/0/15746/coverorgin.jpg?v=dd951388bf1506d99ea44810f630efd4&imageMogr2/format/webp)
Brukk! Dia didorong dengan kasar hingga jatuh ke sofa.
"To-tolong, tolong aku, Kak, ... aku mohon tolong aku!" Tubuh gadis itu bergetar hebat.
Keringat dingin mengalir di sekujur tubuhnya.
Dia, kini berada dalam satu ruangan remang dengan suara musik yang cukup keras, hingga membuat telinganya tidak dapat mendengar dengan baik.
Beberapa orang laki-laki memandangi dengan tatapan yang sulit diartikan.
Mereka semua tertawa dan terlihat sangat menantikan sesuatu yang akan membuat mereka senang.
Gadis itu seperti masuk ke dalam sarang serigala kelaparan.
"Adikku sayang tenanglah sedikit. Sebentar lagi kau akan merasakan enak!" ucap gadis berambut keriting dan pirang. Dengan make-up yang terlihat tebal, baju yang dikenakannya terlihat kekurangan bahan.
Dia mencengkram kasar wajah gadis itu yang terlihat ketakutan. Air matanya sudah membasahi pipinya yang chubby.
"Ka-kakak? Kak Shasa ada disini juga, tolong aku kak! Aku tidak mengenal mereka!" pekiknya.
Dia menggenggam erat tangannya penuh harap. Berharap dia mendapatkan pertolongan dari kakaknya.
"Menolongmu, tentu saja aku akan menolongmu. Tapi, sebelum itu kau harus membantu kakakmu ini. Oke?" ucapnya dengan seringai licik yang tak dimengerti oleh gadis itu.
"Membantu apa Kak? Asalkan bisa keluar dari tempat ini, aku akan membantumu!" ucapnya dengan air mata yang masih berlinang.
Segenap harapan yang tersisa. Dia hanya bisa menggantungkan keselamatannya kali ini dengan memohon kepada sang kakak.
"Kau memang gadis yang penurut dan baik hati, Maureen! Kakak tak salah memilihmu!"
Shasa mengusap kepala adiknya dengan sangat lembut. Membantu adiknya tenang dari kondisi yang membuatnya seperti orang gila.
Beberapa saat Shasa tampak menenangkan hati adiknya. Dia memberikan minuman untuk adiknya.
Maureen menolaknya, karena dia tidak tahu minuman apa yang kakaknya berikan.
Namun, ancaman dari kakaknya membuatnya terpaksa meminum.
Kakaknya, mengancam akan menghentikan semua perawatan yang sedang dijalankan oleh ibunya. Mana tega seorang anak membiarkan ibunya tersakiti begitu saja didepan matanya.
"Anak pintar, kau memang anak yang berbakti. Tunggu disini sebentar. Aku keluar mencari camilan!" Seringai licik memberikan kode pada beberapa laki-laki yang sudah tak sabar menunggu dari tadi.
Mereka langsung bersemangat saat mendapatkan kode dari Shasa.
"Aku ikut saja kak. Aku tidak mau ditinggal sendiri. Disini sangat menakutkan!"
Maureen memegangi lengan kakaknya dengan sangat erat. Dia tak ingin melepaskan.
Apalagi dia melihat sorot mata-mata yang seperti akan menelannya hidup-hidup.
"Apa yang harus ditakutkan? Mereka semua teman-teman kakak, Maureen sayang. Tenang saja, mereka pasti akan memperlakukan dirimu dengan sangat baik."
Sasha kembali berkata sesuatu yang tak dimengerti olehnya.
Kenapa kakaknya terus saja ngotot meninggalkan dia bersama laki-laki yang tak dikenalnya.
Dia pun berpikir, pasti ada sesuatu yang tak beres.
"Pokoknya aku ikut Kakak, Aku tidak mau ditinggalkan sendiri disini!" cetusnya. Tetap menggenggam erat lengan kakaknya.
Sasha sedikit geram, dia merasa adiknya sudah dapat membaca rencananya.
Jadi, dia putuskan, "Kakak, akan berbicara dengan mereka. Kamu tidak usah khawatir. Jika mereka macam-macam denganmu. Mereka semua, kakak sendiri yang akan menghajarnya!" Sasha berkelit, memberikan keyakinan pada Maureen agar dia bisa pergi darinya.
"Be-benar, Kak? Janji, Kakak jangan lama-lama!"
"Uhm!" Sasha tersenyum penuh kemenangan. Perlahan melepaskan pegangan adiknya tadi. Kemudian dia berjalan menghampiri mereka dan berkata,
"Dia masih eksklusif dan tersegel. Aku jamin kalian akan puas malam ini. Transfer sekarang juga!" ucapnya.
Namun, matanya melirik Maureen dengan senyuman yang berbinar yang memperhatikannya dari di sudut sofa.
"Kemana kakak pergi? Kenapa dia lama sekali. Apa yang sebenarnya sedang terjadi kenapa dia meninggalkanku disini?"
Batin Maureen melihat sekitar ruangan yang sudah dipenuhi dengan kepulan asap rokok dan beberapa orang laki-laki yang bahkan Maureen tak mengenalnya.
Maureen mencoba merogoh tas mencari ponsel dan mencoba menghubungi Sasha.
Tapi, meskipun sudah beberapa kali dia coba. Telepon Shasa tidak bisa dihubungi. Nomornya mendadak tidak aktif.
"Maureen?" seorang laki-laki bertubuh gendut dengan kepedean tingkat tinggi menghampiri lalu menyerobot duduk di sebelahnya.
Dia terlihat tak sabaran. Sejak kepergian Sasha dia terus saja mengincarnya. Seperti kucing garong ketemu tulang ikan. Siap menerkamnya kapan saja.
/0/24347/coverorgin.jpg?v=666de77ca3973db3eb04724e57c20e17&imageMogr2/format/webp)
/0/14868/coverorgin.jpg?v=ed691902cab62c9f9016d20bc582a957&imageMogr2/format/webp)
/0/13130/coverorgin.jpg?v=b23b8b5b8c84e223572e09785c9eec53&imageMogr2/format/webp)
/0/3096/coverorgin.jpg?v=4d0ca931f28d578ae8dd5f8984db5f7f&imageMogr2/format/webp)
/0/12753/coverorgin.jpg?v=30f189ccce34b86d3dfb76da73c6e95f&imageMogr2/format/webp)
/0/12634/coverorgin.jpg?v=5cc210e46ea5ee389a0a2e1911a32a2e&imageMogr2/format/webp)
/0/28732/coverorgin.jpg?v=e8a0b4534d7994c926bb454fbf8339ea&imageMogr2/format/webp)
/0/9153/coverorgin.jpg?v=d739cadec9e6d9f609887335587c2f88&imageMogr2/format/webp)
/0/12939/coverorgin.jpg?v=6c174984c8ef1145cdac2fdce22ee108&imageMogr2/format/webp)
/0/3898/coverorgin.jpg?v=e8c73da8248f56bfc2354a940f0bf48f&imageMogr2/format/webp)
/0/20579/coverorgin.jpg?v=2a9ead463aa57c9d48544b5acfa2bce0&imageMogr2/format/webp)
/0/5774/coverorgin.jpg?v=c4321a0e698161da875110311678e3a9&imageMogr2/format/webp)
/0/6658/coverorgin.jpg?v=6ddf3846795b2e35b6aade1bd2089ce0&imageMogr2/format/webp)
/0/14064/coverorgin.jpg?v=47e9031b9221cf7fb44b043b76672b6f&imageMogr2/format/webp)
/0/23589/coverorgin.jpg?v=cf2ead4110fdfe27ce4ed21ab681b63e&imageMogr2/format/webp)
/0/13043/coverorgin.jpg?v=25bacbaed5650a2e06f7fffe595456e2&imageMogr2/format/webp)
/0/8089/coverorgin.jpg?v=1ed0ae668d47ff7759ab081b82c2145d&imageMogr2/format/webp)
/0/4605/coverorgin.jpg?v=dab066a6707c6150a790a9c3ad2c8dbf&imageMogr2/format/webp)
/0/4979/coverorgin.jpg?v=202feb7f1913b98ba89e87e8ab4c66a8&imageMogr2/format/webp)
/0/15065/coverorgin.jpg?v=28936aea89b55535db921173a459096c&imageMogr2/format/webp)