Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
"Jilly! Kamu!"
Sungguh nanar Joe mendapatkan istrinya lagi bermesraan dengan pria lain di kamar pribadi. Tentu saja Joe kenal siapa laki laki itu. Dia Vino, pecundang busuk yang sudah dari dulu mengincar Jilly.
Gegas saja Jilly mengenakan pakaiannya kembali yang sebelumnya terlucuti dari tubuhnya.
"Joe! Ka-kamu ... kamu sudah kembali?" Jilly kaget sejadi jadinya. Tidak mengira Joe akan bebas secepat ini.
"Jadi ini perbuatanmu selama aku di penjara, hah! Pantas saja kamu tidak pernah menjengukku!"
"Joe. Ak- aku ... aku minta maaf."
"Maaf? Enak betul jadi kamu! Udah ketahuan selingkuh sama laki laki busuk ini lalu minta maaf!"
Mendengar dirinya dianggap sampah, Vino tidak terima. Dia yang merasa lebih hebat karena jabatannya sebagai General Manager di perusahaan Jilly bekerja, merasa lebih pantas untuk memiliki wanita berwajah berbie bak model dari Italy ini dibanding Joe yang hanya bekerja sebagai sekurity dan mantan napi.
"Hei! Kau yang busuk! Kau pikir kau siapa berani mengatakanku seperti itu, hah!" Balas Vino sambil mendorong tubuh Joe. Spontan Joe mengepalkan tanganya. Emosi Joe sudah meletup letup. Hanya saja dia masih berusaha sabar menahan.
"Joe! Jaga bicaramu!" Seru Jilly lantang sambil menghunuskan jari telunjuk membelah wajah Joe.
Sungguh, tidak habis pikir bagaimana bisa Jilly ikut ikutan memarahinya.
Beat!
"Selama kamu dipenjara, aku kesepian. Kiara juga butuh sosok ayah untuk bersamanya. Selama ini Vino yang membantuku dan Kiara. Kamu divonis penjara sepuluh tahun. Aku tidak sanggup Joe." Pada saat mengatakan ini, bola mata Jilly berkaca kaca. Entah pura pura atau dia sedang berakting, tetap saja alasan dia selingkuh tidak dibenarkan.
Akan tetapi disaat yang sama Jilly pun heran. Kenapa baru satu tahun tapi Joe sudah bebas? Sebanyak itukah remisi yang diberikan padanya?
"Jadi karena itu kamu menjual tubuhmu pada laki laki busuk ini!" Sahut Joe tajam. Sungguh, membuat Vino semakin naik pitam.
"Bangsat!"
"Jangan Vino!" Cegah Jilly, menahan tangan Vino yang sudah melayang di udara.
Hampir saja bogem mentah Vino mendarat di wajah Joe. Uniknya, Joe sama sekali tidak bergeming. Bergerak sedikitpun untuk berusaha menghindar, tidak dia lakukan. Seperti dia tidak khawatir wajahnya memar.
"Kenapa kamu tahan aku? Biarkan saja aku kasih pelajaran laki laki sialan ini!"
"Jangan! Kamu nggak perlu mengotori tanganmu untuk laki laki yang sudah kotor ini!" Sinis Jilly.
Joe meremang kedua rahang bersamaan dengan bola matanya yang membulat sempurna, menatap Jilly dengan berapi api. Di titik ini Joe mengerti kalau Jilly sudah tidak lagi berpihak padanya. Apa yang merasuki dia sampai bisa berpaling dariku? Bukankah dulu dia begitu benci dengan laki laki gendut ini?
Apa dia lupa kalau Joe dipenjara karena menyelamatkan ayahnya? Joe terpaksa jadi korban kambing hitam lantaran kasus penggelapan uang yang dilakukan Aland Miller, ayah kandung Jilly.
Saat itu, kondisi Aland sudah sangat terpojokan. Pengacara Aland menyarankan agar mencari seseorang yang bisa menjadi bumper. Kebetulan, Aland tau kalau dia punya mantu yang tidak berguna. Pemuda miskin yang berani menikahi putri semata wayangnya. Dan dia kepikiran untuk memanfaatkan Joe saja.
Aland pun mendesak Jilly untuk berbicara pada Joe soal permintaanya. Dengan imbalan, kalau Joe mau menerima tawarannya, dia akan diterima dengan tangan terbuka di keluarga Miller. Dan Jilly tidak perlu lagi hidup susah dengan tinggal di rumah kontrakan kumuh di luar sana.
"Tapi resikonya besar, pa. Kasihan Joe," kata Jilly.
"Lalu, apa kamu lebih tega melihat papa yang berada di dalam jeruji besi itu?" balas Aland.
Jilly bingung sejadi jadinya. Dua duanya sosok penting dalam hidupnya. Bukan pilihan yang mudah.
"Mama rasa, Joe pasti mau menolong keluarga kita, Jilly. Dia begitu mencintaimu," timpal Rosita Miller. Dia ikut mempengaruhi putrinya.
"Lagipula palingan hanya tujuh sampai delapan tahun dia dipenjara. Nanti papa akan suruh pengacara papa untuk mengejar remisi. Dengan begitu, hukuman Joe bisa terpangkas. Sudahlah, pengacara papa sudah mengatur itu semua," tambah Aland. Seolah olah dia memberikan angin segar kalau Joe tidak akan lama hidup di dalam penjara.
Dilema, tentu saja. Tapi lagi lagi, Jilly juga tidak bisa melihat sang ayah menderita dengan hidup mendekam di dalam penjara.
Buangan napas Jilly begitu berat. Sangat sulit untuk memutuskan. Namun akhirnya, karena desakan yang begitu kuat dari pihak keluarga, dan juga iming iming yang menggiurkan, Jilly pun mengikuti kemauan papa dan mamanya. Dia coba berbicara pada Joe.
"Papa bilang begitu?" Tanya Joe menatap wajah istrinya serius. Joe shock begitu mendengar permintaan Jilly.
Jilly mengangguk singkat tanpa berani menatap langsung wajah suaminya. Sungguh, dia pun berat mengatakan ini pada Joe.
"Resikonya besar, Jilly. Aku bisa dipenjara dalam waktu lama. Itu jumlah yang tidak sedikit." Joe berusaha memberi pengertian pada Jilly.
"Aku mengerti. Tapi pikirkan imbalannya, Joe. Setelah itu papa sama mama akan merestui hubungan kita. Mereka juga berjanji untuk memberikan kita rumah dan mobil. Jadi kita nggak perlu lagi tinggal di kontrakan jelek kayak gini."
"Iya tapi Jil ... " Sampai tidak kuat Joe melanjutkan perkataanya. Dia tidak tega melihat wajah Jilly yang sudah lusuh dan penuh kesedihan.