/0/19206/coverorgin.jpg?v=73b6aa1e2c1c449e7b4a460ba003c584&imageMogr2/format/webp)
“Telat lamaran, siap-siap jadi tamu undangan. Makan sendirian di meja prasmanan tanpa gandengan. Duh … kasihan.”
Ah, sial. Kalimat candaan yang dilontarkan Luna benar-benar membuatku ingin memijat pelipis. Pusing. Segera kupacu mobil agar cepat sampai rumah.
Kutaruh undangan jenis fortic yang terdiri dari beberapa lembar tema rustic dengan sentuhan ornamen kain goni dan tali jerami. Di dalamnya ada foto calon mempelai yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya. Ratu, salah satu sahabatku dari zaman seragam biru putih akan segera menikah di usia dua puluh empat tahun.
Tadi di kantor, sempat kubuka undangan itu. Mempelai wanita tampak tersenyum bahagia menatap calon suami yang berprofesi sebagai abdi negara. Duh, iri sekali melihatnya.
“Baru pulang, Kal?” Mama melangkah dari arah dapur sambil membawakanku segelas air.
"Iya, Ma," jawabku singkat.
Aku sedikit mengubah posisi saat wanita terkasih itu menyodorkan air minum yang dibawanya. Segera kuteguk air putih itu hingga tandas.
“Haus apa haus?” ledek Mama.
Aku hanya tersenyum dengan kembali ke posisi semula. Meraih remot TV dan mengganti saluran. Ketika tangan ini memencet tombol remot, di saat yang bersamaan Mama meraih kertas yang tadi kutaruh asal.
“Undangan dari siapa?”
“Ratu, Ma.”
Wajah mamaku tampak antusias sembari membuka plastik yang membungkus kertas undangan itu.
“Masya Allah, gagah banget calonnya Ratu, ganteng pula.”
Aku tak menjawab meski sempat melirik Mama yang tampak terpukau melihat foto pre wedding salah satu sahabatku itu.
“Kok, Mama malah ngomong sendiri, ya. Enggak ada tanggapan apa-apa.” Mama mulai menyindir.
“Iya, Ma. Kalila dengerin, kok,” jawabku tanpa mengalihkan pandangan dari arah TV yang menyuguhkan salah satu kartun favoritku. Rainbow Ruby.
“Mama bilang apa, coba?”
“Mama bilang calon suami Ratu gagah dan ganteng.”
“Masih bagus ternyata.”
“Apanya?”
“Indra pendengaranmu.”
"Ish, Mama!" protesku.
Wanita yang sangat Papa cintai itu mencubit pipiku gemas. Aku mengubah posisi memutar kepala ke arah berlawanan, tidur di pangkuan Mama. Belaian tangan lembut di kepala yang tertutup hijab ini membuat rasa kantuk mulai datang. Namun, belum sempat terpejam, derap kaki terdengar menuruni tangga.
“Jangan terlalu asyik dielus-elus sama tangan Mama, Kal. Buruan cari suami!” Suara bariton Papa terasa menusuk kendang telinga.
Dikira cari suami kayak nangkap nyamuk apa ? Hap! Lalu ditangkap, batinku.
“Iya, Pa …,” jawabku malas.
“Iya apa?”
“Katanya suruh nyari suami.”
“Kapan?”
“Minggu depan kalau enggak hujan,” jawabku sekenanya.
Mama terkekeh dengan telapak tangan masih membelai kepala anak semata wayangnya ini.
“Aamiin,” ucap Papa.
“Kok, aamiin, Pa?” tanyaku.
“Setiap ucapan adalah doa. Kamu bilang minggu depan kalau enggak hujan, kan? Semoga saja memang dikabulkan ketemu jodohnya tujuh hari lagi.”
/0/13524/coverorgin.jpg?v=20250123145340&imageMogr2/format/webp)
/0/7998/coverorgin.jpg?v=5575add4ad5a02e722cc49d8bbe4012d&imageMogr2/format/webp)
/0/15667/coverorgin.jpg?v=661bcbfb98432b326f145a2fa7ba9dfe&imageMogr2/format/webp)
/0/12072/coverorgin.jpg?v=4eab18104d90369d4fb0372bd91d7015&imageMogr2/format/webp)
/0/20413/coverorgin.jpg?v=20241128095111&imageMogr2/format/webp)
/0/12242/coverorgin.jpg?v=3f4c35df759a421233796731ef9d1aa0&imageMogr2/format/webp)
/0/17676/coverorgin.jpg?v=c838b304dcffa7016fddab1360bd3c1c&imageMogr2/format/webp)
/0/16738/coverorgin.jpg?v=78834ef12abc12ccf44e059c7fbc7d75&imageMogr2/format/webp)
/0/21474/coverorgin.jpg?v=3c0dabddd10d96d6a46e25c83ae3acc7&imageMogr2/format/webp)
/0/7117/coverorgin.jpg?v=0488c2f07bd899e58e09bfd23532f27d&imageMogr2/format/webp)
/0/12689/coverorgin.jpg?v=5f18ad5d904360b470f1120a07894116&imageMogr2/format/webp)
/0/21036/coverorgin.jpg?v=59d063bb8c8dcdf0fd1287fee0456278&imageMogr2/format/webp)
/0/8546/coverorgin.jpg?v=fbf9b0193808dfbf370ab42642e71e9f&imageMogr2/format/webp)
/0/18381/coverorgin.jpg?v=d9bc88ac68a7d05c397fcbb99a23090e&imageMogr2/format/webp)
/0/21621/coverorgin.jpg?v=fea238469818ea92d629a4bbbdbf5f64&imageMogr2/format/webp)
/0/6686/coverorgin.jpg?v=8f57c8487015cd2c6ba77b57592e0dbc&imageMogr2/format/webp)
/0/8094/coverorgin.jpg?v=66e57ae9fa36a1754fd96f0abedfde6d&imageMogr2/format/webp)
/0/13634/coverorgin.jpg?v=20250123145533&imageMogr2/format/webp)