Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Teman Tapi Menikah

Teman Tapi Menikah

Hada_tm

5.0
Komentar
4.3K
Penayangan
117
Bab

Follow ig: Hada_tm96 Niatnya Riska hanya ingin membantu sahabatnya untuk menghentikan harapan Sekretaris sahabatnya. Namun, kunjungan mendadak Kakek sahabatnya malah berujung salah paham. Karena kesalah pahaman itu, mereka di paksa untuk menikah. Tidak pernah terlintas sedikit pun di benak Riska untuk menikah dengan sahabatnya. Bagaimana Riska akan menjalani pernikahannya dengan sang sahabat

Bab 1 Permintaan

Di dalam sebuah apartemen, sepasang sahabat sedari kecil sedang terlibat perdebatan.

Mata wanita itu melotot, menatap tajam sahabatnya yang terlihat sangat santai. Sedangkan sang sahabat hanya memandang wanita itu tanpa banyak bicara.

"Angga, yang benar saja, masa aku harus pakai baju kayak gini sih," keluh sang wanita.

Wanita tersebut bernama Riska. Riska, Angga dan Fajar, mereka sudah berteman dari kecil. Rumah mereka juga berdekatan, orang tua mereka juga berhubungan sangat baik, sehingga tidak heran mereka sangatlah akrab.

"Nggak apa-apa, kamu pakai itu dulu. Toh juga cuma sebentar." Angga membujuk Riska supaya mau memakainya.

"Tapi nggak baju seperti ini juga kali. Pokoknya aku nggak mau pakai ini."

Riska sekali lagi memperhatikan pakaian yang sangat minim dan transparan di tangannya. Bagaimana bisa Angga menyuruhnya memakai pakaian seperti itu pikirnya.

Meskipun mereka berteman sedari kecil, bahkan mereka juga pernah mandi bersama, tapi itu kan saat mereka masih kecil. Sekarang jika Riska memakai pakaian yang terlalu terbuka, Riska akan merasa malu, meskipun itu di depan sahabatnya.

"Riska cantik, kamu tadi kan sudah janji bakal bantuin aku. Dipakai ya bajunya, hanya sebentar kok," bujuk angga.

"Nggak mau. Aku malu Angga kalau harus pakai baju kurang bahan seperti ini. Bagaimana kalau," belum selesai ucapan Riska, bell apartemen Angga berbunyi.

Mereka kompak menoleh ke arah pintu. Mereka yakin jika yang datang adalah alasan Angga meminta Riska untuk memakai lingerie.

"Sekali ini saja, ya. Aku mohon," pinta Angga dengan wajah memelas.

"Kamu mah gitu." Riska cemberut kesal dengan Angga.

Beberapa jam sebelumnya. Mereka tengah mengobrol di cafe milik Fajar. Angga mengatakan permintaannya kepada Riska. Memohon agar Riska mau membantunya untuk menjauhkan sekretarisnya yang selalu mengejarnya.

"Kenapa nggak kamu tolak langsung sih Ga?" tanya Riska heran.

"Aku udah nolak dia berkali-kali, tapi dianya saja yang bermuka tebal, tidak tahu malu."

"Lalu aku bisa bantu kamu apa?"

Angga kemudian menjelaskan rencananya untuk menghempaskan sekretarisnya yang bernama Siska. Begitu mendengar penjelasan Angga, Riska sontak langsung berdiri dan menggebrak meja.

"Kamu gila ya," ucap Riska sambil memukul Angga dengan tasnya.

"Aw, aw, berhenti Riska," ucapnya sambil menahan tangan Riska agar berhenti memukulnya. "Kali ini saja, kamu tolongin aku ya," ujar Angga.

Melihat tatapan putus asa sahabatnya, Riska akhirnya memutuskan untuk membantu Angga.

"Ok, aku bantu, tapi cuma kali ini saja. Tidak ada lain kali," ucapnya final.

" ok, nggak masalah," ucap Angga tersenyum.

*

Yang tidak Riska sangka adalah, Angga memintanya untuk memakai lingerie yang sangat seksi menurutnya. Jika Riska tahu akan disuruh memakai lingerie, Riska tidak akan menyetujui untuk membantu Angga.

Angga menarik Riska memasuki kamarnya, membiarkan Riska untuk berganti pakaian. Tidak bisa disebut pakaian sebenarnya, karena itu sebuah lingerie berwarna hitam yang akan menunjukkan lekukan tubuh Riska saat dia memakainya.

"Kamu ganti ya Ris, kali ini saja. Aku janji nggak akan ada lain kali," pinta Angga. Angga kemudian keluar dari kamarnya, untuk membukakan pintu.

Riska menatap kepergian Angga dengan cemberut. Biar bagaimanapun, sedekat apapun mereka, Riska tetap mempunyai rasa malu, apalagi jika harus memakai pakaian kurang bahan seperti yang di tangannya.

"Ah, aku pakai ini saja," gumamnya sambil mengambil kemeja Angga di lemari. Melempar lingerie yang diberikan Angga padanya tadi.

Tidak butuh waktu lama, Riska mengganti pakaiannya dengan kemeja milik Angga.

"Ini lebih baik," ucapnya sambil melihat dirinya yang memakai kemeja Angga yang kebesaran di badannya. Riska menatap pantulan dirinya di cermin. Kemeja yang kebesaran cukup untuk menutupi setengah dari pahanya.

Melihat jika kemeja Angga bisa sampai setengah pahanya, Riska memutuskan tidak akan memakai celana. Riska hanya akan menggunakan dalaman saja. Apalagi ini untuk membuat sekretaris Angga menyerah padanya.

Saat sedang bercermin, Riska mendengar suara ribut di luar. Sudah pasti itu Angga dan sekretarisnya. Dengan penuh percaya diri Riska lalu mengacak-acak rambutnya, mengusap lipstiknya hingga belepotan di pipinya, membuka dua kancing kemeja bagian atas, sehingga membuat bahunya sedikit terekspos.

"Sempurna," ucapnya sambil berkaca melihat penampilannya sekali lagi.

Riska membuka pintu kamar, membuat Siska dan Angga yang sedang duduk di sofa langsung menoleh padanya.

Mereka menatap dengan pandangan yang berbeda.

"Siapa wanita itu, kenapa berpenampilan seperti itu, apalagi dia baru keluar dari kamar Angga. Tunggu, kamar Angga," batin Siska berkecamuk saat melihat Riska keluar dari kamar Angga dengan berpenampilan berantakan seperti itu.

"Tidak kusangka, Riska bisa terlihat sangat cantik dan seksi di saat yang bersamaan. Tunggu, dia tidak memakai lingerie yang kuberikan, tapi dia memakai kemejaku," batin Angga, menilai penampilan Riska yang malah terlihat sangat seksi di matanya.

"Sayang, kenapa ribut sekali, aku masih mengantuk," ucapnya sambil melangkah mendekati Angga. Riska lalu bergelayut manja di lengan Angga.

"Sayang ayo tidur lagi." Riska menarik-narik tangan Angga.

Angga menahan senyum di bibirnya, melihat Riska yang sedang bergelayut manja di lengannya.

"Akting yang sangat sempurna," batin Angga memuji Riska.

"Sayang, dia siapa?" Riska pura-pura terkejut melihat adanya Siska disana.

Riska kemudian duduk dan memegang kemeja Angga yang melorot di bagian bahunya.

"Maaf, saya tidak tahu jika ada tamu," ucap Riska dengan tampang menyesal.

"Hanya sekertaris yang membawakan dokumen, untuk meminta tanda tanganku." Angga memeluk Riska dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya digunakan untuk merapikan rambut Riska yang berantakan.

"Oh, sekertaris kamu, apa sudah selesai?"

"Aku ke ruang kerja sebentar ya, untuk tanda tangan. Kamu temani dia sebentar," ucap Angga.

Sebelum pergi, Angga mencium kening Riska sebentar.

"Dasar cari-cari kesempatan," umpat Riska dalam hati.

Riska buru-buru tersenyum kembali, menormalkan raut wajahnya yang tadi sempat cemberut.

"Oh iya, sampai lupa, mau minum apa Mbaknya?" Riska bertanya sopan.

"Tidak perlu repot-repot, saya juga tidak akan lama disini," jawab Siska, menatap penampilan Riska sekarang.

Jika dalam kondisi normal, Riska pasti akan sangat malu tak tertahankan, tetapi ini memang tujuannya berpenampilan seperti ini, agar wanita di depannya ini berhenti mengejar Angga.

"Oh, ok kalau begitu," ucap Riska tersenyum.

"Apa dia tidak berniat untuk mengganti bajunya," batin Siska sambil menatap Riska.

"Maaf ya Mbak, kan cuma sebentar jadi saya tidak usah berganti baju. Soalnya saya sedang suka sekali memakai bajunya Angga," ucap Riska tanpa malu-malu.

Siska hanya tersenyum menanggapi ucapan Riska.

Perasaan Siska sekarang sedang campur aduk. Sudah bukan rahasia lagi, jika Siska menyukai Angga yang notabenenya adalah atasannya sendiri.

Siska selalu merasa, selama tidak ada wanita di samping Angga, dia masih punya kesempatan untuk memenangkan hati Angga.

Tujuan Siska pergi ke apartemen Angga, selain untuk meminta tanda tangan, Siska juga mencoba peruntungannya. Siska ingin menggoda Angga, dengan dia memakai baju yang seksi seperti yang dikenakannya sekarang. Siska pikir akan ada kesempatan untuknya, apalagi di dalam apartemen Angga, siska sudah mempersiapkan segalanya. Tapi rencana yang sudah disusunnya sedemikian rupa, sekarang hancur tak bersisa.

"Itu, kalau boleh tanya, kamu siapanya Pak Angga ya?" tanya Siska ragu-ragu.

"Oh, kenalkan, namaku Riska, tunangannya Angga," jawab Riska mengulurkan tangannya.

"Tu-tunangan?" ucap Siska dengan tampang bodohnya. Dia tidak menyangka jika atasan yang sudah sejak lama di kaguminya, sudah mempunyai tunangan. Apalagi tunangannya cantik.

Sebagai wanita, Siska tidak bisa, tidak merasa iri dengan kecantikan Riska. Di mata Siska, kecantikan Riska adalah kecantikan yang langka.

"Iya tunangan, kamu pasti Siska kan, sekretarisnya Angga?"

"I-iya."

"Kedepannya kita pasti akan sering bertemu, karena aku nanti akan sering ke kantornya Angga."

"Kok Siska nggak kamu kasih minum sayang?" Angga menyela percakapan tunangan palsunya dengan Siska.

"Sudah selesai, aku masih mengantuk." Riska berdiri, lalu menghampiri Angga dan memeluknya dengan manja.

"Iya, sudah selesai," ucapnya sambil menepuk pelan kepala Riska.

Siska menatap pemandangan di depan matanya dengan perasaan yang campur aduk. Untuk pertama kalinya, dia melihat Angga memperlakukan wanita selembut itu.

Tidak ingin sakit hatinya semakin menjadi, Siska meminta dokumen yang sudah di tanda tangani Angga, dan segera pergi dari apartemennya.

"Ayo sayang, kita antar Siska keluar dulu," ajak Angga, merangkul pinggang Riska dengan mesra.

"Akting yang sangat bagus sayang," ucap Angga begitu Siska sudah keluar.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Pemuas Nafsu Keponakan

Pemuas Nafsu Keponakan

kodav
5.0

Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Aku, Rina, seorang wanita 30 Tahun yang berjuang menghadapi kesepian dalam pernikahan jarak jauh. Suamiku bekerja di kapal pesiar, meninggalkanku untuk sementara tinggal bersama kakakku dan keponakanku, Aldi, yang telah tumbuh menjadi remaja 17 tahun. Kehadiranku di rumah kakakku awalnya membawa harapan untuk menemukan ketenangan, namun perlahan berubah menjadi mimpi buruk yang menghantui setiap langkahku. Aldi, keponakanku yang dulu polos, kini memiliki perasaan yang lebih dari sekadar hubungan keluarga. Perasaan itu berkembang menjadi pelampiasan hasrat yang memaksaku dalam situasi yang tak pernah kubayangkan. Di antara rasa bersalah dan penyesalan, aku terjebak dalam perang batin yang terus mencengkeramku. Bayang-bayang kenikmatan dan dosa menghantui setiap malam, membuatku bertanya-tanya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup dengan beban ini. Kakakku, yang tidak menyadari apa yang terjadi di balik pintu tertutup, tetap percaya bahwa segala sesuatu berjalan baik di rumahnya. Kepercayaannya yang besar terhadap Aldi dan cintanya padaku membuatnya buta terhadap konflik dan ketegangan yang sebenarnya terjadi. Setiap kali dia pergi, meninggalkan aku dan Aldi sendirian, ketakutan dan kebingungan semakin menguasai diriku. Di tengah ketegangan ini, aku mencoba berbicara dengan Aldi, berharap bisa menghentikan siklus yang mengerikan ini. Namun, perasaan bingung dan nafsu yang tak terkendali membuat Aldi semakin sulit dikendalikan. Setiap malam adalah perjuangan untuk tetap kuat dan mempertahankan batasan yang semakin tipis. Kisah ini adalah tentang perjuanganku mencari ketenangan di tengah badai emosi dan cinta terlarang. Dalam setiap langkahku, aku berusaha menemukan jalan keluar dari jerat yang mencengkeram hatiku. Akankah aku berhasil menghentikan pelampiasan keponakanku dan kembali menemukan kedamaian dalam hidupku? Atau akankah aku terus terjebak dalam bayang-bayang kesepian dan penyesalan yang tak kunjung usai?

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku