Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
“Kita putus!” ucap seorang pria yang melemparkan cincin pertunangannya, pria itu sudah kewalahan menghadapi sikap gadis yang sedang menari-nari di depannya, bukannya merasa sedih atau marah. Hal itu justru membuat Cherry tertawa bahagia.
Sementara Rama hanya bergeming dan menggelengkan kepalanya karena merasa heran dengan sikap gadis yang kini sudah berstatus sebagai mantan tunangannya itu. Sejak dulu Cherry tidak pernah mencintai Rama. Namun, kedua orang tua mereka tetap kekeh untuk menjodohkan mereka berdua.
“Wah, ini adalah kabar bahagia untukku. Terima kasih ya, Rama,” sahut Cherry seraya melayangkan kecupan di pipi mantan tunangannya itu sebagai tanda kecupan terakhir darinya, “Kalau begitu aku pamit dulu ya, see you next time, mantan tunangan.”
Gadis itu berlari dengan penuh rasa bahagia ketika Rama memutuskan hubungan pertunangan mereka. Langkahnya tertuju kepada taman yang tak jauh dari lokasi danau yang tadi dia datangi bersama Rama.
“Akhirnya, perjuanganku membuat Rama bosan denganku berhasil.” Cherry kembali menari membawa hatinya yang bahagia karena Rama telah memutuskan pertunangan mereka, meski memakai gaun, tapi gadis itu tetap lincah untuk menggerakkan tubuhnya. Sejak kecil Cherry memang hobi menari dan berhasil memenangkan berbagai penghargaan berupa medali, piala dan sertifikat cetak.
“Dasar gadis gila!” pekik Shasha yang berlari menghampirinya.
“Eh enak aja kalau ngomong, suka sembarangan! Aku gak gila tahu!” ketus Cherry.
“Lah, kalau gak gila ngapain joget-joget sendirian? Malah tarinya lincah banget,” gerutu Shasha.
“Jangan-jangan habis kencan ya sama Rama? Ayo mengaku saja!”
Shasha menyenggol sikut temannya itu hingga membuatnya terjatuh di atas kursi yang tak jauh dari pohon, gadis itu terjatuh sempurna dengan gaun putihnya. Layaknya Cinderella yang sedang menantikan seorang pengeran.
“Shasha!” pekik Cherry yang memukul gaunnya dengan kekuatan penuh.
“Ada apa, Cherry? Bukannya tadi kamu bahagia? Sekarang kok malah teriak-teriak gak jelas. Kasihan banget anak tante Sabrina, cantik tapi gesrek,” ledek Shasha seraya memeletkan lidah.
“Beraninya kamu bilang aku gesrek, awas ya kamu.”
Cherry menggerutu kesal, semakin dia merasa kesal kepada Shasha, maka semakin erat dia mencengkeram gaun putih yang dia kenakan itu. Gadis itu terlihat gusar dengan kelakuan sahabatnya. Cherry bangkit dari duduknya dan mengejar sahabatnya yang sedang berlari karena menghindari serangannya.
“Ampun, Cherry. Jangan kejar aku.” teriak gadis yang sedang dia kejar itu.
Mereka berlari kecil saling mengejar satu sama lain, tiba-tiba datang sosok pria tampan yang berdiri tepat di depan raga sahabatnya itu. Seketika Cherry menghentikan langkahnya ketika melihat sosok pria tampan itu yang berada di dekat Shasha, gadis itu bisa memastikan bahwa sosok tersebut bukanlah manusia, melainkan makhluk yang berbeda dengan alam manusia atau makhluk astral.
“Shasha! Menjauh dari sana!” pekik Cherry yang memerintahkan sahabatnya agar menjauh dari sosok pria tampan itu. Tapi sahabatnya malah terpesona dengan sosok yang menyerupai pria tampan itu dan memilih untuk mendekatinya.
“Apa maksudmu? Apakah aku harus menjauhi pria tampan ini?” pekik Shasha yang membalas ucapan temannya.
“Dia bukan manusia,” ucapnya spontan.
“What? Jika bukan manusia dia siapa?”
Shasha mengangkat kedua bahunya dan kembali menoleh kebelakang, seketika dia terperangah ketika melihat sosok yang berdiri di belakangnya tiba-tiba saja menghilang dari penglihatannya. Cherry berlari menghampirinya dan menyambar pergelangan tangan sahabatnya lalu membawanya pergi dengan kekuatan gaibnya, membuat Shasha semakin kebingungan dan berteriak saat melihat bangunan luas yang tak tahu itu entah dimana.
“Cherry!” teriak Shasha.
“Yes, nona Shasha,” sahut Cherry dengan raut wajah santainya, seolah tidak terjadi apa-apa dengannya. Cherry sudah terbiasa dengan kondisi tersebut hingga perlahan rasa takutnya sudah tergantikan dengan sejuta keberanian. Namun tetap saja Cherry tidak ingin mempergunakan kekuatannya itu untuk hal-hal yang masih dia lakukan dengan tangan kosong.
“Lagi-lagi kamu membawaku ke tempat yang tidak kuduga, kita berada di mana sih, Cherry? Jangan membuatku penasaran,” rutuk Shasha, yang menelusuri secara detail setiap tempat yang tak pernah dia kunjungi sebelumnya.
Ini bukan yang pertama kali Cherry membawanya ke tempat yang aneh. Saat sedang menelusuri tempat tersebut, tiba-tiba Shasha di kejutkan dengan kehadiran sepasang kekasih yang sedang melaksanakan acara lamaran di suatu istana. Ya, ternyata Cherry telah membawanya ke istana.
“Coba kamu lihat di sana!” titah Cherry yang menunjukkan ke arah sepasang kekasih yang sedang bertukar cincin, gadis itu menjadi terharu karena adegan pertukaran cincin yang sangat romantis yang sedang berlangsung di depannya.