Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Terjebak Cinta Bu Guru

Terjebak Cinta Bu Guru

catatanintrovert

5.0
Komentar
3K
Penayangan
27
Bab

Ryuga Daksa menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil kesucian milik Claudia sehingga selama tiga bulan lamanya Ryuga terus menyesalinya. Padahal Claudia juga menginginkan dirinya. Tapi, Claudia hanya gadis yang Ryuga temui saat di pesta. Ryuga tak bisa mengulik informasi tentang gadis itu sebelum suatu hari Ryuga harus mengantarkan Aruna ke sekolah dan melihat sosok Claudia di sana mengenakan seragam guru. Sial, jadi Ryuga jatuh cinta dengan seorang Guru? Sayangnya tak hanya Ryuga. Namun, murid Claudia yang bernama Dirga Disastra juga jatuh cinta padanya. Siapakah yang akan memenangkan hati Claudia?

Bab 1 Terobos Aja

"Awh!" pekik Claudia kesakitan saat Ryuga di bawah sana berusaha membobol mahkotanya.

Ryuga berusaha masuk lebih dalam lagi. Claudia mencengkram punggung Ryuga kuat-kuat. Laki-laki itu berhenti dari aktivitasnya.

"Kamu masih perawan?"

Sebelumnya Ryuga sama sekali tak memikirkan itu. Claudia menyerahkan tubuhnya dengan mudah. Jadi, Ryuga pikir gadis itu sudah pernah melakukannya.

"Terobos aja, Pak," tukas Claudia cepat.

Satu tangan Claudia merangkul tengkuknya. Cewek itu berusaha mengalihkan perhatian Ryuga dengan bibirnya. Namun, Ryuga menolak.

"Jawab pertanyaan saya," tegasnya.

Ditatap seperti itu, nyali Claudia menciut. Tapi, di bawah sana sudah basah. Melihat Ryuga di atasnya dengan keringat-keringat yang mengkilat di leher dan dahinya membuat Claudia ingin cepat-cepat merasakan Ryuga di dalamnya. Ryuga memantik gairahnya.

Niatnya sudah berantakan. Claudia hanya menginginkan cowok ini dan merasakan kepuasaan yang sebenarnya. Sebelumnya Claudia sudah diberitahu oleh sahabat-sahabatnya bahwa beberapa cowok menolak untuk berhubungan dengan gadis yang masih perawan.

Rasa sakit hati yang bercokol di dadanya teralihkan. Claudia ingin melupakan itu malam ini bersama sosok Ryuga yang tak sengaja bertemu dengannya di sudut ruangan pesta.

"Ya menurut Bapak?!" Claudia menjawab dengan sedikit gugup.

Mata sipit Ryuga terpejam sesaat. Dia mengatur napasnya yang memburu. Perlahan dia mencabut miliknya. Untung saja Ryuga belum menembus surga kenikmatan Claudia.

Ryuga akui dia brengsek. Saat bertukar pandang dengan cewek ini, Ryuga langsung merasa tertarik. Entah siapa dia dan dari perusahaan mana. Cewek itu hanya memperkenalkan diri sebagai Claudia.

Claudia saja. Tanpa embel-embel apa pun.

"Saya pikir kamu udah nggak perawan," ucap Ryuga menyuarakan isi pikirannya.

Mata Claudia terbelalak. Seenak jidat saja cowok berkulit pucat itu bicara.

"Enak aja. Clau masih suci, ya," protes Claudia.

Kepala Ryuga mengangguk. Dia telah salah jika memerawani gadis semacam Claudia. Ryuga tak sejahat itu. Didengarkan secara baik-baik, Claudia bukan cewek sembarangan. Dia bahkan memanggil dirinya sendiri dengan nama.

Entah mengapa hal itu menambah nilai kemanisan dari cewek tersebut. Ryuga sudah bertemu banyak wanita. Model yang seperti Claudia ini jarang-jarang ditemuinya.

"Saya nggak bisa lanjut." Suara Ryuga kembali mengudara di tengah hawa panas yang menyelimuti keduanya.

"Pak, tanggung," rengek Claudia.

Eh, kenapa dia tak jadi marah? Ternyata napsunya lebih besar dari rasa marahnya. Dasar Clau.

"Kita udah mau ke inti tau. Bapak udah bikin Clau on, terus sekarang nggak mau tanggung jawab hanya karena Clau masih perawan?"

Tubuh Claudia sudah dibuat merinding oleh jari, mulut bahkan lidah cowok itu. Dalam sekejap, Claudia bisa berubah menjadi gadis nakal.

Ayolah, selama ini Claudia tak senakal itu apabila berpacaran. Ah, sudah berapa lama, ya, dia tak berpacaran? Claudia terlalu fokus pada satu sosok yang tidak kunjung menjadikannya pacar.

"Kamu harus lakuin itu dengan seseorang yang kamu suka."

Lucu sekali. Seorang Ryuga memberikan nasihat? Oh, Ryuga merasa heran dengan dirinya sendiri? Untuk apa dia peduli?

"Nggak ada orang yang Clau suka," jawab Claudia sedikit curhat.

Padahal ada. Rasa itu sudah menetap lama. Sial. Rasanya Claudia ingin menangis. "Clau nggak keberatan kalau orangnya Pak Ryuga. Lagian Clau 'kan yang ngajak check in? Clau yang mau," ucap Claudia sambil mengecup pipi kiri Ryuga.

Demi apa pun, Ryuga berusaha mengendalikan dirinya yang dipenuhi napsu. Yang dikatakan Claudia benar, ini tanggung sekali.

"Pak, udah keras banget yang di bawah," beritahu Claudia soal milik Ryuga yang berada di himpitan tengah pahanya.

"Kita 'kan ngelakuin ini mau sama mau, suka sama suka--

"Siapa yang bilang saya suka kamu?" potong Ryuga.

Claudia terdiam sejenak. Benar juga. Atau ini hanya keinginan Claudia saja?

"Emang nggak, ya? Tadi pas Bapak nyentuh-nyentuh Clau, Clau ngerasanya Bapak kayak tergila-gila gitu lho. Apalagi di sini, Bapak betah banget. Suka 'kan?"

Claudia menunjuk dadanya yang tertutupi selimut putih hotel. Kepala Ryuga pening. Benda yang ditunjuk Claudia pas di tangan besarnya. Ryuga suka. Cewek ini malah semakin membuat birahinya naik. Ryuga harus ke kamar mandi dan berendam di air dingin. Claudia benar-benar gadis gila.

Ketika dirinya hendak beranjak dari tempat tidur, Claudia menarik tangannya. Sumpah, Ryuga tak boleh dilewatkan.

"Pak Ryuga," panggilnya pelan. "Jahat banget tau nggak!?"

Saat Ryuga menoleh, gadis itu sudah menutupi seluruh badannya menggunakan selimut. Suara isakan mulai terdengar dibalik sana.

Masa bodoh. Tapi, baru saja Ryuga akan turun, tangis Claudia malah semakin kencang. Terpaksa Ryuga naik ke atas ranjang dan mendekati gadis itu.

"Buka selimutnya, Claudia," pintanya dengan suara yang serak.

Claudia pura-pura tak mendengar. Tangisnya kian menjadi. Dia malu. Sumpah. Masa setelah pemanasan tak dilanjutkan ke inti?

Apa yang harus Ryuga lakukan? Suara tangis Claudia menganggu telinganya. Dia biasa menghadapi satu bocah dalam hidupnya. Namun, bocah itu tak menangis seperti Claudia.

"Terserah. Saya nggak peduli kalaupun kamu mati karena kehabisan napas," ujarnya penuh ancaman.

"Pak, jahat banget, sih, mulutnya!" protes Claudia yang sudah membuka selimut tersebut dari wajahnya.

Matanya yang basah membuat bulu mata Claudia kian lentik, hidungnya sedikit memerah dengan anak rambut yang nakal menempel di wajahnya. Claudia cantik, pandangan Ryuga tertuju pada bibir gadis itu yang memerah, seakan meminta Ryuga untuk kembali melumatnya.

"Saya minta maaf. Saya bener-bener nggak bisa," ucap Ryuga dengan tulus.

"Tapi, kenapa? Pak Ryuga takut Clau hamil? Bapak 'kan pake pelapis di 'anu'-nya Bapak," cablak Claudia. "Kalau Bapak maunya langsung, ya udah nanti keluarin di luar."

"Claudia," geram Ryuga tertahankan.

"Apa, Pak Ryuga, apa?" potong Claudia penuh emosi. Dadanya naik turun. Dia hampir saja melepas keperawanannya. Namun, cowok di sampingnya ini tak mau memerawaninya.

"Atau Pak Ryuga takut Clau nggak bisa puasin Bapak? Iya, gitu? Atau karena tubuh Clau nggak sesexy cewek-cewek yang pernah tidur sama Pak Ryuu--

Ucapan Claudia terputus sebab Ryuga lebih dulu membungkam mulutnya lewat bibirnya. Gadis itu terlalu banyak bicara yang bukan-bukan.

Pagutan itu terlepas karena Claudia hampir kehabisan napas. Kening Ryuga menempel di kening Claudia. Napas laki-laki itu juga memburu. Kilat gairah jelas terpancar di mata hitam legamnya.

Ryuga sengaja menurunkan tubuhnya agar bisa menyapa milik Claudia. Cewek itu melenguh.

"Saya ingin kamu, Claudia," kata Ryuga dengan suaranya yang berat.

Claudia tak sedikit pun mengalihkan tatapannya. Dia terlena. Ryuga terlalu memesona. Kulitnya yang terlalu putih untuk ukuran seorang cowok. Matanya yang sipit dan rambut panjang selehernya membuat Ryuga tampak seksi.

"Clau juga," balasnya.

Kepala Ryuga menggeleng. Bibirnya mengulas senyum tipis. Ada yang membuat Ryuga enggan melakukannya.

"Kamu takut. Saya bisa lihat itu di mata kamu."

Yap, itu dia.

Mendengarnya, Claudia tersedak air ludahnya sendiri. Apakah itu terlihat jelas? Sejujurnya, Claudia memang takut karena ini pertama kali baginya.

"Apa alasan kamu ingin tidur dengan saya?"

Alasan bagus apa ya kira-kira yang bisa Claudia gunakan?

***

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh catatanintrovert

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku