapet kerjaan lagi!" ucap sang ibu dengan nada yang meninggi,

"Besok dia ngasih uang, buat kontrak awal, dan lumyan gede loh, jadi mulai besok kamu boleh beli apa aja yang kamu mau." ucap sang ibu dengan ekspresi gembiranya

Mendengar itu pun Rio berlarian kesana kemari di dalam rumah karena saking bahagianya mendengar itu dengan di barengi tawa sang ibu.

Namun di tengah-tengah kegembiraan mereka, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu yang lantas membuat mereka seketika terdiam, sang ibu pun berjalan menghampiri pintu, karena penasaran siapa yang bertamu malam hari begini, ia pun memutuskan untuk mengintip terlebih dahulu dari balik jendela.

Namun alangkah terkejutnya sang ibu dengan apa yang dilihatnya, di depan pintunya terlihat ada dua orang yang sedang berdiri dengan kedua matanya merah menyala.

Melihat itu lantas membuat sang Ibu membalikan badan, lalu menatap Rio dengan ekspresi terkejut dibarengi salah satu tangannya menunjuk-nunjuk lemari, sebagai isyarat agar cepat Rio bersembunyi di dalam lemari yang di tunjuknya itu.

Rio pun mengerti apa yang di maksud Ibunya dan seketika masuk ke dalam lemari, namun sesaat Rio masuk ke dalam lemari, tiba-tiba pintu terdobrak sangat kencang sehingga membuat sang ibu terhentak kencang yang membuat kepala bagian depannya terbentur sangat keras ke lantai.

Dari cela-cela pintu lemari,Rio melihat kedua orang memiliki mata yang merah menyala, perlahan menghampiri ibunya yang sedang terbaring.

Menyaksikan itu, Rio sangat teramat ketakutan, karena apa yang di ceritakan temannya benar, bahwa Eaters itu nyata, ia sekuat tenaga menahan gemetar tubuhnya.

"Kenapa lama sekali membuka pintunya, hah?" ucap salah satu Eaters dengan posisi menjongkok sembari menjambak rambut wanita malang itu dari belakang, yang di lanjutkannya membenturkan kepala sang ibu sangat keras berulang kali.

Sang ibu menjerit karena merasakan teramat sakit, yang lantas membuat Eaters yang melakukan hal keji kepadanya melayangkan kepalan tangannya menuju mulut wanita malang itu, dengan paksa, berkali-kali mahkluk itu terus memasukan kepalan tangannya yang akhirnya pun membuat mulut sang Ibu robek.

Setelah melakukan aksinya itu, kedua Eaters itu seketika mengoyak daging yang tepat berada di leher Ibunya Rio, layaknya binatang buas yang belum makan apa pun selama beberapa hari.

Yang seketika membuat mata sang ibu terbelalak karena sakit yang di rasa, dengan deras air mata ia terus menatap lemari, yang mana di dalamnya terdapat seoang anak lelaki kesayangannya yang sedang bersembunyi.

Melihat itu, lantas membuat Rio depresi dengan kedua telapak tangannya yang di usap berulang kali di depan wajahnya, di dalam hatinya ia sangat ingin membantu Ibunya itu, namun ia tidak bisa mengalahkan rasa takutnya yang terus menghantui perasaannya dan ia tahu betul dengan tubuh kecilnya tidak akan bisa melakukan apapun.

Rio menutup rapat-rapat kedua matanya sembari kedua telapak tangannya menutup telinga, karena merasa sangat sedih mendengar suara kunyahan terus menerus.

Menit demi menit telah berlalu, Seketika kedua Eaters itu berdiri dan berjalan menjauhi jasad ibunya, yang diiringi dengan tawa dan di lanjutkan meninggalkan rumah itu.

Setelah kedua Eaters itu cukup menjauh dari rumahnya, Rio pun membuka pintu lemari nya dan perlahan berjalan menghampiri jasad ibunya dengan tekspresi sedih yang di tampak kan.

Ia bersujud tempat disamping jasad ibunya yang hanya menyisakan tulang-belulangnya saja.

Dengan kedua kepalan tangan berulang kali dibenturkannya ke lantai,

"Maaf kan aku Ibu, seandainya aku lebih berani mungkin aku bisa menyelamatkanmu."

Rio terus mengatakan hal itu berulang kali dengan deras air mata yang terus keluar.

Namun selang beberapa saat, yang awalnya Rio menampakan ekspresi sedih seketika ia mengerutkan kedua alisnya, dengan ekspresi penuh amarah ia mengatakan,

"Tidak ada yang lebih menjijikan selain para Eaters, aku bersumpah atas hidupku,"

"AKU AKAN MEMBASMI PARA EATERS."

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh hamfthr

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku